backup og meta
Kategori

3

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Kehamilan Kembar Tidak Terdeteksi, Bagaimana Bisa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Kehamilan Kembar Tidak Terdeteksi, Bagaimana Bisa?

    Menanti kelahiran buah hati tentu akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap calon ibu. Namun, saat tiba waktunya bayi lahir, ibu terkejut ketika mendapati ternyata ia melahirkan sepasang bayi kembar. Padahal, selama ini sang ibu meyakini bahwa ia hanya mengandung satu anak. Bagaimana bisa kehamilan kembar tidak terdeteksi? Simak penjelasannya berikut ini.

    Apa yang menyebabkan kehamilan kembar tidak terdeteksi?

    Meskipun saat ini kita hidup di era dengan teknologi yang mutakhir, ternyata masih ada beberapa kasus langka di mana kehamilan kembar tidak terdeteksi, baik oleh ibu dan dokter.

    Hal tersebut kemungkinan besar dapat terjadi pada ibu hamil yang tinggal di daerah terpencil, kurang mendapatkan edukasi mengenai pentingnya memeriksakan kehamilan, atau faktor kesehatan lainnya.

    Fasilitas dan tenaga medis yang kurang memadai

    Di dunia ini, tidak semua orang bisa mendapatkan akses terhadap fasilitas dan tenaga medis yang layak. Ibu hamil mungkin tidak mengetahui apakah ia tengah mengandung dua bayi, bahkan setelah memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.

    Menurut situs World Health Organization, sekitar 4 dari 10 wanita hamil di dunia tidak mendapatkan perawatan dan pemeriksaan semasa kehamilan. Hal ini tentunya meningkatkan risiko kesalahan dalam mendeteksi kehamilan.

    Selain karena tidak adanya pusat kesehatan terdekat yang dapat dikunjungi oleh ibu hamil, ada hal-hal tertentu yang menyebabkan kehamilan kembar tidak terdeteksi. Bisa jadi diakibatkan oleh fasilitas pusat kesehatan yang tidak lengkap, atau tenaga medis mungkin kurang tepat dalam membaca hasil tes USG.

    Ibu hamil enggan memeriksakan diri

    Selain kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia, masih banyak ibu hamil yang merasa tidak butuh melakukan pemeriksaan kesehatan apapun selama kehamilan.

    Di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia, masih cukup banyak ibu yang tinggal di daerah yang memilih ke dukun bayi ketimbang bidan atau dokter kandungan.

    Padahal pemeriksaan rutin selama kehamilan tak hanya bida mendeteksi bayi kembar atau tidak. Namun, hal ini juga penting dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin.

    Menurut data World Health Organization, pemeriksaan rutin saat hamil dapat mencegah masalah saat persalinan hingga kehamatian janin saat lahir.

    Bagaimana supaya kehamilan kembar bisa terdeteksi?

    Kehamilan kembar yang tidak terdeteksi berpotensi mengakibatkan penanganan yang kurang tepat. Hal ini tentunya berisiko membahayakan keselamatan ibu dan bayi.

    Jadi, pastikan Anda memilih prosedur pemeriksaan sesuai standar dan rajin berkonsultasi ke dokter, supaya kehamilan kembar dapat terdeteksi secara akurat.

    Berikut adalah beberapa tips yang perlu dilakukan:

    USG di waktu yang tepat

    Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa tes ultrasonografi atau USG selalu menunjukkan hasil yang 100% akurat. Namun, sedikit yang tahu bahwa USG yang dilakukan pada masa-masa awal kehamilan (trimester pertama) belum dapat menghasilkan informasi yang tepat.

    Apalagi jika dalam kasus kehamilan kembar ini. Bila Anda melakukan USG di awal trimester pertama, ukuran janin masih sangat kecil dan detak jantungnya belum begitu terdengar.

    Maka itu, sebaiknya lakukan USG ketika kehamilan Anda memasuk trimester kedua atau setelah usia kehamilan 8 minggu. Biasanya, ketika itu detak jantung sang janin sudah lebih kencang dan bisa terdeteksi oleh gelombang USG.

    Menggunakan jenis tes USG yang lebih jelas

    Tes USG terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari tampilan yang dihasilkannya. Kesalahan dalam mendeteksi jumlah bayi biasanya terjadi pada tes USG 2 dimensi, di mana dokter biasanya hanya dapat melihat kandungan dari satu sisi saja.

    Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya coba tes USG 3D atau 4D. Karena USG jenis ini dapat menangkap foto dengan hasil yang lebih jelas dan nyata, kemungkinan untuk kehamilan kembar tidak terdeteksi sangatlah kecil.

    Rajin memeriksakan kandungan ke dokter

    Jika Anda mungkin merasa bahwa Anda sedang mengandung bayi kembar, atau mungkin Anda sudah mengetahui hasilnya dari USG, pastikan Anda rutin melakukan check up ke dokter kandungan.

    Menurut World Health Organization, pemeriksaan kesehatan saat hamil setidaknya dilakukan sebanyak 8 kali, dengan jadwal seperti berikut:

    • Kunjungan ke-1: saat kehamilan berusia 12 minggu
    • Kunjungan ke-2: saat kehamilan berusia 20 minggu
    • Kunjungan ke-3: saat kehamilan berusia 26 minggu
    • Kunjungan ke-4: saat kehamilan berusia 30 minggu
    • Kunjungan ke-5: saat kehamilan berusia 34 minggu
    • Kunjungan ke-6: saat kehamilan berusia 36 minggu
    • Kunjungan ke-7: saat kehamilan berusia 38 minggu
    • Kunjungan ke-8: saat kehamilan berusia 40 minggu

    Bila memasuki minggu ke-40 tapi ibu belum ada tanda-tanda persalinan juga, sebaiknya saat minggu ke-41 periksakan diri lagi ke dokter.

    Kehamilan kembar memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding kehamilan biasa. Ada kemungkinan bahwa hamil kembar bisa menimbulkan beberapa komplikasi, seperti kelahiran prematur.

    Namun, Anda tidak perlu khawatir. Selama Anda tidak melewatkan jadwal periksa kandunga ke dokter dan selalu berkonsultasi mengenai gejala-gejala atau masalah selama kehamilan, maka bayi kembar di dalam perut Anda akan baik-baik saja.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan