Di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia, masih cukup banyak ibu yang tinggal di daerah yang memilih ke dukun bayi ketimbang bidan atau dokter kandungan.
Padahal pemeriksaan rutin selama kehamilan tak hanya bida mendeteksi bayi kembar atau tidak. Namun, hal ini juga penting dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
Menurut data World Health Organization, pemeriksaan rutin saat hamil dapat mencegah masalah saat persalinan hingga kehamatian janin saat lahir.
Bagaimana supaya kehamilan kembar bisa terdeteksi?
Kehamilan kembar yang tidak terdeteksi berpotensi mengakibatkan penanganan yang kurang tepat. Hal ini tentunya berisiko membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
Jadi, pastikan Anda memilih prosedur pemeriksaan sesuai standar dan rajin berkonsultasi ke dokter, supaya kehamilan kembar dapat terdeteksi secara akurat.
Berikut adalah beberapa tips yang perlu dilakukan:
USG di waktu yang tepat
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa tes ultrasonografi atau USG selalu menunjukkan hasil yang 100% akurat. Namun, sedikit yang tahu bahwa USG yang dilakukan pada masa-masa awal kehamilan (trimester pertama) belum dapat menghasilkan informasi yang tepat.
Apalagi jika dalam kasus kehamilan kembar ini. Bila Anda melakukan USG di awal trimester pertama, ukuran janin masih sangat kecil dan detak jantungnya belum begitu terdengar.
Maka itu, sebaiknya lakukan USG ketika kehamilan Anda memasuk trimester kedua atau setelah usia kehamilan 8 minggu. Biasanya, ketika itu detak jantung sang janin sudah lebih kencang dan bisa terdeteksi oleh gelombang USG.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar