backup og meta
Kategori

22

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Penyebab Keluarnya Flek Saat Hamil pada Tiap Trimester

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Penyebab Keluarnya Flek Saat Hamil pada Tiap Trimester

    Pernahkah Anda mengalami flek selama masa kehamilan? Kondisi ini tentu membuat ibu hamil resah dan khawatir dengan kondisi janinnya. Memang tidak semua kasus flek saat hamil berbahaya, tetapi ada juga yang menjadi tanda masalah pada kehamilan.

    Berikut penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengatasinya.

    Flek saat hamil trimester pertama

    flek saat hamil

    Meski mengundang banyak tanya, kebanyakan kasus flek cokelat saat hamil muda (trimester pertama kehamilan) sebenarnya adalah hal yang normal.

    Bercak darah yang disebut perdarahan implantasi ini wajar terjadi pada satu dari lima wanita hamil selama trimester pertama kehamilan.

    Pada awal masa kehamilan (sekitar 6–12 hari setelah pembuahan), embrio mulai menempel pada dinding rahim, kemudian menyebabkan perdarahan ringan.

    Banyak wanita menganggap bercak darah ringan ini sebagai permulaan siklus menstruasi baru. Padahal, ini merupakan flek ringan yang biasanya muncul saat hamil muda.

    Tidak perlu khawatir karena perdarahan implantasi tidak sebanyak darah haid dan hanya berlangsung beberapa jam hingga hari. Bercak ringan ini juga tidak akan membahayakan calon bayi.

    Sebagian besar wanita yang mengalami pendarahan implantasi juga akan menjalani kehamilan yang normal dan melahirkan bayi yang sehat.

    Selain karena perdarahan implantasi, flek darah saat hamil muda bisa juga terjadi karena faktor lainnya.

    Beberapa contohnya yaitu perubahan hormon sehingga serviks (leher rahim) lebih mudah berdarah serta penetrasi penis yang terlalu keras saat berhubungan seks.

    Flek darah saat hamil muda bisa jadi tanda bahaya

    Kendati wajar, flek cokelat saat hamil muda (trimester pertama kehamilan) juga bisa menjadi tanda komplikasi seperti keguguran, hamil anggur, hingga kehamilan ektopik.

    Faktanya, sebagian besar kasus keguguran memang terjadi ketika usia kandungan 13 minggu. Salah satu tandanya ialah keluarnya flek saat hamil.

    Gejala lainnya yang perlu Anda waspadai yakni:

  • sakit punggung ringan sampai berat,
  • berkurangnya berat badan,
  • keluar lendir berwarna merah muda dan putih dari vagina,
  • kram atau kontraksi, dan
  • keluar gumpalan darah dari vagina.
  • Bila Anda mengalami keguguran, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan kuret untuk mengeluarkan janin dan membersihkan rahim.

    Flek saat hamil trimester kedua dan ketiga

    Pada beberapa kondisi, keluarnya flek cokelat saat hamil muda seperti pada trimester pertama adalah hal wajar.

    Namun, apabila ibu masih mengalami hal yang sama selama trimester kedua dan ketiga, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter. 

    Pasalnya, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan flek saat hamil trimester kedua dan ketiga. Berikut beberapa di antaranya.

    1. Plasenta previa

    Plasenta previa merupakan kondisi ketika plasenta menutup sebagian atau seluruh serviks.

    Kondisi ini bisa terlihat lewat pemeriksaan USG pada trimester kedua dan trimester ketiga lewat tanda flek saat hamil.

    Apabila ibu hamil mengalami flek cokelat saat hamil atau bahkan perdarahan hebat, segera konsultasikan dengan dokter.

    Biasanya, dokter akan menyarankan pasien untuk menghindari aktivitas berat untuk mengistirahatkan panggul. Ini termasuk menghindari hubungan intim untuk sementara. 

    2. Plasenta abruptio atau solusio

    Plasenta solusio, yaitu lepasnya plasenta dari dinding rahim, dapat terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.

    Selain munculnya flek, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berat sampai pembekuan darah yang ditandai dengan sakit perut, kram, nyeri sekitar uterus, dan nyeri punggung. 

    3. Bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth)

    penyakit tiroid stillbirth

    Kondisi bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth) biasanya ditandai dengan perdarahan saat hamil.

    Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) menyebutkan, stillbirth dapat terjadi sejak usia kehamilan ke-27 minggu.

    Tanda-tanda stillbirth antara lain nyeri perut atau kram, perdarahan dari vagina, dan kontraksi.

    Sementara itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko ibu hamil mengalami still birth yaitu:

    • kegemukan,
    • kebiasaan merokok,
    • kehamilan usia lanjut,
    • ibu mengandung bayi lebih dari satu (kembar), dan
    • adanya komplikasi kehamilan.

    4. Rahim robek (ruptur uteri)

    Perdarahan juga bisa menandakan rahim robek atau ruptur uteri saat persalinan. Tanda utamanya yaitu adanya jeda pada kontraksi selama persalinan.

    Faktor yang meningkatkan risiko robeknya rahim adalah riwayat operasi caesar yang pernah ibu jalani.

    5. Luka pada serviks

    Perdarahan atau flek cokelat saat kehamilan juga bisa terjadi karena trauma serviks. Hal ini terjadi tiba-tiba dan penyebabnya adalah hubungan seksual.

    Biasanya, ibu akan merasakan nyeri panggul ringan hingga sedang, tergantung pada tingkat kerusakan pada serviks.

    Gejala utamnya adalah memar dan area serviks yang lebih lunak terkadang terasa tidak nyaman.

    Perbedaan perdarahan dan flek saat hamil

    Apakah flek saat hamil sama dengan perdarahan? Sebenarnya tidak, tapi keduanya berhubungan.

    American Pregnancy Association menjelaskan bahwa perdarahan adalah kondisi keluarnya darah dari vagina selama hamil.

    Ini bisa terjadi kapan saja, mulai dari masa pembuahan sampai akhir masa kehamilan.

    Bercak darah saat hamil termasuk dalam perdarahan ringan dan merupakan hal biasa, terutama selama trimester pertama kehamilan.

    Tanda flek tidak berat yaitu darah yang keluar tidak pekat dan ringan. Bahkan, darahnya tidak sampai menutupi pantyliner yang ibu gunakan.

    Sementara itu, perdarahan adalah aliran darah yang lebih berat. Maka dari itu, ibu membutuhkan pembalut agar tidak membasahi celana karena mirip dengan menstruasi.

    Apabila Anda merasakan perdarahan yang mirip menstruasi selama masa kehamilan, sebaiknya segera kunjungi dokter.

    Cara mengatasi flek darah saat hamil

    flek saat hamil

    Jika Anda mengalami flek saat hamil muda (sebelum 16 minggu), gunakan pembalut untuk menampung darah. Perhatikan juga gejala lainnya yang mungkin menyertai.

    Flek darah yang keluar selama trimester awal dan tidak disertai gejala apa pun merupakan kondisi normal yang biasanya membaik setelah 2–3 hari.

    Apabila flek tidak berhenti keluar setelah 2–3 hari atau justru semakin parah, dokter kemungkinan akan menyarankan ibu hamil bed rest agar tubuhnya tidak terlalu lelah.

    Dokter biasanya juga menyarankan bed rest jika ibu mengalami flek saat trimester kedua dan ketiga (16 minggu).

    Selama beristirahat, ibu hamil sebaiknya menghindari aktivitas dan barang bawaan yang berat. Hindari mandi dengan air yang terlalu panas karena bisa menyebabkan kepala pusing. 

    Hindari pula hubungan intim untuk sementara guna mengurangi risiko keguguran dan perdarahan yang semakin parah.

    Sebaiknya, gunakan pembalut selama 2–3 hari meski flek sudah tidak keluar. Apabila kondisi Anda semakin parah, segera hubungi dokter kandungan.

    Cara mencegah flek saat hamil

    Keluarnya flek cokelat saat hamil muda memang tidak terduga, tetapi ibu bisa melakukan tindakan pencegahan seperti:

    • makan makanan bergizi seimbang,
    • mengurangi konsumsi kafein,
    • menghindari merokok,
    • memeriksa penyakit penyerta (gangguan kelenjar tiroid, diabetes, atau gangguan imunitas yang berperan dalam perdarahan),
    • memperbanyak istirahat di rumah dan menghindari kerja berat,
    • mengontrol berat badan saat hamil

    Perlu ibu ketahui bahwa berat badan kurang dan obesitas juga berhubungan dengan meningkatnya risiko perdarahan saat hamil.

    Kapan waktu yang tepat untuk ke dokter?

    Ibu hamil perlu waspada jika flek atau bercak darah saat hamil muncul setiap hari. Begitu pun jika darah tampak mengental dan berwarna merah cerah yang tampak seperti perdarahan.

    Apabila Anda mengalami flek atau perdarahan yang tidak berhenti, sudah saatnya Anda mengunjungi dokter untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan.

    Dokter akan melakukan pemeriksaan vagina untuk melihat perdarahan dan melakukan USG, baik USG perut atau USG transvaginal.

    Prosedur ini bertujuan untuk memastikan jantung janin dalam keadaan sehat, mampu berdetak secara teratur, dan berkembang dengan baik.

    Beberapa ibu hamil memerlukan pengobatan khusus karena flek cokelat saat hamil bisa berubah menjadi perdarahan selama kehamilan.

    Berikut beberapa kondisi terkait flek dan perdarahan yang perlu ibu waspadai selama kehamilan.

    • Perdarahan hebat hingga menyebabkan kram dan kontraksi.
    • Flek hingga perdarahan dan berlangsung lebih dari 24 jam.
    • Pusing bahkan sampai pingsan.
    • Demam di atas 38°C.
    • Rasa sakit parah pada perut, panggul, dan punggung.
    • Pernah menerima perawatan untuk kehamilan ektopik.

    Segera hubungi dokter dan pergi ke rumah sakit terdekat apabila Anda mengalami hal-hal di atas.

    Kesimpulan

    • Flek cokelat saat hamil muda umumnya merupakan tanda perdarahan implantasi.
    • Kondisi ini sangat umum terjadi dan biasanya tidak membahayakan ibu maupun janin.
    • Kemunculan flek selama kehamilan mungkin menandakan masalah kesehatan jika disertai nyeri, demam, keluarnya aliran darah yang deras, atau gejala lainnya.
    • Keluarnya darah dari vagina selama trimester kedua dan ketiga bisa menandakan plasenta previa, plasenta abruptio atau solusio, hingga meninggalnya bayi dalam bayi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Amanda Rumondang Sp.OG

    Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan