backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Detak Jantung Janin Bisa Prediksi Jenis Kelamin, Apa Benar?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 09/01/2023

    Detak Jantung Janin Bisa Prediksi Jenis Kelamin, Apa Benar?

    Detak jantung merupakan salah satu hal yang rutin diperiksa selama kehamilan. Selain untuk melihat perkembangan janin, detak jantung janin juga diyakini bisa menentukan apakah jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan.

    Lantas, benarkah anggapan yang beredar tersebut?

    Apakah denyut jantung janin bisa menentukan jenis kelamin?

    detak jantung janin laki-laki

    Selain kesehatan dan perkembangan janin, salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan saat pemeriksaan kandungan adalah jenis kelamin.

    Sebagai upaya mengetahui jenis kelamin calon anaknya, tidak sedikit orang tua yang menggunakan detak jantung sebagai parameternya. Pendeteksian detak jantung ini biasanya menggunakan alat utrasonografi (USG).

    Namun, ternyata anggapan detak jantung sebagai pendeteksi jenis kelamin pada janin itu tidak benar dan hanyalah mitos semata.

    Selama ini, detak jantung janin di bawah 140 bpm (denyut per menit) disebut-sebut menandakan jenis kelamin laki-laki.

    Sementara itu, detak jantung yang lebih cepat dipercaya menjadi tanda bahwa janin Anda berjenis kelamin perempuan. 

    Namun, ternyata tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara detak jantung janin laki-laki dan perempuan.

    Berdasarkan studi dalam Journal Matern Fetal Neonatal Medicine (2016), dari 477 kehamilan yang diperiksa, diketahui bahwa detak jantung rata-rata janin perempuan adalah 151,7 bpm, sedangkan janin laki-laki adalah 154,9 bpm.

    Melihat bahwa selisih keduanya sangat kecil, bisa disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara detak jantung janin dengan jenis kelamin bayi.

    Penelitian lanjutan juga dilakukan pada tahun 2017 dengan sampel yang lebih banyak. Lagi-lagi, hasil yang ditunjukkan pun serupa.

    Di antara 655 kehamilan, detak jantung rata-rata janin perempuan adalah 167 bpm, sedangkan janin laki-laki adalah 167,3 bpm.

    Selisih ini bahkan lebih kecil lagi sehingga memang dapat disimpulkan bahwa detak jantung memang tidak berhubungan dengan jenis kelamin janin.

    Faktanya, denyut jantung bayi perempuan memang lebih cepat dari bayi laki-laki. Akan tetapi, ini hanya ditemukan pada awal persalinan.

    Perbedaan detak jantung selama kehamilan bukan ditentukan oleh jenis kelamin janin, melainkan usia kehamilan.

    Detak jantung janin pada setiap ibu hamil mungkin juga berbeda karena terdapat berbagai hal yang ikut memengaruhinya.

    Berapa detak jantung normal pada janin?

    Pada minggu kelima, detak jantung berada pada angka 8085 bpm. Angka ini terus meningkat hingga 170200 bpm pada minggu kesembilan.
    Saat memasuki pertengahan masa kehamilan, detak jantung akan turun ke angka 120160 bpm. Kisaran tersebut akan bertahan hingga masa melahirkan.

    Cara mengetahui jenis kelamin janin

    kelamin bayi detak jantung janin

    Jenis kelamin janin sebenarnya sudah ditentukan sejak sperma membuahi sel telur. Bayi perempuan akan memiliki kromosom XX. Sementara itu, bayi laki-laki membawa kromosom XY.

    Meski begitu, penentuan jenis kelamin pada janin baru bisa dilakukan setelah melewati trimester pertama, tepatnya pada usia kehamilan 10–12 minggu.

    Ini karena pada usia kehamilan 4–6 minggu, pembentukan alat kelamin masih belum sempurna sehingga sulit dibedakan.

    Jika jenis kelamin bayi tidak bisa dibedakan dengan detak jantung janin, lantas bagaimana cara membedakannya?

    1. Tes darah

    Tujuan utama tes darah sebenarnya bukanlah untuk mengetahui jenis kelamin, melainkan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik.

    Meski begitu, tes darah juga bisa mendeteksi jenis kelamin janin karena kelainan genetik akan diperiksa melalui kromosom dalam darah.

    Tes yang juga disebut dengan tes DNA bebas sel ini bisa mulai dilakukan pada usia kehamilan sembilan minggu.

    2. Tes genetik

    Tes genetik memiliki tujuan yang sama dengan tes darah. Bedanya, tes ini dilakukan pada usia kehamilan yang lebih tua, tepatnya pada minggu ke-10 hingga minggu ke-20.

    Hasil tes genetik kehamilan untuk mendeteksi jenis kelamin janin memang lebih akurat. Namun, perlu diingat bahwa tes ini memiliki risiko terhadap kehamilan.

    Jadi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalaninya.

    3. Ultrasonografi (USG)

    USG merupakan pemeriksaan yang paling aman karena dokter tidak harus mengambil sampel darah ataupun cairan ketuban.

    Pemeriksaan USG kandungan menghasilkan gambar yang menunjukkan bagian tubuh, detak jantung, serta jenis kelamin bayi yang akan lahir dengan jelas.

    Selama tes, perut Anda akan diolesi semacam gel dan diperiksa dengan alat yang disebut dengan probe.

    Tahapan perkembangan jantung janin juga diperiksa selama USG. Meski begitu, ini tidak digunakan untuk menentukan jenis kelamin.

    Detak jantung tidak terbukti dapat menandakan jenis kelamin janin, sebab detak jantung tidak menggambarkan kromosom janin yang menjadi penentunya. Jadi, ini hanyalah mitos.

    Jika ingin mencari tahu jenis kelamin janin, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan metode apa yang paling cocok.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 09/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan