backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Perubahan Payudara Selama Kehamilan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    Perubahan Payudara Selama Kehamilan

    Payudara merupakan salah satu bagian tubuh yang berubah saat kehamilan. Perubahan ini terjadi untuk mendukung payudara dalam memproduksi ASI sehingga ibu bisa menyusui bayinya setelah lahir. Air susu ibu sangat penting bagi bayi di awal-awal kehidupannya karena menyediakan zat gizi lengkap yang diperlukan oleh bayi pada awal kehidupan. Oleh karena itu, menyusui bayi sangat dianjurkan untuk memberikan gizi yang baik pada bayi.

    Perubahan pada payudara biasanya menjadi tanda kehamilan. Saat hamil, payudara menjadi lebih lembut dan sensitif, serta bentuk payudara juga menjadi lebih besar. Perubahan ini dialami tiap individu secara berbeda-beda.

    Tahapan perubahan pada payudara selama kehamilan

    Perubahan payudara di kehamilan trimester pertama

    Perubahan pada payudara sudah dimulai di awal-awal kehamilan Anda. Pada trimester pertama kehamilan, sekitar usia 4-6 minggu kehamilan, beberapa dari Anda mungkin merasa payudara Anda kesemutan, nyeri, atau lebih sensitif, terutama di area puting. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon progesteron dan aliran darah di payudara. Pembentukan lebih banyak kelenjar susu untuk produksi susu dan perkembangan saluran susu sebagai jalan untuk susu keluar dari payudara juga sudah dimulai. Hal ini membuat ukuran payudara juga menjadi lebih besar.

    Selanjutnya, puting dan areola (area sekitar puting yang berwarna gelap) menjadi lebih gelap dan lebih besar, serta pembuluh darah di bawah kulit payudara menjadi lebih terlihat. Kelenjar montgomery, yaitu kelenjar yang memproduksi minyak yang berada di sekitar puting juga menjadi lebih terlihat.

    Perubahan payudara di kehamilan trimester kedua

    Pada trimester kedua, sekitar usia 16 minggu kehamilan, payudara sudah mampu memproduksi air susu ibu (ASI). Tidak heran jika beberapa ibu mengalami kebocoran payudara dalam jumlah sedikit, cairan keruh yang biasa dikenal dengan nama kolostrum kadang keluar dari puting susu ibu. Terkadang, puting juga mungkin mengeluarkan darah yang terjadi pada beberapa ibu. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan mendadak dan peningkatan jumlah pembuluh darah pada payudara untuk memproduksi susu. Walaupun kejadian ini normal, tetapi sebaiknya Anda periksakan ke dokter.

    Perubahan payudara di kehamilan trimester ketiga

    Pada beberapa minggu terakhir kehamilan, puting menjadi lebih besar dan payudara terus berkembang karena sel yang memproduksi susu menjadi lebih besar.

    Cara menangani perubahan pada payudara

    Sebagian dari Anda, mungkin merasa perubahan payudara saat hamil membuat Anda kurang nyaman dan bahkan kadang menyebabkan nyeri pada payudara. Perubahan bentuk payudara yang bertambah besar dapat ditangani dengan memakai bra yang nyaman. Karena ukuran payudara Anda lebih besar dari sebelum Anda hamil, ada baiknya Anda membeli bra dengan ukuran yang lebih besar, sekitar 1 atau 2 nomor lebih besar dari ukuran bra Anda sebelumnya.

    Beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat memilih bra adalah:

    • Apakah bra tersebut mendukung payudara Anda dengan baik
    • Sebaiknya  pilih bra yang tidak terlalu ketat dan juga tidak terlalu longgar
    • Panjang tali bra
    • Besar cup bra
    • Sebaiknya hindari memilih jenis bra underwire (bra yang menggunakan kawat di bagian bawahnya)

    Jika Anda mengalami kebocoran  sedikit ASI pada masa kehamilan, sebaiknya Anda lapisi kain pada bra Anda. Ini mencegah agar baju Anda tidak basah karena ASI bocor.

    Menyusui setelah melahirkan

    Sekitar satu sampai tiga hari setelah melahirkan, payudara Anda akan mengeluarkan kolostrum atau ASI pertama. Kolostrum ini akan keluar pada isapan pertama bayi Anda atau pada proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jika isapan pertama bayi pada payudara Anda berjalan lancar, maka ke depannya memungkinkan payudara untuk memproduksi ASI lebih lancar.

    Hal ini terjadi karena ketika bayi mengisap payudara ibu, ini memicu saraf untuk membawa pesan ke otak bahwa susu diperlukan bayi. Ini membuat hormon oksitosin yang mempengaruhi produksi susu oleh kelenjar susu dilepaskan atas perintah otak. Selanjutnya kelenjar susu akan memproduksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi. Proses ini dikenal dengan nama refleks let down.

    Dengan kata lain, isapan bayi mempengaruhi produksi susu ibu. Oleh karena itu, semakin sering Anda memberikan ASI pada bayi Anda, semakin banyak juga ASI yang diproduksi dan membuat proses menyusui Anda berjalan lancar. Sebaiknya berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi Anda. Kementerian Kesehatan merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif (ASI saja) sampai bayi berusia 6 bulan.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan