backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Apakah Baby Blues Bisa Terjadi Saat Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 18/05/2022

    Apakah Baby Blues Bisa Terjadi Saat Hamil?

    Para calon ibu pasti tidak asing lagi dengan istilah sindrom baby blues. Ini merupakan gangguan suasana hati yang terjadi setelah melahirkan. Diperkirakan, hampir 70-80% wanita yang melahirkan pernah mengalami sindrom ini. Namun, beberapa wanita mengaku mengalami baby blues lebih awal, yaitu selama masa kehamilan. Sebenarnya, bisakah baby blues terjadi saat hamil?

    Bisakah baby blues terjadi sebelum melahirkan?

    Sindrom baby blues adalah gangguan suasana hati yang dapat dialami wanita setelah melahirkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada hari ketiga hingga kesepuluh setelah melahirkan.

    Ibu dengan kondisi ini akan merasakan perasaan sedih, cemas, mudah tersinggung, dan mood swings yang dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

    Meskipun umumnya terjadi setelah melahirkan, tidak semua wanita merasakannya pada waktu yang sama.

    Beberapa di antaranya mungkin merasakan gejala baby blues lebih awal, yaitu saat hamil. Kondisi ini lebih dikenal dengan pre-baby blues atau depresi antepartum (antepartum depression).

    Apa saja gejala baby blues saat hamil?

    insomnia saat hamil

    Gejala baby blues selama masa kehamilan umumnya sama dengan yang terjadi setelah melahirkan.

    Ini biasanya berupa perasaan sedih, kecemasan, mood swings, mudah tersinggung, hingga sulit untuk tidur dan makan.

    Gejala baby blues pun bisa muncul bersamaan dengan perubahan suasana hati di atas. Berikut adalah gejala-gejala lainnya yang mungkin terjadi.

    • Sulit berkonsentrasi.
    • Kurang tidur atau terlalu banyak tidur.
    • Tidak tertarik untuk melakukan kegiatan yang biasanya disuka.
    • Perasaan bersalah.
    • Perubahan kebiasaan makan.
    • Muncul pikiran tentang kematian, bunuh diri, atau putus asa.
    • Menarik diri dari keluarga dan teman.

    Perlu Anda Ketahui

    Gejala baby blues pada masa kehamilan atau depresi antepartum bisa lebih parah dan berlangsung cukup lama. Kondisi ini sebaiknya tidak disepelekan.

    Mengapa baby blues dapat terjadi saat hamil?

    Menurut American Pregnancy Association, penyebab baby blues tidak diketahui secara pasti.

    Namun, ahli kesehatan percaya bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan.

    Selama hamil, hormon estrogen dan progesteron akan meningkat jumlahnya. Akan tetapi, kadarnya akan menurun setelah bayi dilahirkan.

    Naik dan turunnya hormon ini kemungkinan besar memengaruhi proses kimia di otak sehingga bisa memicu depresi.

    Baby blues setelah melahirkan juga bisa dipicu oleh perubahan fisik ibu hamil serta kelelahan dan kurang tidur karena merawat bayi yang baru lahir.

    Siapa saja yang berisiko mengalami kondisi ini?

    takut hamil, baby blues saat hamil

    Baby blues sebelum melahirkan bisa terjadi pada wanita yang baru pertama kali merasakan kehamilan.

    Kehamilan pertama ini bisa memicu perasaan takut dan cemas berlebihan terhadap proses persalinan yang akan dihadapi nanti.

    Meski begitu, wanita yang memiliki pengalaman traumatis pada kehamilan dan persalinan sebelumnya juga berisiko mengalami kondisi yang sama.

    Selain itu, beberapa faktor lainnya juga bisa meningkatkan risiko baby blues sebelum melahirkan. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dimaksud.

    • Memiliki masalah hubungan dengan pasangan.
    • Kurang mendapat dukungan dari keluarga atau teman.
    • Pernah mengalami pelecehan atau kekerasan, termasuk dalam rumah tangga.
    • Pernah mengalami depresi sebelumnya.
    • Memiliki riwayat keluarga dengan depresi.
    • Mengalami komplikasi kehamilan.
    • Mengalami peristiwa dalam kehidupan yang penuh tekanan atau membuat stres saat hamil.
    • Pasangan mengalami depresi atau masalah kesehatan mental lainnya.
    • Hamil pada usia muda.
    • Memiliki penyakit kronis.

    Apakah baby blues saat hamil berpengaruh pada janin?

    Baik saat hamil atau setelah melahirkan, baby blues dapat berdampak buruk pada kesehatan sang ibu dan buah hati.

    Pasalnya, depresi yang dibiarkan bisa membuat ibu acuh dengan kesehatan dirinya dan perkembangan janin di dalam kandungannya.

    Bahkan, ibu yang depresi bisa berisiko melakukan hal buruk, seperti merokok, minum minuman beralkohol, makan makanan tak bergizi, hingga percobaan bunuh diri.

    Adapun hal-hal di atas dapat menyebabkan kelahiran prematur, kemungkinan melahirkan dengan operasi caesar, berat badan lahir rendah, hingga masalah pada perkembangan bayi.

    Bayi yang lahir dari ibu yang baby blues parah pun mungkin cenderung kurang aktif, kurang perhatian, dan lebih gelisah daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak depresi.

    Cara mengatasi baby blues sebelum melahirkan

    hamil trimester 3 ketiga

    Untuk menghindari masalah di atas, kondisi ini harus ditangani dengan tepat. Berikut beberapa perawatan yang biasanya direkomendasikan untuk mengatasi baby blues

    • Istirahat cukup.
    • Konsumsi makanan bergizi dan hindari makanan berkafein, tinggi gula, karbohidrat olahan, berpengawet, dan rendah protein.
    • Tetap aktif secara fisik, seperti olahraga saat hamil.
    • Menenangkan dan merilekskan diri, misal dengan sekadar menikmati udara segar.
    • Bicara dengan orang yang dipercaya, seperti keluarga atau teman.
    • Mengikuti psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku, sehingga dapat mengelola masalah dengan cara yang lebih positif.

    Pada kasus ringan, cara yang sudah disebutkan di atas kemungkinan besar akan membantu mengatasi baby blues sebelum melahirkan.

    Cara tersebut lebih diutamakan ketimbang penggunaan obat saat hamil yang bisa memberikan efek samping.

    Meski begitu, apabila gejala yang dialami cukup parah, dokter mungkin akan mempertimbangkan obat antidepresan tertentu yang aman diminum saat hamil.

    Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai penanganan baby blues yang tepat sesuai kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 18/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan