backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Penyebab Kehamilan Risiko Tinggi dan Cara Menjalaninya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 25/01/2023

Penyebab Kehamilan Risiko Tinggi dan Cara Menjalaninya

Setiap wanita yang sedang hamil pasti menginginkan janinnya selalu dalam keadaan sehat. Namun, ternyata ada beberapa kondisi yang membuat kehamilan Anda tergolong sebagai kehamilan risiko tinggi.

Saat dokter Anda menyatakan bahwa kehamilan Anda berisiko tinggi, bukan berarti bahwa janin berada dalam bahaya. Hanya saja, untuk membuatnya tetap sehat, Anda mungkin memerlukan perawatan ekstra.

Apa itu kehamilan risiko tinggi?

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu hamil, janin atau keduanya.

Pada dasarnya, semua kehamilan memiliki risiko. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat mengancam kesehatan ibu dan janin.

Risiko kehamilan ini bisa muncul selama janin masih berada di dalam kandungan, saat melahirkan, hingga masa nifas.

Meski begitu, memiliki kehamilan dengan risiko tinggi bukan berarti Anda atau janin sudah pasti mengalami masalah.

Hanya saja, Anda memerlukan perawatan ekstra sebelum, selama, dan setelah melahirkan untuk mengurangi kemungkinan komplikasi.

Gejala kehamilan risiko tinggi

rubella pada ibu hamil

Terdapat beberapa kondisi yang menandakan adanya masalah kesehatan pada ibu hamil dan janin. Berikut beberapa di antaranya.

  • Perdarahan atau keputihan pada vagina
  • Penurunan atau hilangnya gerakan janin.
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Penglihatan kabur.
  • Pembengkakan atau kemerahan secara tiba-tiba pada wajah, tangan, atau jari.
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau janin Anda.
  • Jantung berdebar kencang saat hamil.
  • Kesulitan bernapas.
  • Sakit pada area dada.
  • Kelelahan yang ekstrem.
  • Demam saat hamil di atas 38°C.

Beberapa gejala  kehamilan berisiko tinggi mungkin tidak tertulis di atas. Oleh karena itu, segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kekhawatiran dengan kondisi kesehatan Anda selama kehamilan.

Penyebab kehamilan risiko tinggi

perut panas saat hamil

Meski bisa dialami siapa saja, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang berpotensi lebih besar untuk mengalami kehamilan berisiko tinggi.

Hal tersebut bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan ibu secara umum, penyakit bawaan, hingga riwayat kehamilan.

1. Kondisi kesehatan ibu secara umum

Ibu hamil dikatakan masuk dalam kriteria kehamilan risiko tinggi jika memiliki kondisi berikut.

  • Berusia kurang dari 17 tahun karena sistem reproduksi mungkin belum sepenuhnya matang untuk mendukung kehamilan.
  • Hamil di atas 35 tahun, sebab hal ini bisa meningkatkan risiko keguguran dini dan komplikasi lainnya.
  • Berat ibu hamil kurang dari 45 kg. Berat badan ibu yang kurang bisa mengganggu perkembangan janin.
  • Obesitas selama hamil meningkatkan risiko diabetes tipe 2, preeklampsia, diabetes gestational, dan bayi lahir dengan berat berlebih (makrosomia) sehingga mengalami kesulitan saat persalinan.
  • Gaya hidup seperti minum alkohol, merokok, dan penggunaan obat-obatan terlarang.
  • Hamil kembar atau lebih.

Jika Anda memiliki kondisi seperti di atas, belum tentu kehamilan Anda pasti berisiko. Namun, sebaiknya lakukan konsultasi kehamilan terlebih dahulu sebagai upaya pencegahan.

2. Penyakit bawaan ibu

Masalah kesehatan yang dialami ibu sebelum kehamilan juga bisa meningkatkan risiko terganggunya kesehatan janin.

Berikut merupakan penyakit bawaan ibu hamil yang dapat membuat kehamilan menjadi berisiko tinggi.

  • Gangguan darah seperti anemia sel sabit, hemofilia, dan thalasemia. Ibu hamil mungkin memerlukan transfusi darah untuk mencegah komplikasi.
  • Hipertensi dapat menjadi penyebab janin lahir prematur dan tumbuh lambat. Tekanan darah tinggi juga meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklampsia atau abrupsio plasenta.
  • Penyakit autoimun seperti lupus selama kehamilan akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah hingga kelahiran prematur.
  • Penyakit tiroid seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme dapat membuat ibu hamil lebih mudah sesak. Kondisi ini juga meningkatkan gangguan pertumbuhan hingga keguguran.
  • Diabetes selama kehamilan akan meningkatkan risiko komplikasi, baik pada ibu ataupun janin. Janin Anda mungkin mengalami gangguan pertumbuhan hingga kelainan bawaan.
  • Depresi yang tidak diobati dapat membahayakan keselamatan janin.
  • HIV atau AIDS  akan membuat daya tahan ibu saat hamil semakin lemah. Selain itu, virus HIV juga dapat berpindah ke janin.
  • 3. Riwayat kehamilan

    Jika Anda pernah mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya, seperti kelahiran prematur atau perdarahan, ini mungkin juga terjadi pada kehamilan Anda selanjutnya.

    Tidak hanya berisiko untuk kembali terjadi, riwayat kehamilan tersebut juga mungkin membahayakan janin Anda.

    Sebagai gambaran, jika paada kehamilan sebelumnya Anda melahirkan secara prematur, bayi Anda yang selanjutnya mungkin akan memiliki gangguan pernapasan hingga berat badan lahir rendah (BBLR).

    Meski begitu, kondisi ini tidak selalu terjadi. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda tentang cara pencegahannya.

    Bahaya dari kehamilan berisiko tinggi

    ibu hamil dan menyusui

    Jika tidak ditangani dengan tepat, kehamilan berisiko tinggi mungkin mengakibatkan komplikasi kehamilan yang mengancam ibu maupun janin.

    Dilansir dari laman Cleveland Clinic, berikut adalah komplikasi yang mungkin muncul dan perlu segera ditangani.

    • Preeklampsia dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
    • Eklampsia atau komplikasi dari preeklampsia yang dapat membuat ibu hamil kejang-kejang atau bahkan koma, baik sebelum, saat, atau setelah persalinan.
    • Cacat lahir atau adanya kelainan struktur maupun fungsi anggota tubuh yang baru diketahui saat bayi lahir.
    • Perkembangan janin terhambat (PJT) sehingga menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti berat bayi lahir rendah (BBLR).
    • Perdarahan hebat saat kehamilan bisa mengakibatkan ibu dan janin menjadi lebih lemah. Jika tidak ditangani, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kematian.

    Mungkin masih ada komplikasi lainnya yang dapat terjadi, tergantung kondisi Anda dan janin selama kehamilan.

    Namun, pemantauan ketat selama kehamilan dapat menurunkan risiko atau bahkan mencegahnya sehingga tidak membahayakan kesehatan Anda dan janin.

    Apa yang harus dilakukan jika kehamilan Anda berisiko tinggi?

    Jika Anda memiliki kehamilan dengan risiko tinggi, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter. Anda mungkin akan dipantau dengan lebih rutin untuk mencegah masalah pada kandungan.

    Selain itu, Anda juga dapat melakukan beberapa upaya berikut untuk mencegah komplikasi.

    • Konsumsi makanan bergizi sejak merencanakan kehamilan, termasuk dengan meningkatkan asupan asam folat yang akan membantu proses pembentukan sel-sel tubuh janin.
    • Tetap aktif bergerak untuk menguatkan tubuh saat hamil dan meredakan stres. Tanyakan pada dokter tentang jenis olahraga ibu hamil yang aman untuk Anda.
    • Hentikan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, minum minuman keras, serta mengonsumsi kafein secara berlebihan.
    • Lakukan tes kromosom, sebab beberapa kelainan kromosom saat hamil mungkin tidak terdeteksi hanya dengan USG.

    Dokter Anda mungkin juga memberikan perawatan atau instruksi khusus jika Anda memiliki risiko kehamilan tinggi. Penting untuk selalu mengikuti saran tersebut untuk mencegah komplikasi.

    Semua tentang kehamilan risiko tinggi

    • Ditandai dengan perdarahan, rasa nyeri saat buang air kecil, jantung berdebar kencang, hingga keinginan menyakiti janin.
    • Bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan ibu sejak sebelum hamil, penyakit bawaan, dan riwayat kehamilan.
    • Dapat menimbulkan beragam komplikasi, seperti preeklampsia, eklampsia, cacat lahir, perkembangan janin yang terhambat, dan perdarahan.
    • Dibutuhkan perawatan ekstra untuk mencegah komplikasi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 25/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan