backup og meta
Kategori

6

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

5 Jenis Keguguran yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 24/10/2022

    5 Jenis Keguguran yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

    Keguguran alias miscarriage atau abortus adalah gagalnya kehamilan secara spontan sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Kebanyakan orang menganggap semua keguguran merupakan kondisi yang sama. Padahal, ada macam-macam jenis abortus yang bisa dialami oleh ibu hamil. Berikut penjelasannya.  

    Apa yang menyebabkan keguguran pada ibu hamil?

    sauna saat hamil

    Terkadang, penyebab pasti dari keguguran sulit untuk diketahui. Akan tetapi, berdasarkan data dari Mayo Clinic, sekitar 50% abortus terjadi karena adanya gangguan kromosom pada janin.

    Risiko keguguran juga bisa meningkat seiring dengan usia ibu hamil. Semakin tua usia ibu saat hamil, maka semakin rentan mengalami keguguran.

    Diketahui, risiko keguguran mencapai 20% jika ibu hamil saat berusia 35 tahun. Risiko ini akan meningkat hingga 40% di usia 40 tahun dan terus bertambah hingga 80% saat memasuki usia 45 tahun.

    Meski begitu, perlu diingat bahwa keguguran bukan menandakan ibu tidak bisa hamil kembali di kemudian hari.

    Dilansir dari Cleveland Clinic, sekitar 87% wanita yang pernah mengalami keguguran bisa kembali hamil dan mengandung hingga tiba waktu persalinan.

    Macam-macam jenis abortus

    Sekitar 10-20% kehamilan bisa berakhir dengan keguguran. Namun, angka tersebut masih bisa lebih tinggi lagi.

    Ini karena sebagian besar wanita tidak mengetahui bahwa ia hamil dan baru menyadarinya setelah keguguran. 

    Keguguran paling sering terjadi pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu. Keguguran perlu dibedakan dengan bayi yang meninggal setelah usia kehamilan 20 minggu

    Kondisi tersebut tidak disebut sebagai keguguran, melainkan bernama lahir mati  (stillbirth).

    Ada macam-macam jenis keguguran berdasarkan dunia medis. Beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut. 

    1. Abortus terancam

    Ibu hamil yang mengalami abortus terancam biasanya akan mengeluhkan munculnya perdarahan dari jalan lahir berupa flek-flek yang berwarna merah terang atau agak kecokelatan.

    Terkadang, kondisi ini juga disertai dengan kram perut bagian bawah atau nyeri punggung bawah.  

    Pada abortus terancam, leher rahim (serviks) masih tertutup sehingga janin masih hidup di dalam rahim dan umumnya masih bisa diselamatkan.

    Jika Anda mengalami gejala di atas, segera datang ke dokter spesialis kandungan untuk dilakukan pemeriksaan dalam serta USG untuk mengetahui kondisi janin.

    Ibu hamil dengan abortus terancam harus istirahat bed rest selama beberapa hari dan menghindari aktivitas yang terlalu berat, setidaknya selama dua minggu.

    Bila Anda mengalami abortus terancum, satu dari macam-macam jenis abortus, Anda disarankan pula untuk tidak melakukan hubungan seksual karena dapat memicu terjadinya keguguran.

    2. Abortus inkomplit

    Pada abortus inkomplit, proses kehamilan tidak dapat dilanjutkan lagi karena serviks telah terbuka atau menipis, terlebih jika disertai ketuban pecah.

    Akibatnya, sebagian dari janin telah keluar dari rahim. Ibu hamil akan mengalami perdarahan yang lebih banyak disertai rasa nyeri perut yang semakin berat.

    Selain itu, pada darah yang keluar juga dapat ditemukan benda seperti daging yang keluar dari jalan lahir.

    3. Abortus komplit

    pengalaman kehamilan ektopik

    Abortus komplit adalah proses keguguran ketika janin telah keluar sepenuhnya dari dalam rahim.

    Pada kondisi ini, perdarahan akan keluar dengan cepat. Rasa nyeri atau kram di perut juga akan segera reda.

    Untuk mengetahui dengan pasti, perlu dilakukan pemeriksaan dalam oleh dokter spesialis kandung dan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan USG.

    Tergantung dari hasil pemeriksaan, dokter dapat memberikan obat-obatan saja atau perlu dilakukan kuret untuk membersihkan rahim.

    4. Abortus insipiens

    Abortus insipiens merupakan istilah medis untuk kekeguran yang tidak dapat dihindari.

    Keguguran jenis dari macam-macam jenis abortus yang ada, terjadi ketika janin masih utuh di dalam rahim, tetapi serviks telah terbuka.

    Kondisi ini bisa ditandai dengan perdarahan yang sangat banyak tanpa disertai adanya gumpalan darah atau jaringan janin.

    Ibu mungkin juga bisa mengalami kram perut yang hebat.

    Sayangnya, walau janin masih utuh, kehamilan juga tidak bisa diselamatkan karena jalan lahir telah terbuka.

    5. Abortus tak terduga

    Seperti namanya, abortus tak terduga terjadi tanpa disadari. Belum dapat dipastikan penyebab dari abortus jenis ini.

    Kemungkinan janin mati di dalam rahim tanpa disertai adanya peluruhan sel telur.

    Dugaan lainnya yakni sel telur gagal berkembang sejak awal sehingga tidak ada janin yang terbentuk di dalam rahim (blighted ovum).

    Umumnya, kondisi ini diketahui saat dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter kandungan yang ditandai dengan tidak adanya adanya detak jantung saat dilakukan USG.

    Bagaimana cara mencegah abortus pada ibu hamil?

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, sebagian besar kasus keguguran terjadi akibat kelainan kromosom. Ini menyebabkan pencegahan terkadang sulit dilakukan.

    Namun, kesehatan ibu sebelum terjadi kehamilan diketahui bisa menentukan kondisi kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan tubuh jika berencana hamil.

    Beberapa upaya yang bisa dilakukan yaitu:

    • olahraga secara rutin,
    • makan makanan sehat,
    • mengelola stres,
    • menjaga berat badan tetap ideal,
    • mengonsumsi asam folat setiap hari, dan
    • tidak merokok.

    Perlu diketahui

    Terlepas dari macam-macam jenis abortus, setiap perdarahan saat sedang hamil muda merupakan ancaman bagi bayi dalam kandungan Anda. Jadi, apabila Anda sebagai ibu hamil mengalami hal tersebut, janganlah ragu untuk segera memeriksakan ke dokter spesialis kandungan terdekat dari lokasi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 24/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan