backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Hipertensi Esensial, Gejala dan Cara Mengobatinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    Mengenal Hipertensi Esensial, Gejala dan Cara Mengobatinya

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi kesehatan serius yang umum terjadi. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat, sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita penyakit ini. Adapun sebagian besarnya terjadi karena faktor yang tidak pasti, yang disebut dengan hipertensi esensial atau primer. Apa itu hipertensi esensial dan bagaimana cara mengatasinya?

    Apa itu hipertensi esensial?

    Seperti yang disebutkan di atas, hipertensi esensial, atau disebut juga dengan hipertensi primer, adalah jenis tekanan darah tinggi yang tidak memiliki penyebab pasti (idiopatik). Meski demikian, para ahli meyakini, kondisi ini mungkin berkaitan dengan faktor genetik, pola makan yang buruk, kurang aktif bergerak, serta obesitas.

    Hipertensi primer merupakan kasus hipertensi yang paling umum terjadi. Sebanyak 95% penderita hipertensi di dunia tergolong ke dalam jenis hipertensi ini. Adapun sisanya merupakan kasus hipertensi sekunder, yang terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal.

    Dilansir dari Mayo Clinic, hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, seseorang dengan hipertensi primer perlu mengontrol tekanan darahnya untuk mencegah terjadinya penyakit serius lain, seperti penyakit jantung.

    Mengontrol tekanan darah pada hipertensi primer biasanya dilakukan dengan perubahan gaya hidup. Adapun pengobatan medis biasanya diberikan bila tekanan darah pasien hipertensi tidak menunjukkan perubahan atau justru tetap menunjukkan kenaikan meski sudah menerapkan gaya hidup sehat seperti yang direkomendasikan.

    Apa saja tanda dan gejala dari hipertensi esensial?

    sakit kepala periksa ke dokter

    Umumnya, penderita hipertensi esensial atau primer tidak mengalami tanda dan gejala tertentu. Biasanya, Anda baru menyadari adanya peningkatan tekanan darah ketika melakukan cek tekanan darah di klinik atau rumah sakit.

    Meski demikina, beberapa penderita hipertensi mungkin akan mengalami sakit kepala, sesak napas, atau mimisan. Namun, biasanya gejala hipertensi tersebut baru muncul ketika tekanan darah tinggi Anda sudah memasuki tahap yang lebih parah atau disebut krisis hipertensi.

    Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala-gejala tertentu segera periksakan diri ke dokter.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Gejala-gejala yang perlu Anda waspadai adalah nyeri dada, sesak napas, dan refleks tubuh menurun. Ada kemungkinan organ tubuh Anda mungkin telah terpengaruh dan kondisi yang Anda alami berkembang menjadi kasus hipertensi yang lebih serius.

    Meski demikian, tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda dan gejala yang bervariasi. Agar Anda mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, periksakan apapun gejala yang muncul ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

    Apa saja penyebab dan faktor risiko dari hipertensi esensial?

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kasus hipertensi dapat dikategorikan sebagai esensial apabila tidak ada penyebab yang jelas. Maka itu, hipertensi esensial atau primer sering pula disebut sebagai kondisi yang idiopatik.

    Namun, diperkirakan terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami hipertensi esensial. Salah satunya adalah faktor genetik.

    Seseorang yang memiliki faktor genetik atau keturunan hipertensi dari keluarganya berisiko lebih besar mengalami tekanan darah tinggi. Orang dengan faktor keturunan hipertensi ini pun cenderung lebih sensitif terhadap asupan natrium atau garam, yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.

    Faktanya, sekitar 50-60 persen pasien hipertensi lebih sensitif terhadap garam dari orang-orang biasa, sehingga mereka jauh lebih rentan menderita hipertensi meski mengonsumsi garam dalam batas wajar.

    Selain faktor genetik, gaya hidup yang buruk dan kondisi tertentu juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena tekanan darah tinggi. Berikut adalah kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya hipertensi esensial:

    • Berat badan berlebih (obesitas).
    • Adanya resistensi insulin dalam tubuh.
    • Konsumsi minuman beralkohol berlebihan.
    • Asupan garam terlalu banyak.
    • Kurang asupan kalium dan kalsium.
    • Kadar lemak dalam darah meningkat (dislipidemia).
    • Stres tidak terkendali.
    • Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga.

    Bagaimana dokter mendiagnosis hipertensi esensial?

    Dokter umumnya mendiagnosa hipertensi esensial melalui pengukuran tekanan darah. Tekanan darah dapat dikatakan tinggi, apabila berada di angka sistolik dan diastolik tertentu. Angka sistolik merupakan angka yang menunjukkan tekanan saat jantung memompa darah, sedangkan angka diastolik menunjukkan tekanan ketika jantung beristirahat.

    Anda tergolong mengalami hipertensi bila memiliki tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau lebih. Adapun tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg. Bila tekanan darah Anda ada di antara angka normal dan hipertensi, kondisi ini disebut juga dengan prehipertensi.

    Bila hasil pengukuran tekanan darah Anda tinggi, umumnya dokter akan melakukan beberapa kali pengecekan. Selain itu, dokter pun mungkin akan meminta Anda mengukur tekanan darah selama 24 jam dengan alat ukur tekanan darah ambulatory, untuk memastikan apakah Anda tergolong hipertensi esensial atau sekadar hipertensi jas putih.

    Bila hasilnya tetap tinggi, dokter akan meninjau rekam medis Anda, melakukan pemeriksaan fisik, serta mungkin melakukan beberapa tes, terutama jika terdapat gejala-gejala tertentu. Hal ini penting untuk memastikan apakah hipertensi yang Anda derita sudah memengaruhi organ-organ tubuh.

    Bagaimana hipertensi esensial diobati?

    Pada dasarnya, hipertensi esensial atau primer tidak bisa disembuhkan secara total. Bila Anda memiliki hipertensi jenis ini, Anda perlu mengontrol tekanan darah Anda untuk mencegah kenaikan tekanan darah semakin tinggi. Apalagi, semakin bertambah usia, tekanan darah Anda cenderung semakin naik.

    Cara utama dalam mengontrol tekanan darah adalah dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Gaya hidup sehat yang perlu Anda terapkan diantaranya, diet hipertensi dengan mengurangi asupan garam dan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran tertentu, olahraga rutin, membatasi minum alkohol, mengelola stres, serta berbagai cara menurunkan tekanan darah lainnya.

    Obat-obatan

    Apabila perubahan gaya hidup tidak cukup membantu, dokter mungkin akan meresepkan obat antihipertensi. Obat hipertensi perlu dikonsumsi secara rutin dan teratur, sesuai dengan resep dari dokter agar efektif dalam mengontrol tekanan darah. Beberapa obat darah tinggi yang mungkin diberikan, yaitu:

    • Beta-blocker, seperti metoprolol (Lopressor).
    • Calcium channel blocker, seperti amlodipine (Norvasc).
    • Diuretik, seperti hydrochlorothiazide/HCTZ (Microzide).
    • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti captopril (Capoten).
    • Angiotensin II receptor blocker (ARB), seperti losartan (Cozaar).

    Beberapa jenis obat darah tinggi lainnya pun mungkin akan diberikan pada kondisi tertentu. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Apa komplikasi yang mungkin terjadi dari hipertensi esensial?

    Hipertensi, termasuk hipertensi esensial, bisa berakibat fatal bila tidak dikontrol. Tekanan darah yang semakin tinggi dapat merusak pembuluh darah yang berujung pada masalah organ tubuh lainnya.

    Bila sudah mengenai organ lain, pengobatan tambahan mungkin dibutuhkan oleh Anda. Berikut beberapa komplikasi hipertensi yang mungkin terjadi bila Anda tidak bisa mengontrol hipertensi primer:

    • Masalah pada jantung, seperti serangan jantung atau gagal jantung.
    • Masalah pada ginjal, seperti gagal ginjal.
    • Stroke.
    • Masalah pada memori atau ingatan.
    • Sindrom metabolik.
    • Masalah pada mata.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan