backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Awas, Ini 6 Penyakit Berbahaya yang Disebabkan oleh Tikus

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    Awas, Ini 6 Penyakit Berbahaya yang Disebabkan oleh Tikus

    Penyakit yang disebabkan oleh tikus sangat beragam, bahkan ada yang berisiko mengancam nyawa bila tidak segera ditangani. Maka dari itu, penting untuk memahami gejala hingga cara mengatasinya melalui penjelasan di bawah ini.

    Berbagai penyakit yang disebabkan oleh tikus

    Tikus menularkan lebih dari 35 penyakit di seluruh dunia. Penyakit yang disebabkan oleh tikus dapat ditularkan secara langsung pada manusia.

    Penularan virus atau bakteri penyebab penyakit infeksi ini dapat terjadi melalui feses, urine, air liur, maupun gigitan tikus. 

    Selain itu, penyakit juga dapat disebarkan secara tidak langsung melalui tungau atau kutu yang hinggap pada tubuh tikus lalu berpindah ke manusia.

    Berikut ini adalah sejumlah penyakit yang menular dari hewan tikus yang perlu Anda waspadai.

    1. Leptospirosis

    gejala leptospirosis

    Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. 

    Infeksi terjadi ketika luka terbuka yang belum sembuh bersentuhan langsung dengan perantara, misalnya air atau tanah, yang sudah tercemar oleh urine hewan pengerat ini.

    Beberapa tanda dan gejala awal dari leptospirosis meliputi:

    • demam tinggi,
    • sakit kepala,
    • menggigil,
    • nyeri otot,
    • muntah,
    • kulit dan mata kuning,
    • mata merah,
    • sakit perut,
    • diare, dan
    • ruam.

    Leptospirosis tidak boleh disepelekan. Jika terlambat ditangani, penyakit ini bisa berkembang menjadi radang selaput otak (meningitis), kerusakan ginjal, dan bahkan kematian.

    Penyakit infeksi bakteri ini ditangani dengan antibiotik yang harus diberikan pada tahap awal. Dalam kasus yang lebih parah, pasien mungkin membutuhkan infus antibiotik.

    2. Penyakit pes

    Plague atau lebih dikenal sebagai penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang ditularkan oleh tikus atau hewan pengerat lainnya.

    Bakteri penyebab penyakit pes ini dibawa oleh kutu yang terkontaminasi dari tikus. Kutu tersebut lalu menyebarkan bakteri Y. pestis saat menggigit tubuh Anda.

    Penyakit yang disebabkan oleh tikus ini berisiko terjadi di lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk. 

    Gejala penyakit pes yang paling umum yakni:

    • demam,
    • menggigil,
    • sakit kepala,
    • nyeri otot,
    • kejang, dan
    • pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, ketiak, atau leher.

    Dalam beberapa kasus, penyakit pes bisa menyerang paru-paru. Kondisi ini sangat berbahaya karena penyakit makin mudah menular antarmanusia lewat cipratan liur (droplet) saat pasien batuk atau bersin.

    Anda perlu segera pergi ke rumah sakit bila mengalami gejala penyakit pes. Dokter menangani karena tikus ini dengan pemberian obat antibiotik.

    3. Hantavirus

    Hantavirus adalah kelompok virus yang menyebar melalui tikus. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus ini adalah hantavirus pulmonary syndrome (HPS).

    Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit yang ditemukan pada 1993 ini ditularkan oleh tikus rusa, tikus berkaki putih, tikus padi, dan tikus kapas.

    Penyakit dari hewan pengerat yang satu ini menular ketika Anda menghirup partikel dari urine, kotoran, atau air liur tikus yang ada di udara. 

    Anda juga dapat terinfeksi bila menyentuh atau memakan makanan yang bersentuhan dengan tikus. Gigitan tikus juga bisa menyebabkan penyakit ini meski kasusnya cukup langka.

    Gejala awal dari orang yang terinfeksi hantavirus mirip dengan gejala flu, yakni:

    • demam,
    • sakit kepala,
    • muntah,
    • diare, dan
    • sakit perut.

    Sekitar 4–10 hari kemudian, orang yang terinfeksi dapat juga mengalami batuk, sesak napas, dan penumpukan cairan di dalam paru-paru.

    Belum ada obat khusus untuk mengatasi hantavirus. Namun, orang yang terkena penyakit ini harus segera mendapatkan perawatan medis di ruang perawatan intensif. 

    4. Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

    demam berdarah

    Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) adalah demam berdarah yang disertai sindrom ginjal. Penyakit yang disebabkan oleh tikus ini serupa dengan infeksi hantavirus.

    Penyakit ini biasanya berkembang dalam tubuh mulai dari 2–8 minggu setelah Anda terinfeksi. Gejala awalnya yakni:

    • sakit kepala terus-menerus,
    • nyeri punggung dan perut,
    • demam,
    • menggigil,
    • mual, dan
    • penglihatan kabur.

    Penyakit ini juga bisa ditandai dengan kemerahan pada wajah, mata, dan kulit. 

    Gejala parah yang bisa muncul ketika Anda mengalami penyakit dari tikus ini antara lain tekanan darah rendah (hipotensi), syok akut, hingga gagal ginjal akut.

    HFRS dapat ditangani dengan mengontrol jumlah cairan dan elektrolit dalam tubuh. Selain itu, penyakit infeksi karena tikus ini juga diobati dengan beberapa terapi medis.

    Terapi yang bisa diberikan meliputi pemeliharaan kadar oksigen dan tekanan darah, cuci darah (dialisis) untuk mengatasi kelebihan cairan, serta pemberian obat ribavirin melalui infus.

    5. Lymphocytic choriomeningitis (LCM)

    Lymphocytic choriomeningitis (LCM) adalah penyakit tikus yang disebabkan oleh infeksi lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV) yang menular melalui gigitan tikus.

    LCMV bisa dibawa oleh hewan pengerat yang biasanya ada di rumah. Selain itu, virus ini juga bisa disebarkan oleh hewan pengerat peliharaan, termasuk hamster.

    Gejala penyakit ini baru timbul 8–13 hari setelah terinfeksi. Anda mungkin akan merasakan:

    • demam,
    • kurang nafsu makan,
    • nyeri otot,
    • sakit kepala,
    • mual dan muntah,
    • batuk,
    • sakit tenggorokan, dan
    • nyeri pada kelenjar ludah parotid.

    Dalam kasus yang langka, penyakit LCM bisa menimbulkan peradangan pada sumsum tulang belakang. Kondisi ini bisa menyebabkan kelemahan otot hingga kelumpuhan.

    Pengidap penyakit ini perlu perawatan intensif yang akan ditentukan dari tingkat keparahannya. Dokter mungkin juga memberikan obat antiperadangan, seperti kortikosteroid, pada kondisi tertentu.

    6. Rat bite fever (RBF)

    Rat bite fever (RBF) merupakan penyakit infeksi bakteri Spirillum minus atau Streptobacillus moniliformis yang menyebar melalui gigitan tikus. 

    Ketika seseorang terserang penyakit RBF, akan muncul gejala berupa:

    • demam,
    • muntah,
    • sakit kepala,
    • nyeri otot,
    • nyeri sendi, dan
    • kemerahan pada kulit.

    Selain melalui gigitan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada tikus ini juga bisa ditularkan lewat makanan dan minuman yang sudah dimakan atau terkena air liur tikus. 

    Apabila tidak diobati, rat bite fever bisa menjadi penyakit yang bahaya atau bahkan berakibat fatal. Dokter biasanya akan mengobati penyakit RBF dengan terapi antibiotik.

    Untuk mencegah penyakit di atas, jangan lupa selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungan.

    Penting juga untuk membasmi hama tikus di sekitar lingkungan tempat tinggal Anda. Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila merasakan gejala penyakit yang berasal dari tikus.

    Kesimpulan

    • Tikus dapat menyebarkan penyakit infeksi virus atau bakteri yang berisiko mengancam nyawa bila tidak segera ditangani.
    • Beberapa contoh penyakit yang disebabkan karena hewan tikus adalah leptospirosis, penyakit pes, hantavirus, hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS), lymphocytic choriomeningitis (LCM), dan rat bite fever (RBF).
    • Langkah pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta membasmi hama tikus sangat penting untuk mencegah penularan penyakit akibat tikus.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan