backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

7 Jenis Pemeriksaan Penting Sesudah dan Sebelum Operasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/04/2023

    7 Jenis Pemeriksaan Penting Sesudah dan Sebelum Operasi

    Dokter tidak akan sembarangan menyuruh pasien operasi tanpa melakukan tes sebelumnya. Setelah operasi pun, dokter akan memantau perubahan tubuh pasien melalui serangkaian tes medis.

    Lalu, apa saja tes yang umum dilakukan sebelum dan setelah operasi? Simak daftarnya di bawah ini.

    Ragam tes yang dilakukan sebelum atau sesudah operasi

    komponen darah tes darah

    Pada dasarnya, prosedur operasi atau pembedahan harus dilakukan dengan kehati-hatian dan persiapan matang. Begitu juga setelah operasi, dokter perlu mengecek kembali hasilnya.

    Untuk memastikan hal-hal tersebut, berbagai pemeriksaan berikut ini umumnya Anda perlukan sebelum atau sesudah menjalani operasi.

    1. Pemeriksaan darah lengkap

    Pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count (CBC) dapat dilakukan sebelum atau sesudah operasi.

    Dokter melakukan pemeriksaan ini untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien dan mendeteksi penyakit atau masalah pada tubuh pasien.

    Sebagai contoh, dokter bisa mendiagnosis anemia dengan melihat persentase hematokrit dan jumlah hemoglobin.

    Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa komponen darah yang akan dilihat melalui pemeriksaan darah lengkap.

    • Eritrosit atau sel darah merah yang membantu membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
    • Leukosit atau sel darah putih yang melawan infeksi.
    • Hemoglobin, yaitu protein pembawa oksigen yang ada dalam sel darah merah.
    • Hematokrit, yakni perbandingan jumlah sel darah merah dengan keseluruhan komponen darah.
    • Trombosit atau keping darah yang berperan dalam proses pembekuan darah.

    2. Elektrokardiografi (EKG)

    Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dapat memperlihatkan aktivitas listrik jantung sebelum operasi. Tes ini bertujuan untuk menilai kesehatan jantung Anda.

    Lewat pemeriksaan ini, dokter bisa mengetahui apakah irama jantung pasien normal atau tidak, misalnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

    Tes EKG juga membantu mendeteksi kerusakan otot jantung serta menunjukkan penyebab nyeri dada, jantung berdebar (palpitasi), dan suara berdesing pada jantung (murmur).

    3. Rontgen dada

    Rontgen dada atau rontgen thorax membantu dokter mendiagnosis penyebab sesak napas, nyeri dada, batuk tak kunjung sembuh, batuk berdarah, dan demam tertentu. 

    Pencitraan sinar-X juga bisa menunjukkan adanya kelainan jantung, pernapasan, dan paru-paru, termasuk kondisi tulang serta jaringan sekitarnya tanpa melibatkan tindakan invasif.

    Tes medis untuk memeriksa organ-organ dalam rongga dada ini dapat dilakukan sebelum maupun sesudah operasi.

    4. Urinalisis

    Urinalisis atau tes urine dilakukan untuk menganalisis urine yang keluar dari tubuh.

    Tes ini bisa membantu dokter memperkirakan masalah yang terjadi pada ginjal dan kandung kemih, misalnya infeksi atau penyumbatan.

    Tidak hanya itu, pemeriksaan urine juga bisa memperlihatkan ada-tidaknya obat-obatan terlarang yang pasien konsumsi sebelum operasi.

    Menurut National Kidney Foundation, tes urine ini terbagi dalam tiga bagian sebagai berikut.

    • Pengujian visual (penampilan) untuk melihat warna dan kejernihan urine.
    • Pengujian mikroskopis untuk melihat hal-hal yang tidak bisa terdeteksi mata telanjang, seperti darah, bakteri, atau kristal kecil dalam urine.
    • Dipstick test menggunakan stik plastik tipis yang dicelupkan ke urine untuk mengecek derajat keasaman (pH), kandungan protein, gula, sel darah putih, bilirubin, dan darah dalam urine.

    5. Magnetic resonance imaging (MRI)

    mri magnetic resonance imaging

    Magnetic resonance imaging (MRI) menggunakan magnet kuat, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detail dari organ dan jaringan dalam tubuh.

    Pemeriksaan MRI membantu dokter mendiagnosis penyakit atau cedera sebelum operasi. Tes pencitraan ini juga mampu memantau seberapa baik respons tubuh Anda sesudah operasi.

    Pasien yang melakukan MRI harus berbaring di tempat tidur selama pemeriksaan. Kemudian, dokter akan melakukan tes ini dan membaca hasilnya nanti.

    Melalui MRI, dokter dapat melihat kondisi otak dan sumsum tulang belakang, jantung dan pembuluh darah, tulang dan sendi, serta organ-organ tubuh lainnya.

    6. Tes faktor pembekuan darah

    Tes faktor pembekuan darah atau koagulasi biasanya dilakukan sebelum operasi untuk melihat apakah darah mudah atau susah membeku. Hal ini dapat mencegah komplikasi saat operasi.

    Jika darah pasien mudah membeku, risiko hilangnya banyak darah ketika operasi tentu lebih kecil. Namun, jika sebaliknya, darah akan terus keluar dan pasien bisa kehilangan banyak darah.

    Saat melakukan tes faktor koagulasi, dokter umumnya akan mencari tahu nilai prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT).

    7. Endoskopi

    Salah satu tes yang sering dilakukan sebelum atau sesudah operasi adalah endoskopi saluran cerna bagian atas. Prosedur ini bertujuan untuk melihat kondisi dalam tubuh pasien.

    Dokter akan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi kamera dan sumber cahaya ke dalam saluran pencernaan Anda. Alat ini disebut endoskop.

    Endoskop awalnya dimasukkan ke dalam mulut, lalu terus menyusuri saluran pencernaan Anda hingga dokter bisa melihat kondisi di dalamnya. 

    Sembari alat masuk ke dalam tubuh Anda, kamera pada endoskop akan menangkap gambar yang disajikan dalam monitor TV berwarna.

    Pentingnya pemeriksaan medis sebelum dan sesudah operasi

    Tes sebelum operasi dilakukan untuk memastikan apakah Anda benar-benar membutuhkan prosedur pembedahan atau tidak. 

    Pemeriksaan juga diperlukan untuk memastikan seberapa stabil tubuh pasien, sembari melihat apakah tubuh pasien mampu menjalani operasi atau tidak dalam waktu dekat ini.

    Sesudah operasi, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan tergantung pada kondisi dan permintaan dokter yang menangani Anda. 

    Tes sesudah operasi dilakukan untuk memastikan tidak adanya komplikasi setelah operasi. Hal ini juga penting agar dokter dapat menentukan tindakan yang diperlukan selanjutnya.

    Perlu diketahui bahwa Anda tidak harus menjalani kesemua pemeriksaan di atas setiap kali akan dioperasi.

    Pemeriksaan dipilih berdasarkan jenis operasi yang akan Anda jalani. Selalu konsultasikan dengan dokter bila Anda merasa kurang paham dengan prosedur medis yang akan dilakukan.

    Kesimpulan

    • Tes sebelum operasi bertujuan untuk memastikan apakah pasien benar-benar membutuhkan tindakan pembedahan dan mengetahui kesiapan pasien.
    • Sementara itu, tes sesudah operasi digunakan untuk mengetahui respons tubuh pascaoperasi dan melihat ada-tidaknya komplikasi.
    • Beberapa jenis pemeriksaan yang umum dilakukan mulai dari tes darah lengkap, tes urine, rontgen dada, MRI, EKG, hingga endoskopi.
    • Konsultasikan dengan dokter bila Anda kurang memahami manfaat dan risiko dari tiap tes di atas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan