backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Posisi Tidur Mana yang Lebih Baik: Telentang, Tengkurap, atau Miring?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/05/2021

    Posisi Tidur Mana yang Lebih Baik: Telentang, Tengkurap, atau Miring?

    Tahukah Anda bahwa posisi saat tidur ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan? Ya, memilih posisi tidur yang baik dan tepat dapat meningkatkan kualitas tidur sekaligus mendapatkan manfaat tidur secara maksimal. Sebaliknya, jika Anda salah memilih posisi tidur, risiko mengalami kelelahan, gangguan tidur, sakit kepala, sakit maag, dan nyeri punggung akan meningkat. Lalu, bagaimana cara memilih posisi tidur yang baik?

    Manfaat dan risiko dari berbagai posisi tidur

    Pada dasarnya, tidak ada satu posisi yang baik untuk semua orang. Pasalnya, masing-masing orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda. Ini artinya, posisi tidur yang baik untuk Anda belum tentu baik untuk orang lain.

    Oleh sebab itu, Anda perlu memahami manfaat dan risiko dari berbagai jenis posisi tidur sebelum menentukan mana yang terbaik.

    1. Tidur telentang

    posisi tidur memengaruhi pencernaan

    Sering kali, tidur telentang dianggap menjadi posisi yang paling baik daripada posisi lainnya. Selain baik untuk tulang belakang, para ahli menganggap bahwa dengan tidur dalam kondisi telentang dapat memberikan kesempatan untuk Anda mendapatkan manfaat sepenuhnya dari tempat tidur.

    Biasanya, tidur telentang yang baik bisa Anda lakukan dengan memposisikan tubuh dalam kondisi lurus dan kepala menghadap ke langit-langit. Saat tidur pada kondisi ini, pastikan untuk menggunakan bantal yang nyaman sebagai penyangga kepala.

    Posisi tidur yang satu ini baik untuk membantu Anda yang sedang mengalami sakit punggung, bahu, atau sakit leher. Pasalnya, tidur dalam posisi ini dapat mengurangi rasa tak nyaman pada area yang terasa sakit. Selain itu, posisi ini membuat seluruh tulang belakang sama rata menyangga beban tubuh Anda.

    Sayangnya, tidak semua orang akan merasa nyaman jika harus tidur dalam kondisi ini. Mengapa? Ternyata,  tidur dalam kondisi tubuh telentang kurang baik untuk Anda yang memiliki kelainan tulang belakang kifosis. Ya, jika tidur dalam kondisi tersebut, Anda yang mengalami kifosis rentan mengalami sakit leher.

    Selain itu, tidur dalam kondisi telentang juga dapat memicu suara mengorok saat tidur. Hal ini terjadi karena saat tidur telentang gravitasi bumi membuat lidah semakin ke belakang, sehingga menutupi jalan napas. Tekanan dari lidah ini menyebabkan Anda mengorok saat tidur.

    2. Tidur tengkurap

    quiz kuis berapa lama waktu tidur hellosehat

    Pada dasarnya, tidur dalam kondisi tengkurap cenderung memberikan lebih banyak masalah kesehatan daripada manfaat yang bisa Anda dapatkan. Bahkan, para ahli menganggap bahwa posisi ini tergolong yang paling tidak baik daripada kedua posisi tidur lainnya.

    Saat tidur dalam kondisi tengkurap, Anda tidak lagi mengandalkan tulang belakang untuk menyangga tubuh. Bahkan, Anda akan menarik otot-otot leher hingga terasa tak nyaman, dan membatasi pernapasan. Posisi tidur ini mungkin akan dokter rekomendasikan bagi Anda yang selalu mengorok dengan suara keras setiap tidur.

    Namun, masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat tidur dalam kondisi tubuh tengkurap juga cukup banyak. Mulai dari jantung yang berdetak lebih cepat, kesulitan bernapas, hingga kematian yang mungkin terjadi pada bayi jika tidur pada dalam kondisi seperti ini.

    Oleh sebab itu, hanya segelintir orang yang merasa nyaman tidur tengkurap. Sebagian besar dari mereka mengalami beberapa perubahan gaya saat tidur. Ini artinya, posisi saat bangun mungkin sudah berbeda dan tidak dalam kondisi tengkurap lagi. Namun, Anda tidak bisa kan mengatur perubahan tersebut selama tidur?

    Jika tetap ingin tidur dengan cara tengkurap, Anda perlu mengetahui risiko apa saja yang mungkin terjadi. Setidaknya gunakan bantal tipis pada bagian bawah perut untuk menyangga tulang belakang. Tidur tengkurap dengan bantal tipis atau tidak menggunakan bantal sama sekali pada perut dapat meningkatkan kekuatan tulang belakang.

    3. Tidur miring

    tidur yang cukup cegah Alzheimer

    Sebagian besar orang pasti mengaku tidur dalam kondisi tubuh menghadap ke samping. Ya, posisi ini memang terasa nyaman saat tidur. Bahkan, menurut Sleep Advisor, ada beberapa manfaat kesehatan yang mungkin Anda rasakan jika tidur dalam kondisi tubuh menyamping.

    Sebagai contoh,  tidur dalam kondisi tubuh miring ke kiri dapat melancarkan sirkulasi darah menuju jantung sekaligus mengurangi risiko heartburn. Sementara, tidur miring ke kanan memberikan manfaat kesehatan lain. Jika tidur menghadap ke kanan, Anda dapat melindungi jantung dari posisi tertindih atau tertekan oleh organ tubuh lainnya.

    Selain itu, tidur dalam keadaan miring dapat mencegah sakit leher, sakit punggung, mengurangi dengkuran, dan bermanfaat bagi Anda yang memiliki sleep apnea obstruktif, atau gangguan tidur saat napas terhenti sementara saat tidur.

    Bahkan, wanita yang sedang hamil juga disarankan untuk tidur dalam kondisi ini. Untuk ibu hamil, kondisi tidur menyamping ke sisi kiri juga merupakan yang paling baik karena membantu melancarkan peredaran darah.

    Meski begitu, bukan berarti ini adalah posisi tidur yang paling baik. Pasalnya, tidur dalam kondisi menyamping juga kurang tepat bagi beberapa orang dengan masalah kesehatan tertentu. Sebagai contoh, ternyata tidur menghadap ke samping kanan bagi penderita gangguan lambung dapat memperparah kondisinya.

    Saat tidur menghadap ke sisi kanan, esophageal sphincter (saluran antara perut dan kerongkongan) melemah. Alhasil, asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa perih pada lambung Anda. Hal tersebut bisa menyebabkan gejala-gejala seperti dada terasa perih terbakar (heartburn), batuk, dan mulut yang terasa asam.

    Jika di malam hari Anda sering berganti posisi tidur, cobalah untuk mengganjal belakang punggung dengan guling atau bantal. Dengan begitu, Anda pun jadi lebih susah untuk ganti berganti posisi miring ke sisi kanan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan