backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

10 Penyebab Mata Merah yang Paling Sering Terjadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 17/01/2022

    10 Penyebab Mata Merah yang Paling Sering Terjadi

    Bukan hanya terasa tidak nyaman, mata merah juga bisa mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Bahkan tidak hanya itu, kondisi ini juga akan mengganggu penampilan Anda. Lantas, apa penyebab mata merah? Cara tahu jawabannya dalam artikel ini.

    Berbagai penyebab mata merah

    Mata merupakan salah satu organ tubuh manusia yang paling sensitif. Pasalnya, mata lebih sering terpapar oleh udara luar dan hanya terlindungi oleh kelopak mata, sehingga mata mudah mengalami berbagai gangguan termasuk mata merah.

    Penyebab mata merah pun sangat beragam, mulai dari iritasi mata, sakit mata, atau gangguan mata lainnya. Nah, berikut adalah berbagai kondisi yang dapat mengakibatkan mata menjadi memerah:

    1. Mata kemasukan benda asing

    Benda asing yang masuk ke mata seperti pasir atau debu dapat menyebabkan mata kelilipan dan berair. Benda asing tersebut akan menggores kornea dan gejalanya adalah kemerahan, mata berair, atau sensitivitas terhadap cahaya.

    Trauma atau luka pada mata yang disebabkan karena kecelakaan, terpapar benda asing atau zat kimia, baru menjalani operasi, goresan kecil yang menyebabkan kornea lecet, atau luka bakar juga bisa jadi penyebab mata merah.

    Hal ini terjadi karena pembuluh darah di mata Anda melebar untuk mengalirkan lebih banyak darah ke lokasi cedera sehingga proses penyembuhan dapat berjalan lebih cepat. Pelebaran atau kadang-kadang kerusakan pembuluh darah di mata inilah yang menyebabkan mata Anda jadi nampak kemerahan.

    Jika keluhan mata iritasi makin tak tertahankan, cobalah untuk membilasnya dengan air bersih. Jangan mengucek atau menyentuh mata untuk mencoba mengeluarkan benda asing tersebut.

    Jika yang memasuki mata adalah benda tajam yang berbahaya, misalnya pecahan kaca, tutup mata Anda dan segera pergi ke dokter atau UGD

    2. Pemakaian lensa kontak yang kurang tepat

    Jika Anda tidak dapat merawatnya dengan baik, lensa kontak dapat mengiritasi kornea dan memicu mata merah. Untuk waktu yang lama, ini dapat membuat mata Anda kering.

    Saat kondisi ini terjadi, jangan pernah menggunakan lensa kontak. Jika lensa kontak menyebabkan iritasi mata, ganti dengan yang baru. Jika mata Anda kering, konsultasikan pada dokter mata atau cari jenis lensa yang lain. Namun, Anda harus mengurangi penggunaan lensa kontak.

    3. Mata kering

    Sindrom mata kering terjadi ketika kelenjar air mata tidak memproduksi cukup banyak cairan mata, baik dari segi kuantitas dan kualitas, untuk melumasi mata Anda. Akibatnya, hal tersebut membuat mata Anda jadi kering dan teriritasi sehingga terlihat memerah.

    Anda bisa memberikan obat tetes mata atau air mata buatan (artificial tears) setiap 2-3 jam sekali atau sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan, untuk membantu meringankan kondisi ini.

    4. Konjungtivitis

    Konjungtivitis atau yang juga sering disebut dengan pink eye adalah infeksi mata yang paling umum dan menular. Kondisi ini terjadi ketika konjungtiva, yaitu membran transparan yang menutupi bola mata dan bagian dalam kelopak mata mengalami infeksi. Hal ini membuat pembuluh darah pada mata menjadi teriritasi dan membengkak, sehingga membuat mata terlihat kemerahan.

    Infeksi biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Selain itu, paparan polusi, debu, asap, atau zat kimia tertentu juga bisa menyebabkan kondisi ini. Mata merah akibat konjungtivitis bisa terjadi pada sebelah mata atau keduanya.

    Karena konjungtivitis bersifat menular, maka Anda harus mendapatkan perawatan sedini mungkin untuk menghindari penularan ke orang lain.

    5. Alergi

    Mata merah juga merupakan salah satu gejala alergi mata. Hal ini terjadi karena reaksi umum dari alergi adalah mata memerah.

    Ketika sistem kekebalan Anda bereaksi terhadap zat asing, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, bahan kimia tertentu yang ada dalam makeup ataupun cairan lensa kontak, tubuh Anda secara alami melepaskan histamin sebagai upaya untuk melawan alergen.

    Akibatnya, histamin menyebabkan pembuluh mata membesar sehingga membuat mata Anda jadi merah dan berair.

    6. Mata lelah

    Terlalu lama menatap layar monitor, TV, ataupun handphone akan membuat Anda secara tidak sadar jarang berkedip. Padahal, berkedip merupakan salah satu cara alami untuk melembapkan mata Anda sehingga bisa mencegah mata kering dan merah.

    Untuk mengurangi risiko mata lelah karena terus-menerus berfokus pada layar komputer, Anda bisa menggunakan kacamata anti radiasi yang dirancang khusus untuk melindungi mata dari paparan sinar komputer dan menerapkan aturan 20-20-20.

    Aturan 20-20-20 menganjurkan Anda berpaling dari layar monitor setiap 20 menit sekali dan mengistirahatkan mata Anda selama 20 detik dengan melihat objek benda yang jaraknya sekitar 20 kaki (6 meter). Jika diperlukan, Anda juga bisa meneteskan obat tetes mata ataupun air mata buatan guna melembapkan mata Anda.

    7. Uveitis

    Menurut Mayo Clinic, uveitis adalah jenis peradangan mata yang menyerang jaringan pada lapisan tengah dinding mata (uvea).

    Kondisi ini menyebabkan mata mengalami gejala-gejala seperti kemerahan, sakit, serta penglihatan buram. Uveitis dapat mengenai salah satu atau kedua mata, dan dapat terjadi pada seluruh usia.

    Beberapa penyebab uveitis adalah infeksi, cedera mata, atau adanya penyakit autoimun. Namun, sering kali uveitis tidak diketahui penyebab pastinya.

    8. Glaukoma

    Glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata yang mengakibatkan kerusakan pada saraf-saraf optik. Akibatnya, penglihatan penderitanya pun dapat terancam.

    Salah satu gejala yang dialami pengidap glaukoma adalah mata merah, yang juga disertai dengan sakit kepala, pusing, serta mual dan muntah. Apabila tidak ditangani segera, glaukoma berisiko memicu kebutaan.

    9. Perdarahan subkonjungtiva

    Pernahkah Anda melihat seseorang dengan bagian putih mata yang merah seperti berdarah? Kondisi tersebut mungkin saja merupakan perdarahan subkonjungtiva.

    Pada kondisi ini, pembuluh darah pada konjungtiva pecah dan mengakibatkan darah merembes di antara konjungtiva dan sklera (bagian putih mata). Perdarahan ini biasanya terlihat dalam bentuk titik atau bercak berwarna merah darah pada bagian putih mata.

    Perdarahan subkonjungtiva bisa diakibatkan oleh banyak hal, mulai dari bersih atau batuk yang terlalu keras, mengucek mata, hingga cedera mata lainnya.

    10. Masalah pada kornea

    Kornea mata yang bermasalah juga dapat mengakibatkan mata Anda memerah. Bersama dengan sklera, kornea adalah garda terdepan yang melindungi mata dari debu, kuman, serta menyaring jumlah sinar matahari yang masuk ke mata.

    Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada kornea adalah keratitis, yaitu peradangan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Iritasi akibat pemakaian softlens juga dapat memicu keratitis.

    Cara mengatasi dan mencegah mata merah

    Pengobatan mata merah biasanya akan tergantung pada apa penyebab utamanya. Misalnya, kemerahan pada mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri mungkin perlu menggunakan obat tetes mata dari dokter yang mengandung antibiotik.

    Atau, jika mata kemerahan terjadi sebagai reaksi alergi, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menghindari segala hal yang bisa memicu alergi dan minum obat antihistamin untuk meringankan gejala.

    Untuk menjaga kesehatan mata serta mencegahnya dari berbagai masalah, termasuk kondisi mata merah, Anda dapat mengikuti tips-tips berikut:

    • Gunakan kacamata hitam saat beraktivitas di bawah sinar matahari
    • Hindari asap rokok dan polusi
    • Makan makanan yang baik untuk kesehatan mata
    • Menjalani pemeriksaan mata secara berkala
    • Merawat lensa kontak dengan baik dan benar
    • Batasi penggunaan gawai elektronik yang terlalu lama

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 17/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan