backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pembengkakan Limpa (Splenomegali)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/01/2024

Pembengkakan Limpa (Splenomegali)

Limpa adalah organ yang menjadi bagian dari sistem limfatik (getah bening). Organ yang terletak di belakang lambung ini berperan penting dalam penyimpanan sel darah merah dan trombosit. Pembengkakan pada limpa bisa mengganggu kerja sistem peredaran secara keseluruhan. Kenali gejala, penyebab, dan penanganannya!

Apa itu pembengkakan limpa (splenomegali)?

Pembengkakan limpa (splenomegali) adalah kondisi yang menyebabkan limpa membengkak secara tidak wajar. Limpa yang membengkak bisa berbobot hingga 1 kg dengan panjang melebihi 20 cm.

Pembengkakan limpa akan mengurangi jumlah sel darah merah yang terangkut dalam aliran darah dan menyebabkan penumpukan sel darah merah dan trombosit yang merusak jaringan limpa.

Padahal, limpa yang sehat memiliki peran penting dalam sistem peredaran darah, pembentukan antibodi, dan mekanisme tubuh dalam melawan kuman penyebab penyakit.

Pada beberapa kasus, splenomegali bisa menyebabkan limpa pecah sehingga terjadi perdarahan internal. Ini adalah kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera karena dapat berakibat fatal.

Splenomegali dapat ditangani dengan obat-obatan. Pada kasus yang berat, penderita mungkin perlu menjalani operasi pengangkatan limpa.

Tanda dan gejala pembengkakan limpa

limpa

Splenomegali tidak memiliki gejala khas. Namun, ada gejala umum berupa sakit perut sebelah kiri (terutama ketika menarik napas dalam) dan sensasi perut kembung. Rasa nyeri pada perut bisa menyebar hingga ke bahu kiri.

Beberapa orang yang limpanya membesar juga merasa lebih cepat kenyang. Mereka pun rentan mengalami kenaikan asam lambung karena limpa yang membesar menekan organ-organ di sekitar lambung.

Gejala lain yang mungkin dirasakan antara lain:

  • mudah lelah,
  • demam,
  • rasa tidak nyaman pada perut,
  • berkeringat pada malam hari,
  • pucat,
  • anemia,
  • berat badan menurun karena mudah kenyang,
  • sering terkena infeksi, serta
  • mudah mengalami perdarahan.

Kapan harus pergi ke dokter?

Segeralah periksakan diri ke dokter apabila Anda merasakan nyeri pada perut sebelah kiri, terlebih lagi jika rasa nyeri bertambah parah ketika Anda menarik napas dalam.

Penyebab pembengkakan limpa

Kebanyakan kasus pembengkakan limpa disebabkan oleh infeksi atau penyakit pada hati. Kondisi medis dan gangguan kesehatan yang dapat menjadi penyebabnya adalah sebagai berikut.

  • Infeksi virus, seperti mononukleosis.
  • Infeksi bakteri, termasuk sipilis dan infeksi pada lapisan dalam jantung.
  • Infeksi parasit, seperti malaria.
  • Penyakit sirosis dan perlemakan hati.
  • Penyakit kanker darah, seperti leukemia, limfoma, dan myelofibrosis.
  • Berbagai jenis anemia hemolitik, seperti anemia sel sabit, talasemia, dan sferositosis.
  • Penyakit autoimun yang menimbulkan peradangan, seperti lupus dan rematik.
  • Gangguan metabolisme, seperti penyakit Gaucher dan penyakit Niemann-pick.
  • Gagal jantung kongestif, yaitu kondisi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh.
  • Trombosis vena dalam, yakni penyakit yang ditandai dengan adanya gumpalan darah pada pembuluh vena.
  • Polisitemia vera, yakni sejenis kanker darah yang membuat sumsum tulang memproduksi lebih banyak darah dari seharusnya.
  • Immune thrombocytopenic purpura, yaitu kelainan trombosit yang berpengaruh terhadap proses pembekuan darah.

Pembengkakan limpa akibat berbagai kondisi di atas dapat bersifat sementara atau permanen, tergantung dari pengobatannya.

Faktor risiko pembengkakan limpa

Siapa pun dapat mengalami splenomegali, tapi berikut kelompok yang paling rentan mengalami penyakit ini.

  • Anak-anak dan orang dewasa yang terkena infeksi.
  • Penderita penyakit Gaucher, penyakit Niemann-Pick, maupun gangguan metabolisme sejenis yang berdampak pada organ hati dan limpa.
  • Organ yang tinggal atau bepergian ke wilayah dengan kasus malaria yang tinggi.

Diagnosis pembengkakan limpa

Dokter biasanya melakukan pemeriksaan awal dengan meraba area sekitar limpa untuk menentukan apakah nyeri disebabkan oleh limpa yang membengkak.

Setelah itu, dokter dapat memastikan diagnosis dengan satu atau beberapa tes berikut.

  • Tes darah untuk mengetahui jumlah, bentuk, dan komposisi darah.
  • CT scan untuk mengetahui ukuran limpa dan apakah limpa menutupi organ di sekitarnya.
  • MRI untuk mengetahui seberapa lancar aliran darah dari dan menuju limpa.
  • Tes pelengkap seperti tes fungsi hati atau biopsi sumsum tulang.

Pengobatan pembengkakan limpa

lisinopril

Jika limpa membengkak akibat infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat-obatan antibiotik. Apabila penyebabnya adalah kanker darah, pengobatan dapat mencakup obat-obatan dan kemoterapi.

Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan menyarankan operasi pengangkatan limpa. Langkah ini ditempuh apabila pembengkakan limpa sudah menyebabkan komplikasi, tidak diketahui penyebabnya, atau tidak bisa diatasi dengan cara lain.

Anda dapat hidup normal tanpa limpa, tapi Anda akan lebih rentan mengalami infeksi.

Perlu diingat bahwa setelah operasi, Anda harus mendapatkan vaksinasi dewasa lengkap. Ini karena orang tanpa limpa berisiko terinfeksi pneumonia dan meningitis akibat bakteri.

Tips agar limpa tetap sehat

  • Minum air putih yang cukup.
  • Olahraga rutin untuk jaga berat badan ideal.
  • Terapkan pola makan antiradang dan tinggi antioksidan, seperti mengutamakan konsumsi sayuran dan buah-buahan.
  • Hindari konsumsi ultra-processed food dan makanan tinggi gula karena bisa memicu peradangan.

Perawatan rumahan pembengkakan limpa

Jika Anda mengalami splenomegali, hindari olahraga ataupun aktivitas yang membuat Anda rentan terbentur.

Anda juga perlu menghindari olahraga yang melibatkan gerakan pukulan atau tendangan untuk mencegah pecahnya limpa.

Selalu gunakan sabuk pengaman saat berkendara. Hal ini dapat mencegah kerusakan parah pada limpa apabila Anda mengalami kecelakaan.

Pastikan Anda mengikuti jadwal vaksinasi flu, tetanus, difteri, dan lainnya secara rutin. Vaksinasi sangat penting karena penderita splenomegali dan orang yang hidup tanpa limpa lebih rentan mengalami infeksi yang berbahaya.

Berkonsultasilah kepada dokter untuk mengetahui aktivitas apa yang aman bagi Anda. Jangan lupa lakukan kontrol rutin untuk memantau kondisi limpa dan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan