backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Persiapan yang Harus Dilakukan Sebelum Jalani Operasi Tahi Lalat (Ketahui Juga Risikonya)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 10/10/2022

    Persiapan yang Harus Dilakukan Sebelum Jalani Operasi Tahi Lalat (Ketahui Juga Risikonya)

    Banyak orang yang merasa tidak percaya diri ketika memiliki tahi lalat besar yang menghiasi wajah. Oleh karena itu mereka memilih untuk menyingkirkan tahi lalat mengganggu ini lewat jalur operasi. Nah, bila Anda juga sedang memiliki rencana untuk menjalani operasi, baiknya ketahui terlebih dahulu bagaimana proses prosedurnya berlangsung dan apa saja risikonya agar Anda dapat mempersiapkan diri.

    Siapa saja yang membutuhkan operasi tahi lalat?

    Sebenarnya, selama tahi lalat Anda tidak menunjukkan tanda kanker kulit (seperti tumbuh membesar dan berubah warna), Anda tidak perlu-perlu amat membuang tanda lahir yang kerap juga disebut beauty mark ini.

    Tetapi, jika Anda tidak percaya diri dengan tanda lahir hitam yang Anda miliki tersebut, Anda boleh saja melakukan operasi untuk menghilangkannya.

    Bila memang Anda berniat untuk seperti itu, sebaiknya diskusikan dan konsultasikan dulu pada dokter kulit. Sebab meski Anda tidak perlu menyiapkan apapun menjelang operasi tahi lalat, sama seperti prosedur medis lainnya operasi tahi lalat tentu saja memiliki risikonya tersendiri.

    Bagaimana prosedur operasi tahi lalat berlangsung?

    Sebelum menjalani operasi, dokter akan memeriksa kondisi tahi lalat dan kulit Anda. Hal ini dilakukan untuk menentukan metode bedah yang tepat sesuai dengan bentuk dan ukuran tahi lalat. Pilihan bedahnya meliputi bedah eksisi dan bedah pencukuran.

    Pada bedah eksisi, dokter akan memotong seluruh bagian tahi lalat beserta akarnya lalu menjahitnya hingga tertutup. Bedah ini biasanya dilakukan pada tahi lalat yang ukurannya lebih besar.

    Serupa dengan bedah eksisi, bedah pencukuran juga melibatkan pengangkatan seluruh bagian tahi lalat. Hanya saja, metode ini biasanya dilakukan pada tahi lalat yang ukurannya lebih kecil. Proses pemulihannya pun lebih cepat dibandingkan dengan bedah eksisi.

    Seluruh jenis operasi dilakukan di bawah pengaruh bius lokal. Untuk memastikan kembali apakah tahi lalat berpotensi kanker atau tidak, dokter biasanya juga akan memeriksa jaringan tahi lalat di bawah mikroskop.

    Lalu, apa saja risiko yang mungkin terjadi jika melakukan operasi tahi lalat?

    Seperti operasi medis pada umumnya, meski bukan termasuk operasi yang berat namun tindakan ini tentu saja punya risiko. Risiko yang terjadi tergantung dengan bagaimana prosedur operasi yang dilakukan dan kondisi tahi lalat yang akan dihilangkan.

    Operasi tahi lalat pada umumnya tidak menyebabkan rasa sakit, sebab dokter bedah pasti akan membius dulu daerah yang perlu dibedah. Tapi alergi terhadap obat bius dan kerusakan sistem saraf adalah risiko yang mungkin terjadi, meski hal ini sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, pastikan terlebih dulu dengan dokter Anda apabila Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu.

    Risiko lainnya adalah timbulnya bekas luka. Keputusan apakah luka bekas operasi harus dijahit atau tidak juga akan tergantung dengan kondisi masing-masing pasien. Bila memang tahi lalat memiliki akar yang dalam, maka dokter akan membuat luka yang dalam pula. Hal ini membuat luka operasi harus ditutup dengan jahitan benang.

    Setelah operasi tahi lalat, mungkin Anda akan memiliki luka yang lebih besar dan terlihat ketimbang tahi lalat Anda sebelumnya. Meski menggunakan obat yang khusus ditujukan untuk menghilangkan luka, namun dalam beberapa kasus luka bekas operasi bisa saja tidak hilang sama sekali.

    fakta kesehatan tahi lalat melanoma

    Apa yang dilakukan setelah operasi tahi lalat berhasil?

    Bila luka operasi tidak dijahit, maka Anda hanya tinggal menunggu luka tersebut sembuh saja. Luka bekas operasi membutuhkan waktu untuk pulih sekitar 1-2 minggu. Selama waktu tersebut, Anda harus memastikan bahwa area di sekitar luka operasi tetap bersih agar tidak terkena infeksi.

    Sementara, kalau luka operasi menggunakan jahitan, maka hal yang harus dilakukan selajutnya adalah mengangkat jahitan tersebut. Jahitan luka operasi akan dilepas sekitar 8-14 hari setelah operasi dilakukan. Karena itu, Anda harus menjaga luka agar tetap kering, tidak terkena air, dan bersih.

    Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang tinggi protein, vitamin, dan mineral, yang mampu membuat luka operasi cepat kering dan sembuh. Jangan biarkan juga luka operasi terbuka bila belum saatnya dilepas jahitan.

    Beberapa waktu setelah operasi, mungkin Anda akan diberikan obat yang digunakan untuk menangkal infeksi dari bakteri. Tetapi, untuk pastinya Anda sebaiknya tanyakan langsung pada dokter yang menangani Anda, apakah Anda perlu mengonsumsi obat atau tidak.

    Buat janji dengan dokter spesialis kulit atau bedah yang langsung menangani Anda melalui platform Hello Sehat agar lebih mudah prosesnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 10/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan