backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Cara Mengkritik Anak yang Baik dan Dampaknya Jika Berlebihan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 25/10/2023

    5 Cara Mengkritik Anak yang Baik dan Dampaknya Jika Berlebihan

    Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui cara mengkritik anak yang benar. Pasalnya, mengkritik anak secara berlebihan dan kasar dapat mengganggu kesehatan mental anak dan perkembangan emosionalnya. Lalu, bagaimana cara terbaik dalam mengkritik anak? Simak jawabannya melalui ulasan berikut ini. 

    Berbagai cara mengkritik anak yang baik 

    ciri-ciri masa kanak-kanak bagi anak laki-laki

    Pada dasarnya, anak memang sering berbuat salah, misalnya main hingga lupa waktu, tidak membereskan tempat tidur, hingga bermain gadget terlalu lama.

    Ini sebenarnya hal yang normal terjadi dan memang kerap kali dihadapi oleh orangtua.  Sebagai orangtua, tentu Anda akan memberikannya kritik ketika ia berbuat salah.

    Namun, Anda perlu tahu bila setiap orang pasti pernah berbuat salah, apalagi anak-anak yang masih dalam tahap belajar. 

    Walaupun tingkah anak sering membuat Anda menggelengkan kepala, bukan berarti setiap tindakannya perlu diberi kritikan.

    Apalagi mengkritiknya secara berlebihan, misalnya dengan suara yang keras atau kata-kata yang kasar.

    Pasalnya, dengan memberikan kritik yang kasar, tentunya akan memberikan dampak yang buruk juga kepada anak nantinya. 

    Alih-alih mengkritiknya dengan bahasa kasar yang justru berdampak buruk pada perkembangan anak, lebih baik mengkritik anak dengan dengan cara bijak seperti bawah ini. 

    1. Cari tahu akar masalahnya sebelum mengkritik 

    Mencari tahu akar permasalahan sebelum mengkritik dapat membantu Anda mengurangi ledakan emosi.

    Tidak hanya itu, dengan mengetahui akar masalah yang ada, Anda akan lebih mudah menjelaskan kepada anak apa yang salah. 

    Misalnya, nilai pelajaran di sekolahnya menurun. Alih-alih langsung memarahinya dengan kata-kata yang kasar dan berteriak, ada baiknya Anda mencari tahu masalah yang mungkin sedang ia hadapi. 

    Anda mungkin bisa bertanya, apakah saat ujian ia merasa gugup? Mungkin juga ia memiliki masalah dengan teman sekelasnya hingga tidak fokus belajar dan menurunkan nilainya? 

    Saat Anda sudah mulai mengetahui akar masalahnya, Anda dapat berdiskusi dengan anak atau bahkan guru di sekolahnya untuk menemukan solusi yang tepat. 

    2. Pilih waktu yang tepat 

    Perlu diingat kembali, pada dasarnya, anak membuat kesalahan adalah hal yang normal. Apalagi anak masih dalam tahapan belajar. 

    Jadi saat Anda kesal dengan perilaku yang dilakukan anak, sebaiknya tahan dulu emosi tersebut dan hindari untuk langsung melupakannya. 

    Sebab, tidak ada seorang pun yang ingin dikritik dengan cara yang kasar. Anak justru bisa menganggap bahwa orangtuanya tidak sayang lagi kepadanya. 

    Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda menenangkan diri terlebih dahulu.

    Setelah itu, bicarakan dengan anak pada waktu yang tenang dan secara private agar ia dapat mendengar kritikan lebih baik dan nyaman. 

    3. Fokus pada perilaku, bukan pada anak

    Mengutip dari UNICEF, cara terbaik untuk mengkritik anak yang selanjutnya adalah fokus pada perilaku atau tindakan yang salah, bukan pada karakter anak itu sendiri. 

    Misalnya Anda tidak suka bila melihat mainan atau barang-barang lainnya berantakan di kamarnya.

    Alih-alih berkata “Mama tidak suka ya kamu berantakan sekali orangnya”, lebih baik untuk berkata “Mama tidak suka kalau barang-barang dan mainanmu berserakan di lantai”. 

    Selain itu, saat memberikan kritik pun, orangtua sebaiknya fokus atas kesalahan yang dilakukannya hari itu.

    Hindari untuk mengungkit masalah di masa lalu, sehingga ia tidak bingung untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya. 

    4. Berikan alasan yang jelas

    Saat sedang mengkritik anak, sebaiknya berikan alasan dan penjelasan atas tindakan kesalahan yang ia lakukan.

    Anda juga bisa memberi tahu anak tentang hukuman atau konsekuensi atas perbuatan yang telah ia lakukan. 

    Dengan begitu, ia akan lebih memahami kesalahan atas tindakannya. Saat mengkritik pun, sebaiknya gunakan bahasa yang jelas dimengerti oleh anak dan sesuaikan dengan usianya. 

    Hindari penggunaan kata-kata yang menghina. Lebih baik gunakan bahasa yang baik untuk memberikan contoh positif bagi anak Anda. 

    5. Berikan solusi atas kesalahan yang telah dilakukan 

    Setelah mengkritik anak, jangan langsung pergi dan melupakannya begitu saja.

    Sebaiknya, ajak anak untuk berdiskusi tentang cara memperbaiki tindakan salah yang telah ia lakukan.

    Dengan komunikasi yang baik, ini akan membantu anak lebih termotivasi untuk melakukan perubahan. 

    Setelah mendapatkan solusi yang tepat, beri anak kesempatan untuk mengambil tanggung jawab atas kesalahan yang telah ia lakukan. 

    Adakah dampak dari orangtua suka mengkritik anak?

    mother wound

    Sebenarnya, mengkritik anak dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif bergantung pada cara yang digunakan.

    Bila kritik yang diberikan dengan cara yang benar dan baik, kritik tersebut tentu dapat memberikan dampak positif. 

    Misalnya, anak akan lebih memikirkan tindakan dan keputusan yang akan ia lakukan. Ia pun dapat menyadari kesalahannya dan memotivasi anak untuk berubah menjadi lebih baik. 

    Namun sebaliknya, bila kritikan yang dilakukan dengan cara yang salah, tentu akan memberikan dampak negatif kepada anak.

    Berikut beberapa dampak negatif yang bisa terjadi akibat mengkritik anak dengan cara yang salah.

    • Menurunnya rasa percaya diri. Akibat kritik yang terus merendahkannya, anak bisa menjadi tidak nyaman dan memiliki kepercayaan diri yang rendah
    • Rasa cemas dan stres. Saat dikritik dengan cara yang salah, anak bisa merasa cemas karena takut tidak bisa memenuhi harapan orangtuanya.
    • Merusak hubungan. Mengkritik anak secara berlebihan justru dapat merusak hubungan antara anak dan ibu serta menciptakan konflik hingga jarak. 
    • Agresif. Tidak sedikit anak yang dikritik dengan cara kasar justru meresponsnya dengan berlebihan, seperti memberontak atau menjadi agresif. 

    Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting bagi Anda untuk mengkritik anak dengan baik dan bijak.

    Beri dukungan penuh dan pujian kepada anak agar ia termotivasi untuk berubah menjadi lebih baik. 

    Dengan begitu, hubungan antara anak dan orangtua pun dapat berjalan dengan sehat. Perkembangan anak pun dapat berjalan dengan baik. 

    Berhenti menjadi orangtua yang suka mengkritik!

    Meski dapat memberikan manfaat positif bila dilakukan dengan benar, mengkritik anak secara berlebihan dapat membangun hubungan yang tidak sehat dengan anak. Berikut ini adalah cara yang dapat membantu orangtua yang suka mengkritik.
    • Pemahaman diri dan bersedia untuk berubah.
    • Pahami dampak negatif dari kritik anak berlebihan.
    • Bangun komunikasi terbuka dengan anak agar ia merasa dihargai.
    • Berikan anak pujian dan apresiasi atau usaha dan prestasi mereka.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 25/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan