backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Cara Mengatasi Keracunan Bakteri Salmonella (Plus Tips Mencegahnya)

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 04/03/2021

    Cara Mengatasi Keracunan Bakteri Salmonella (Plus Tips Mencegahnya)

    Salmonella merupakan kelompok bakteri yang menyebabkan infeksi di saluran usus. Biasanya, keracunan bakteri Salmonella muncul akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi terutama daging, unggas, dan telur. Orang yang mengalami kondisi ini biasanya akan mengalami kram perut, diare, dan muntah setelah 12 hingga 72 jam pascainfeksi.

    Cara mengatasi keracunan bakteri Salmonella

    banyak minum air putih

    Biasanya keracunan Salmonella (disebut juga dengan salmonellosis) akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu tanpa perlu pengobatan khusus. Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami hal-hal sebagai berikut.

    • Tidak kunjung sembuh setelah lebih dari 7 hari.
    • Mengalami diare parah, bahkan hingga berdarah.
    • Mengalami demam lebih dari 38,6 derajat Celsius selama lebih dari sehari.
    • Terjadi pada anak di bawah 5 tahun.
    • Punya sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit atau berusia di atas 65 tahun.

    Saat Anda memeriksakannya, dokter akan memberikan beberapa perawatan di bawah ini.

    Antibiotik

    Antibiotik diberikan jika Anda mengalami gejala keracunan yang cukup parah. Misalnya ketika bakteri telah masuk ke aliran darah.

    Pasalnya, jika antibiotik diberikan dengan sembarangan maka tubuh dan bakteri bisa resistan (kebal) terhadap obat yang satu ini. Akibatnya, risiko infeksi untuk kambuh cukup besar.

    Obat antimotilitas

    Obat yang satu ini diberikan untuk membantu menghentikan diare. Obat antimotilitas mengurangi kram perut yang Anda rasakan saat sedang keracunan bakteri Salmonella.

    Cairan

    Dokter akan merekomendasikan Anda untuk minum lebih banyak cairan. Tujuannya untuk mencegah dehidrasi akibat diare parah yang Anda alami.

    Dengan minum banyak cairan baik air putih maupun jus, cairan yang terbuang akan tergantikan sehingga tubuh tidak kekurangan.

    Cara mencegah keracunan bakteri Salmonella

    Paparan bakteri Salmonella tentu saja bisa dicegah. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah keracunan bakteri ini, yaitu dengan cara:

    Mencuci tangan

    Biasakan untuk mencuci tangan terutama sebelum memasak atau makan, setelah menyentuh hewan, seusai dari kamar mandi, setelah mengganti popok bayi, dan setelah berkebun. Cuci tangan Anda dengan sabun di bawah air mengalir.

    Teliti dalam menyiapkan makanan

    Dikarenakan bakteri ini biasanya berasal dari makanan, Anda perlu lebih teliti lagi dalam menyiapkan makanan seperti:

    • Mencuci buah dan sayuran hingga bersih.
    • Memasak makanan hingga matang terutama daging, unggas, dan telur.
    • Jangan pakai air yang tidak diolah seperti air sungai untuk keperluan minum dan memasak.
    • Menjaga kebersihan dapur dan peralatan masak.
    • Menaruh persediaan daging mentah, unggas, dan makanan laut di lemari es.
    • Gunakanan talenan dan pisau yang berbeda untuk memotong daging dan sayuran mentah dengan yang sudah matang.

    Simpan telur dengan benar

    Saat membeli telur, pastikan untuk membelinya di tempat-tempat yang terjamin keamanannya. Usahakan untuk membeli telur dari penjual yang menaruh telurnya di lemari pendingin.

    Pilihlah kondisi telur yang bersih dan tidak retak. Setelah itu, simpanlah telur di lemari es. Selalu masak telur hingga matang agar bakteri yang ada di dalamnya mati.

    Tempatkan hewan peliharaan di luar rumah

    Usahakan untuk menaruh kandang hewan peliharaan di luar rumah. Apalagi jika Anda sedang hamil atau memiliki bayi. Pastikan agar hewan peliharaan Anda tidak memasuki area-area seperti dapur atau ruang makan.

    Cuci tangan dengan sabun dan air setelah bersentuhan dengan hewan peliharaan. Dikutip dari Verywell Health, hal ini terutama berlaku untuk reptil, amfibi, dan burung.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 04/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan