backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Setelah Muntah Sebaiknya Minum Apa? Inilah Anjurannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 19/07/2022

    Setelah Muntah Sebaiknya Minum Apa? Inilah Anjurannya

    Muntah merupakan reaksi tubuh ketika ada masalah pada kesehatan pencernaan. Kala muntah-muntah, Anda harus memperhatikan asupan untuk mengembalikan cairan dan zat gizi yang hilang, sekaligus mencegah muntah berlanjut. Ada beberapa makanan dan minuman yang baik Anda konsumsi setelah muntah. 

    Setelah muntah sebaiknya minum apa?

    Dokter dan para ahli kesehatan menyarankan Anda untuk tidak langsung makan setelah muntah

    Hal ini bertujuan untuk mengistirahatkan sistem pencernaan sejenak. Oleh karena itu, jangan makan atau minum apa pun selama beberapa jam setelah muntah.

    Jika Anda sudah merasa lebih baik, Anda bisa mengonsumsi makanan atau minuman berikut ini.

    1. Air

    setelah muntah sebaiknya minum apa yaitu air putih

    Habis muntah sebaiknya minum apa? Pilihan yang paling sesuai adalah minum air. 

    Minum banyak air dapat membantu mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Ini dapat mencegah dehidrasi, kondisi yang menjadi komplikasi paling umum dari muntah.

    Selain air, cairan yang bisa Anda minum di antaranya sup kaldu, teh tawar, dan air jahe. 

    2. Oralit

    Jika muntahnya termasuk parah sampai mengalami dehidrasi, orang dewasa dan anak-anak dapat minum larutan oralit untuk mengembalikan cairan tubuh.

    Cairan oralit juga membantu menyeimbangkan kembali elektrolit yang sudah keluar saat muntah, seperti natrium, kalium, dan bikarbonat.

    Oralit terutama penting bagi anak-anak dan sangat dianjurkan karena komplikasi dehidrasi lebih cepat terjadi pada anak-anak.

    Pada anak-anak, berikan minum larutan oralit 10 – 60 menit setelah muntah, kecuali untuk bayi yang sedang menyusu ASI eksklusif.

    3. Makanan yang lembut

    Mengetahui sebaiknya minum apa setelah muntah memang penting.

    Namun, asupan makanan yang baik setelah muntah juga diperlukan untuk mengembalikan gizi yang hilang.

    Setelah Anda tidak lagi muntah-muntah dan sudah cukup minum air, Anda sudah diperbolehkan untuk makan.

    Namun, pilih makanan yang bertekstur lunak seperti:

    • pisang, 
    • nasi tim,
    • kentang rebus,
    • tahu kukus, 
    • oatmeal, dan
    • biskuit gandum.

    Asupan ini mengandung tepung sehingga mudah dipecah menjadi energi.

    Nantinya, mengonsumsi jenis makanan di atas membantu mengurangi rasa lemas setelah muntah.

    Makanan-makanan ini juga sekaligus mengganti zat gizi penting lainnya yang  hilang, misalnya pisang yang mengandung kalium.

    Ketika kondisi tubuh sudah membaik, Anda bisa secara bertahap kembali ke makanan normal, termasuk buah-buahan dan sayuran.

    4. Makanan yang hambar

    Ada berbagai jenis makanan yang baik setelah muntah dengan rasa hambar, seperti:

    • bubur polos, 
    • agar-agar tawar,
    • bubur jagung, dan 
    • roti tawar. 

    Makanan hambar lebih mudah ditoleransi oleh saluran pencernaan.

    Hal tersebut dikarenakan tubuh saluran pencernaan tidak bekerja terlalu berat, sehingga iritasi pada lambung dan usus pun berkurang.

    Terlebih, rasa makanan yang hambar juga memiliki rasa dan bau yang tidak menyengat sehingga tidak memicu mual dan muntah.

    Makanan dan minuman apa yang harus dihindari setelah muntah?

    setelah muntah sebaiknya minum apa hindari kopi

    Sesudah mengetahui sebaiknya minum apa setelah muntah, Anda perlu memahami minuman serta makanan yang perlu dihindari.

    Tentu, Anda harus menjauhi makanan dan minuman yang membuat Anda muntah pertama kali.

    Akan tetapi, ada beberapa makanan atau minuman lainnya yang perlu Anda hindari setelah muntah. 

    1. Jus buah dan minuman manis

    Jus buah-buahan dan minuman manis biasanya mengandung sukrosa, fruktosa, dan sorbitol.

    Ketiga jenis gula ini bisa menyebabkan partikel-partikel di dalam tubuh tidak seimbang.

    Selain itu, minuman ini bisa memicu mual dan muntah.

    2. Minuman alkohol dan tinggi kafein

    Minuman alkohol dan tinggi kafein, seperti minuman energi, soda, dan kopi, merupakan minuman yang tidak dianjurkan untuk setelah muntah. 

    Pasalnya, alkohol dan kafein bisa mengiritasi perut dan bisa meningkatkan risiko muntah.

    3. Minuman asam

    Mengonsumsi minuman asam dari buah jeruk dan sejenisnya mungkin terdengar menyegarkan untuk mengurangi mual. 

    Meski demikian, minuman ini justru sebaiknya dihindari. Lagi-lagi, minuman asam bisa memicu iritasi pada lambung

    Terlebih, minuman asam juga melemahkan katup kerongkongan. Ini membuat isi lambung rentan naik ke kerongkongan dan memicu mual. 

    4. Minuman susu dan produk olahannya

    Susu dan produk olahannya ternyata juga perlu dihindari setelah muntah. Pasalnya, aroma susu bisa memicu mual dan muntah. 

    Tak hanya itu, kandungan laktosa pada susu bisa memicu muntah dan diare pada beberapa orang, terutama orang dengan intoleransi laktosa.

    Beberapa makanan lain yang sebaiknya dihindari setelah muntah, di antaranya:

    • makanan pedas,
    • makanan tinggi serat,
    • gorengan,
    • asupan tinggi lemak, dan
    • makanan berbumbu rempah.

    Jika Anda bertanya, “setelah muntah sebaiknya minum apa?”, yang harus diutamakan adalah air dan oralit.

    Anda bisa juga mengonsumsi air dalam bentuk kuah kaldu atau teh. 

    Hindari mengonsumsi minuman yang mengiritasi perut dan beraroma kuat agar tidak membuat Anda mual dan muntah lagi.

    Selain minuman, pilih pula makanan yang tidak memicu muntah, seperti makanan yang hambar dan lembut.

    Ringkasan

    Setelah muntah sebaiknya minum apa?
    • Air.
    • Oralit.
    • Teh jahe.
    • Teh tawar.
    • Sup kaldu.
    Apa saja minuman yang perlu dihindari setelah muntah?
    • Jus buah.
    • Soda.
    • Alkohol.
    • Kopi.
    • Minuman berenergi.
    • Minuman asam.
    • Susu dan produk olahannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 19/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan