backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kolitis (Radang Usus)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 16/11/2023

Kolitis (Radang Usus)

Peradangan pada organ pencernaan seperti usus bisa menimbulkan gejala nyeri saat BAB hingga perdarahan. Istilah usus (kolon) yang meradang adalah kolitis. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Nah, pengobatan kolitis yang tepat harus sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.

Definisi kolitis (radang usus)

Kolitis alias radang usus adalah penyakit peradangan pada lapisan usus besar. Peradangan yang mengganggu sistem pencernaan ini bisa disebabkan oleh infeksi, penyakit tertentu yang menyerang fungsi usus, atau reaksi alergi.

Usus besar berbentuk seperti tabung berongga yang dipenuhi oleh otot-otot polos. Bagian usus ini berfungsi untuk mengolah makanan dari usus kecil, menyerap air, dan menyaringnya hingga benar-benar menjadi feses.

Peradangan yang terjadi pada usus besar menyebabkan pembentukan luka berlubang yang disertai dengan berbagai gejala menyakitkan.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Penyakit kolitis termasuk penyakit umum pada sistem pencernaan. Semua kelompok usia bisa mengalami penyakit ini, meskipun umumnya terjadi pada orang dewasa ketimbang anak-anak.

Tanda dan gejala kolitis

radang usus besar pancolitis

Peradangan yang menyebabkan lubang di usus besar dapat mengganggu kinerja usus sekaligus tentunya menimbulkan gejala yang mengganggu.

Gejala radang usus atau kolitis yang umumnya dialami penderita adalah sebagai berikut.

1. Sakit perut

Peradangan membuat lapisan dalam otot usus lebih sering mengalami kontraksi. Hal ini memunculkan sakit perut atau kram yang sifatnya kambuhan. Rasa sakit biasanya terjadi pada bagian bawah perut.

2. Diare

Selain sakit perut, kolitis juga membuat penderitanya buang air terus-menerus dengan feses encer. Diare disebabkan oleh pergerakan usus yang bermasalah.

Biasanya kondisi ini diikuti rasa nyeri, baik itu sebelum, selama, atau sesudah diare.

3. Gejala lain yang menyertai

Gejala radang usus lain yang menyertai adalah demam menggigil, tubuh lemah, dan dehidrasi.

Penyakit ini juga bisa menimbulkan masalah di luar sistem pencernaan, seperti pembengkakan sendi atau peradangan pada mata, mulut, dan kulit.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala diare yang terus berlanjut selama lebih dari dua hingga tiga minggu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

Begitu juga bila Anda mengalami gejala kolitis (radang usus) lain yang mengkhawatirkan, seperti:

  • demam,
  • BAB berdarah,
  • menunjukkan tanda dehidrasi, seperti mulut kering, lelah, pusing, terus merasa haus, dan urine berwarna kuning pekat, serta
  • sakit perut yang parah.

Apakah kolitis bisa sembuh?

Kolitis akut akibat infeksi bisa disembuhkan dengan pengobatan. Kondisi yang kronis memerlukan tindakan medis lebih lanjut untuk penyembuhan. Akan tetapi, kolitis akibat IBD tidak dapat disembuhkan; pengobatan tetap bisa meredakan gejalanya.

Penyebab kolitis

Penyakit kolitis (radang usus) memiliki beragam jenis. Ini menandakan bahwa setiap jenisnya memiliki penyebab yang berbeda-beda. Berikut di antaranya.

1. Kolitis akibat infeksi

Kolitis merupakan penyakit radang usus yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Sebagian besar kasus peradangan disebabkan oleh bakteri yang mencemari makanan sehingga dapat masuk ke dalam saluran pencernaan Anda.

Jenis bakteri yang menyebabkan radang usus yakni Campylobacter, Shigella, E. coli, Yersinia, dan Salmonella.

Virus Cytomegalovirus juga bisa menyebabkan peradangan usus, tapi kondisi ini biasanya hanya dialami oleh orang-orang dengan sistem imun yang lemah.

Selain itu, ada pula parasit penyebab radang usus yang disebut giardiasis. Parasit ini masuk ke dalam tubuh melalui air yang tercemar.

2. Kolitis akibat iskemik

Iskemik adalah kondisi ketika suatu jaringan tubuh mengalami kerusakan sel akibat tidak adanya aliran darah ke jaringan tersebut. Hal inilah yang terjadi pada usus jika mengalami kolitis iskemik atau iskemia usus.

Dalam kondisi ini, radang dan luka muncul akibat gangguan aliran darah ke bagian usus sehingga usus tak mendapatkan makanan. Lama-kelamaan, jaringan usus rusak sehingga muncul luka serta peradangan.

Berikut adalah orang-orang yang berisiko mengalami kondisi ini.

  • Orang yang lanjut usia (lansia). Penuaan mengakibatkan aliran darah sudah tak baik dan lancar lagi.
  • Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
  • Pasien dengan atrial fibrilasi, yaitu detak jantung tak beraturan akibat masalah sinyal listrik jantung. Kondisi ini menimbulkan masalah aliran darah pada tubuh pasien.
  • Orang yang mengalami anemia atau tekanan darah rendah.

3. Kolitis dan inflammatory bowel disease (IBD)

Penyakit inflammatory bowel disease (IBD) dapat membuat penderitanya mengalami radang usus. Penyakit sistem pencernaan ini biasanya berkaitan dengan gangguan autoimun.

Radang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang bagian tubuhnya sendiri yang sehat dan akhirnya mengalami peradangan usus. Kondisi inilah yang terjadi pada penderita IBD, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.

4. Kolitis mikroskopik

Kolitis mikroskopik cukup jarang terjadi dan biasanya menyerang wanita yang telah lanjut usia.

Penyakit ini diduga disebabkan oleh faktor genetik, tapi penyebab pastinya belum diketahui. Kolitis mikroskopik membuat penderitanya mengalami diare yang berkepanjangan.

5. Kolitis akibat alergi

Peradangan usus juga bisa disebabkan oleh konsumsi makanan yang dapat memicu reaksi alergi. Akan tetapi, kondisi ini biasanya dialami oleh bayi di bawah satu tahun.

Ketika si kecil alergi terhadap suatu makanan seperti susu sapi atau susu kacang kedelai, maka tubuh akan mengeluarkan respon alergi dan peradangan. Dalam kasus ini, bagian tubuh yang meradang adalah usus.

Faktor risiko kolitis

Selain penyebab langsung, ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami kolitis (radang usus). Berikut di antaranya.

1. Genetik

Seseorang berisiko tinggi terkena kolitis bila ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit serupa.

Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang bermasalah sehingga memengaruhi respons kekebalan tubuh dalam usus besar.

2. Mikrobioma di usus

Pada saluran cerna Anda terdapat berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus. Semua itu disebut sebagai mikrobioma.

Mikrobioma dalam jumlah yang seimbang semestinya tidak akan menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan.

Sebaliknya, perubahan mikrobioma pada usus bisa memicu respons kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan secara tak normal. Pada beberapa kasus, perubahan ini bisa disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

3. Lingkungan

Selain faktor genetik dan kondisi mikrobioma, berbagai hal dari lingkungan sekitar juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena radang usus besar. Faktor-faktor tersebut di antaranya:

  • kurang mengonsumsi makanan sehat,
  • kebiasaan merokok,
  • sering terpapar polusi, dan
  • kurang menjaga kebersihan.

Komplikasi kolitis

Kolitis (radang usus) termasuk penyakit yang memerlukan perawatan medis karena bisa menimbulkan komplikasi.

Melansir situs George Washington University Hospital, di bawah ini adalah berbagai komplikasi yang dapat terjadi.

1. Perforasi usus

Perforasi usus menandakan peradangan jangka panjang yang melemahkan dinding usus hingga akhirnya membentuk lubang.

Adanya lubang pada usus mengundang sejumlah besar bakteri untuk berkembang biak dan akhirnya menimbulkan infeksi.

2. Kolitis fulminan

Kolitis fulminan menandakan adanya masalah pada ketebalan dinding usus. Kondisi ini membuat kontraksi usus normal menjadi terhenti sementara sehingga usus besar kehilangan massa otot

Gas yang dihasilkan akan terperangkap pada bagian usus yang lumpuh.

3. Toxic megacolon

Komplikasi radang usus ini menandakan perbesaran usus besar. Kondisi ini membuat usus kehilangan kemampuan untuk berkontraksi dengan baik. Jika tidak segera diobati, usus berisiko pecah.

4. Kanker usus

Peradangan yang tidak diobati membuat sel-sel di sekitar usus menjadi abnormal. Pada akhirnya, sel-sel abnormal dapat berkembang menjadi jaringan kanker yang menyebabkan kanker usus.

Diagnosis kolitis

Penyakit kolitis (radang usus) menimbulkan gejala yang hampir serupa dengan beberapa masalah pencernaan, salah satunya penyakit Crohn.

Guna menegakkan diagnosis, dokter akan meminta Anda melakukan tes kesehatan berikut.

  • Tes umum berupa tes pencitraan pada usus besar, kolonoskopi, dan sigmoidoskopi.
  • Tes tambahan seperti tes darah dan mengamati adanya nanah atau darah pada feses.
  • Tes lanjutan berupa ESR (erythrocyte sedimentation rate) untuk mengukur jumlah sel darah merah.

Pengobatan kolitis

obat sakit perut melilit

Pengobatan kolitis umumnya dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Namun, obat yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab radang.

Berikut beberapa obat yang umumnya digunakan untuk mengobati kolitis.

1. Oralit

Larutan oralit sebenarnya bukan obat yang secara langsung mengatasi peradangan. Akan tetapi, obat ini biasanya diresepkan ketika Anda mengalami diare parah yang berisiko menyebabkan dehidrasi.

Oralit adalah larutan mengandung elektrolit dari garam dan gula yang bisa mencegah terjadinya dehidrasi. Obat ini bisa didapatkan di apotek atau dibuat sendiri dari garam dan gula yang ada di rumah Anda.

2. Antibiotik

Jika penyebab radang usus adalah bakteri, dokter akan merekomendasikan antibiotik. Obat ini diberikan untuk mengurangi infeksi dengan membunuh bakteri penyebab peradangan.

Contoh antibiotik yang digunakan adalah ciprofloxacin dan metronidazole.

3. Obat antiradang

Obat ini sering kali diberikan sebagai pengobatan utama untuk radang usus. Beberapa obat yang diresepkan adalah kortikosteroid dan aminosalisilat, seperti mesalamine, balsalazide, dan olsalazine.

4. Obat antinyeri dan antidiare

Kedua obat ini diberikan untuk mengobati diare dan sakit perut. Biasanya, obat yang akan diresepkan adalah acetaminophen dan lopemirade.

Jika gejala tidak juga membaik atau berisiko menyebabkan komplikasi, dokter akan merekomendasikan operasi pembedahan.

Namun, pembedahan jarang dilakukan mengingat gejala kolitis cenderung bisa diatasi dengan obat dan gaya hidup.

Perawatan rumahan kolitis

Selain pengobatan dokter, perawatan rumahan juga harus dilakukan agar radang usus tidak bertambah parah dan kondisi usus jadi membaik. Berikut perawatan rumahan yang dapat Anda lakukan.

  • Menjauhi makanan yang dapat memicu gejala, seperti makanan pedas, asam, mengandung susu, atau tinggi gula.
  • Berhenti merokok dan berupaya menjauhi asap rokok.
  • Atasi stres dengan olahraga yang sesuai dengan kondisi atau menjalani hobi yang disukai.
  • Istirahat dengan cukup.

Kendati terbilang umum, kolitis dapat menyebabkan komplikasi bila tidak ditangani dengan baik. Salah satu bentuk komplikasinya adalah pembentukan luka pada usus.

Jika Anda mengalami gejala radang usus, segeralah periksa ke dokter agar Anda dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan akan membantu dokter menentukan pengobatan yang sesuai untuk Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 16/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan