backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

9 Gejala Tumor Otak yang Harus Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/07/2021

    9 Gejala Tumor Otak yang Harus Diwaspadai

    Tumor otak merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyerang otak dan tergolong cukup serius. Namun, gejala tumor otak terlihat sangat mirip seperti penyakit sehari-hari lainnya. Sebenarnya, apa saja gejala dari tumor otak dan bagaimana membedakannya dengan kondisi lainnya?

    Gejala tumor otak yang harus diwaspadai

    1. Sakit kepala

    Anda mungkin kesulitan untuk membedakan sakit kepala akibat tumor otak dan sakit kepala biasa. Di samping itu, pasien mungkin merasakan sakit yang berbeda-beda. Namun, ciri sakit kepala yang menjadi gejala tumor otak biasanya menetap dan bertambah semakin parah di pagi dan malam hari.

    Tak hanya itu, kepala rasanya seperti sedang ditekan dan ditusuk-tusuk. Rasa sakit bisa timbul di area tertentu atau justru di seluruh bagian kepala. Bahkan, rasa sakit ini bisa bertambah semakin parah saat sedang batuk atau bersin.

    Tumor otak bisa menimbulkan sakit di kepala karena tumor meningkatkan tekanan di dalam tengkorak dan menyebabkan peregangan pada dura, yaitu membran yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini tentu menimbulkan rasa sakit, karena dura memiliki ujung saraf sensorik.

    Pada awalnya, sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak mungkin bisa diatasi dengan minum obat sakit kepala yang dibeli secara bebas di apotek. Namun, seiring berjalannya waktu, obat sakit kepala yang biasanya dikonsumsi mungkin tidak akan mempan lagi meredakan rasa sakitnya.

    2. Mual muntah

    Mual dan muntah merupakan kondisi umum yang bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Artinya, saat mual dan muntah, bukan berarti Anda sedang mengidap tumor otak. Lalu, bagaimana ciri mual dan muntah sebagai gejala tumor yang ada di otak?

    Saat tumor otak tumbuh menjadi lebih besar dan menguasai ruang-ruang yang ada di dalam kepala, akan terjadi tekanan di dalam tengkorak yang dapat menyebabkan rasa mual. Namun, kadar hormon yang berubah karena tumor juga bisa menimbulkan mual.

    Kondisi ini juga bisa muncul saat tumor terbentuk di salah satu area kepala tertentu. Contohnya serebelum, bagian otak yang mengatur keseimbangan. Jika tumor menekan serebelum, akan muncul rasa mual dan pusing. Sama halnya saat tumor menekan batang otak yang bisa menyebabkan pandangan berbayang sehingga terasa mual.

    Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari mual dan muntah yang dialami untuk memastikan apakah ini termasuk gejala dari tumor otak. Di antaranya:

    • Apakah mual dan muntah terjadi secara terus-menerus selama satu minggu atau lebih?
    • Apakah mual dan muntah bertambah parah di pagi hari?
    • Apakah mul dan muntah bertambah parah saat sedang berbaring?
    • Apakah mual dan muntah bertambah parah saat berganti posisi secara tiba-tiba?

    Jika pertanyaan-pertanyaan di atas jawabannya adalah “ya”, lebih baik periksakan kondisi ke dokter, karena hal ini merujuk pada gejala tumor otak.

    3. Penglihatan kabur

    Penglihatan kabur, penglihatan ganda, dan kehilangan penglihatan secara bertahap ternyata ada kaitannya dengan tumor pada otak. Namun, mengingat tumor otak tergolong jarang terjadi, bisa saja gejala yang muncul bukan ciri dari kondisi ini.

    Perubahan pada penglihatan pasien bisa terjadi karena cakram optik, yang terletak di belakang kepala, membengkak. Hal tersebut bisa disebabkan karena peningkatan tekanan pada tengkorak. Padahal, cakram optik ini adalah titik pada retina yang menjadi jalur dari saraf optik masuk ke dalam mata melalui otak.

    Pembengkakan pada cakram optik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, tapi jika penyebabnya adalah tekanan di dalam tengkorak, kondisi ini disebut papiloedema. Terjadinya papiloedema tergantung pada lokasi dan ukuran dari tumor.

    4. Kejang

    Kejang sering menjadi salah satu gejala tumor otak yang pertama kali muncul, terutama jika Anda tidak memiliki riwayat dari kondisi ini sebelumnya.

    Menurut Northwestern Medicine, sebagian dari pasien yang mengalami tumor otak mendapatkan diagnosis pertamanya saat menjalani tes pemindaian otak setelah mengalami kejang untuk pertama kalinya.

    Kejang menjadi gejala yang paling umum dari tumor otak. Bahkan, hampir semua pasien tumor otak setidaknya mengalami kejang meski hanya satu kali. Meski begitu, masih belum dapat dipastikan bagaimana tumor otak menyebabkan kejang.

    5. Kehilangan kemampuan mengendalikan diri

    Sama halnya dengan gejala stroke, gejala tumor otak yang juga perlu diwaspadai adalah hilangnya kemampuan dalam mengendalikan diri, sehingga sering kali bermasalah dalam menjaga keseimbangan. Contohnya, lebih mudah tersandung, terjungkal, dan berbagai masalah keseimbangan lainnya.

    Kondisi ini mungkin terjadi karena tumor dapat menyerang area otak yang bertugas untuk mengendalikan fungsi motorik tubuh, termasuk keseimbangan, koordinasi, dan pergerakan tubuh. Biasanya, kondisi ini akan terjadi secara bertahap.

    Tak hanya itu, gejala tumor otak yang perlu diperhatikan lainnya adalah kemungkinan hilangnya sensasi di area tangan atau kaki. Lalu, kelemahan pada otot wajah, seperti kesulitan mengendalikan ekspresi pada wajah, gangguan berbicara, dan menelan juga bisa terjadi.

    Untuk jangka waktu yang panjang, pasien mungkin akan mati rasa pada bagian tubuh tertentu atau pada tingkatan yang sudah parah, akan mengalami kelumpuhan. Namun, biasanya, gejala ini diawali dengan kesemutan.

    6. Mudah lupa

    Sebenarnya, sering lupa akan sesuatu merupakan hal yang sangat normal terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, saat kebiasaan lupa ini bertambah parah dan menyebabkan seseorang kehilangan ingatan, bisa jadi ini pertanda dari tumor otak.

    Kondisinya mungkin akan terlihat sama dengan penderita Alzheimer. Dari tampak luar, pasien mungkin akan terlihat baik-baik saja. Namun, gejala ini akan sangat terlihat saat pasien diajak berkomunikasi. Ya, tumor yang ada pada otak dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan intelektual, kognitif, dan emosi.

    7. Kesulitan berbicara

    Tumor juga dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak hanya secara fisik tapi juga mental. Kondisi ini bisa menyebabkan orang kesulitan mengucapkan berbagai kata dan kalimat yang biasanya begitu mudah meluncur dari bibir sang pasien.

    Bahkan, saat pasien hendak berusaha menanggapi ucapan orang lain terhadapnya, ia mungkin akan mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk mewakilkan apa yang dirasakannya.

    Belum lagi, tumor otak juga bisa membuat pasien kesulitan memahami apa yang diucapkan orang lain kepadanya, hingga ia tidak mampu memberikan tanggapan.

    Selain dalam berkomunikasi, pasien mungkin akan kehilangan kemampuannya dalam membaca dan menulis secara bertahap.

    8. Perubahan sikap dan perilaku

    Otak mengatur siapa diri kita, apa yang kita rasakan, dan apa yang kita pikirkan. Oleh karena itu, adanya tumor di otak berpotensi mengubah sikap atau kepribadian seseorang yang mengalaminya.

    Perubahan-perubahan sikap yang mungkin menjadi gejala tumor otak termasuk:

    • Menjadi lebih mudah marah dan emosi.
    • Sering merasa bingung dan mudah lupa.
    • Kehilangan ketertarikan terhadap banyak hal.
    • Depresi.
    • Mudah merasa cemas.
    • Perubahan suasana hati yang ekstrem.
    • Kesulitan dalam mengambil keputusan.
    • Kesulitan dalam memahami perasaan pada diri sendiri maupun orang lain.

    9. Masalah pendengaran

    Tumor otak dapat menekan saraf keseimbangan yang mengatur keseimbangan tubuh serta pendengaran. Oleh karena itu, tumor otak juga bisa ditunjukkan dengan adanya gejala gangguan pendengaran, seperti:

    • Kehilangan pendengaran dari salah satu telinga.
    • Telinga terasa penuh, seperti ada air di dalam telinga.
    • Suara berisik di dalam telinga.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 21/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan