backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Mengenali Tanda dan Gejala Orang Sakau Narkoba

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Mengenali Tanda dan Gejala Orang Sakau Narkoba

    Orang yang sedang mengalami sakau biasanya sering diabaikan atau malah dijauhi. Padahal, setiap orang yang sudah ketergantungan narkoba juga pasti akan melalui tahap sakau jika ingin “bersih’ dan berhenti menjadi pemakai. Tapi apa itu sakau? Apa yang akan terjadi pada tubuh pengguna narkoba saat sedang sakaw? Dan bagaimana cara kita membantu meringankan penderitaan saat sakau narkoba? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

    Kenapa orang bisa kecanduan narkoba?

    Narkoba membuat penggunanya merasa sangat bahagia hingga ‘teler’. Ini adalah akibat dari lonjakan dopamin dan serotonin yang dilepaskan otak di luar batas toleransi, sebagai reaksi rangsangan narkotika. Secara otomatis, efek nagih ini akan membuat tubuh membutuhkan penggunaan obat yang berulang demi memuaskan kebutuhan akan kebahagiaan ekstrem tersebut.

    BACA JUGA: 4 Jenis Narkoba Terpopuler di Indonesia dan Efeknya Pada Tubuh

    Penyalahgunaan obat dan zat terlarang yang berkepanjangan akan merusak sistem dan sirkuit reseptor motivasi dan penghargaan otak, menyebabkan ketergantungan.

    Dilansir dari Kompas, kasus penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang di Indonesia tahun 2015 hampir mencapai 6 juta jiwa. Lebih lanjut menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), diperkirakan 50 orang meninggal setiap harinya akibat penyalahgunaan narkotika.

    Apa itu sakau dan apa penyebab sakau?

    Sakau,  atau sakaw, alias putus obat, adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian obat secara mendadak, atau akibat penurunan dosis obat secara drastis sekaligus.

    Gejala sakau narkoba meliputi gejala emosional dan fisik, yaitu:

    Gejala emosional yang akan dialami orang sakau

  • Kecemasan
  • Gelisah
  • Mudah marah
  • Insomnia
  • Sakit kepala
  • Sulit berkonsentrasi
  • Depresi
  • Pengasingan diri
  • Gejala fisik yang akan dialami orang sakaw

    • Berkeringat
    • Jantung berdebar
    • Detak jantung keras
    • Otot menegang
    • Dada terasa sesak
    • Kesulitan bernapas
    • Tremor
    • Mual, muntah, atau diare

    Kenapa tingkat keparahan sakau berbeda-beda pada tiap pengguna narkoba?

    Gejala dan kronologis waktu dari sakaw akan berbeda untuk setiap obat, tergantung dari bagaimana mereka berinteraksi dengan otak dan fungsi tubuh. Narkoba diserap oleh tubuh dan bisa tetap aktif dalam jangka waktu yang berbeda pula.

    BACA JUGA: Jenis-Jenis Narkoba Paling Mematikan di Dunia

    Tingkat keparahan dan durasi sakaw dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan pada zat tersebut dan beberapa faktor lain, termasuk:

    • Jangka waktu penggunaan obat
    • Jenis obat yang digunakan
    • Cara penggunaan obat (melalui suntik, dihirup oleh hidung, rokok, atau ditelan)
    • Dosis setiap kali menggunakan obat
    • Riwayat keluarga dan genetik
    • Faktor kesehatan medis dan jiwa

    Misalnya, seseorang yang telah bertahun-tahun menggunakan heroin suntik dengan riwayat ketergantungan di keluarga dan masalah kejiwaan, lebih mungkin untuk mengalami sakaw dalam waktu lama dengan gejala yang lebih kuat daripada seseorang yang menggunakan heroin dalam dosis kecil dalam periode singkat.

    Detoksifikasi sebagai jalan keluar utama ketergantungan narkoba

    Karena sakaw umumnya memuncak setelah beberapa hari dari dosis terakhir, detoksifikasi adalah metode utama pemulihan diri dari ketergantungan dan gejala sakau, serta mencegah potensi kambuh menyandu, dengan membuang sisa obat-obatan terlarang dalam tubuh.

    Program detoksifikasi bisa dilakukan dengan rawat jalan atau rawat inap di pusat rehabilitasi narkoba. Namun, rehab rawat inap adalah pilihan yang paling cocok agar pasien bisa mengontrol dan mengelola gejala sakau dan ngidam, yang akan jadi sangat kuat selama detoks, dengan pengawasan ketat tim medis profesional. Program ini menawarkan pemantauan medis atas sakau, membantu pasien tetap aman, dan senyaman mungkin selama menjalani rehabilitasi.

    Detoks dimulai sebelum obat sepenuhnya keluar dari sistem tubuh, dan biasanya akan berjalan selama 5-7 hari. Untuk pengguna kronis, detoks dapat berjalan lebih lama, hingga 10 hari.

     Tekanan darah, denyut jantung, pernapasan, dan suhu tubuh akan dipantau untuk menjaga pasien tetap aman sepanjang proses detoksifikasi, termasuk memastikan gejala yang dialami akibat sakau bisa ditanggulangi dengan baik.

    BACA JUGA: 6 Herbal yang Bisa Digunakan untuk Detoksifikasi Hati

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/01/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan