backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gangrene

Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/07/2022

Gangrene

Anda mungkin pernah mendengar istilah gangrene (gangren) saat seseorang memiliki penyakit diabetes. Lantas, apakah kondisi ini hanya berkaitan dengan diabetes? Berikut pembahasan gangrene yang perlu Anda ketahui.

Apa itu gangrene?

Gangrene adalah kematian dan pembusukan jaringan tubuh karena kehilangan suplai darah atau infeksi bakteri serius.

Kondisi ini sering memengaruhi jari tangan, jari kaki, badan, otot, dan organ dalam.

Matinya jaringan di tubuh ini akan lebih mudah diobati jika didiagnosis dan mendapat perawatan lebih awal.

Jenis-jenis gangrene

Jaringan tubuh yang mati ini tidak hanya terdiri dari satu jenis saja. Berikut ini beberapa jenis gangren yang perlu Anda ketahui.

1. Gangrene kering

Gangren kering adalah jaringan mati yang ditandai dengan mengering dan mengerutnya kulit.

Warna kulit yang awalnya kecokelatan bisa menjadi lebih gelap, kebiruan, bahkan hitam.

Kondisi ini terjadi secara perlahan, paling sering pada orang dengan diabetes atau aterosklerosis.

2. Gangrene basah

Gangrene basah adalah jaringan mati akibat infeksi bakteri. Bila diperhatikan, kondisi ini menimbulkan pembengkakan, melepuh, dan berair.

Kondisi ini bisa terjadi akibat luka bakar parah, cedera, atau radang dingin (frost bite). Umumnya, kondisi ini menyerang penderita diabetes yang tidak menyadari adanya luka, baik di jari maupun kaki.

Gangren ini menyebar dengan cepat dan mengancam jiwa sehingga harus ditangani segera.

3. Gangrene gas

Gangren gas adalah matinya jaringan otot dalam. Kondisi ini awalnya tidak menampakan gejala apa pun. Namun, seiring waktu permukaan kulit akan menjadi pucat, kemerahan, dan keunguan.

Penampilan kulit akan menggembung dan bila ditekan akan ada gas yang keluar dari dalam jaringan.

Matinya jaringan paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium perfringens, yang berkembang pada cedera atau luka bedah yang kehabisan pasokan darah. 

Bakteri yang menginfeksi akan menghasilkan gas, itulah sebabnya akan ada gas yang keluar.

Sama seperti ganren basah, gangren gas juga menyebar dengan cepat dan bisa menyebabkan kematian.

4. Gangrene internal

Gangrene internal adalah matinya jaringan yang menyerang satu atau lebih organ tubuh, seperti usus, kantong empedu, atau usus. 

Kondisi ini terjadi akibat aliran darah ke organ internal mengalami penyumbatan. Sebagai contoh, Anda mengalami hernia dan organ terpuntir.

Umumnya, Anda akan merasa demam parah saat mengalami kondisi ini. Untuk itu, gangrene internal perlu diobati agar tidak berakibat fatal, bahkan kematian.

5. Gangrene fournier

Gangrene fournier adalah matinya jaringan pada organ genital oleh bakteri. Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.

Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria. Infeksi saluran kemih atau kelamin memicu jenis gangren yang satu ini.

6. Gangrene sinergis bakteri progresif

Kondisi yang disebut juga dengan Meleney gangrene ini adalah jenis yang paling langka.

Kondisi ini muncul pada bagian kulit yang dioperasi dalam satu atau dua minggu setelah tindakan.

Mengutip studi terbitan Journal of Medical Science and Clinical Research (2017), tingkat kematian pada seseorang yang memiliki kondisi ini adalah 30 – 40 persen. 

Jika Anda pemilik diabetes, risiko kematian bisa meningkat hingga 90 persen.

Seberapa umum gangrene?

Gangren adalah kondisi yang umum terjadi pada pasien diabetes melitus.

Gangren juga rentan dialami oleh orang yang memiliki masalah atau kerusakan pada pembuluh darah sehingga aliran darah terganggu, contohnya aterosklerosis.

Aterosklerosis muncul akibat pengerasan dan penyempitan pembuluh darah akibat menumpuknya plak lemak di dinding pembuluh darah.

Jika orang dengan kondisi tersebut tidak mengikuti pengobatan dengan benar, risiko terjadinya gangren jadi lebih besar.

Selain itu, kondisi ini terjadi pada orang-orang yang mengalami penyakit akibat infeksi bakteri.

Gejala gangrene

Beberapa tanda dan gejala gangrene yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.

  • Warna kulit berubah dari pucat ke biru, ungu, merah, lalu kehitaman.
  • Adanya pembengkakan atau lepuhan yang berisi cairan.
  • Ada garis yang terlihat jelas antara kulit yang sehat dengan yang rusak.
  • Luka mengeluarkan bau busuk, nyeri parah tiba-tiba, dan diikuti sensasi mati rasa.
  • Kulit dingin ketika disentuh.

Jika jaringan yang mati ada di bagian bawah permukaan kulit, biasanya disertai demam dan kelelahan.

Pada kasus parah, jaringan yang mati akibat infeksi bakteri bisa menyebabkan syok septik. Ini menandakan bahwa infeksi telah menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah.

Gejala dan tanda dari syok septik atau sepsis yang berawal dari gangrene, meliputi:

  • tekanan darah rendah,
  • demam,
  • sakit kepala,
  • lemas yang memberat,
  • penurunan kesadaran, dan
  • sesak napas.

Kapan harus pergi ke dokter?

Gangrene adalah kondisi serius yang butuh penanganan segera.

Hubungi dokter jika Anda mengalami rasa sakit tanpa penyebab yang jelas di area tubuh dan diikuti oleh gejala berikut ini:

  • demam terus-menerus,
  • warna kulit berubah dan hangat bila disentuh,
  • luka mengeluarkan bau busuk, dan
  • nyeri mendadak di kulit yang terluka.

Penyebab gangrene

Infeksi menyebabkan gangrene

Gangrene memiliki banyak faktor penyebab. Kondisi ini dapat dipicu oleh satu faktor penyebab saja, atau kombinasi dari beberapa faktor.

Penyebab gangren yang paling umum adalah sebagai berikut.

1. Kurangnya pasokan darah

Pada dasarnya, penyebab gangrene adalah terhambatnya aliran darah di bagian tubuh yang terkena.

Jaringan-jaringan pada tubuh memerlukan pasokan zat gizi, oksigen, dan antibodi yang dibawa oleh darah.

Darah juga berfungsi untuk mengangkut racun di dalam tubuh. Bila aliran darah terhambat akibat plak menumpuk di pembuluh arteri, darah tidak akan mengalir lancar ke berbagai jaringan tubuh.

Akhirnya, sel-sel pada jaringan tersebut mati dan awalnya akan memunculkan warna merah, biru, hingga keunguan.

2. Infeksi

Adanya luka diabetes yang lama sembuh atau tidak diobati dengan baik adalah salah satu penyebab gangrene.

Luka terbuka ini mengundang bakteri untuk berkembang biak, menginfeksi, dan akhirnya mematikan jaringan.

3. Trauma

Luka yang sifatnya traumatis, seperti luka tembak atau luka kecelakaan, adalah penyebab lain dari gangrene.

Kondisi ini memberikan peluang besar pada bakteri untuk menginfeksi jaringan lebih dalam.

Faktor risiko gangrene

Semua orang bisa mengalami kematian jaringan tubuh. Namun, ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang memiliki peluang lebih besar mengalami gangrene

1. Diabetes

Gejala diabetes ditandai dengan kadar gula darah tinggi. Gangren ini juga disebut dengan gangren diabetik.

Mengutip laman National Health Service (NHS), kondisi ini menghambat aliran darah ke bagian tubuh yang terluka. Akibatnya, bakteri lebih mudah untuk menginfeksi luka dan mematikan jaringan.

Selain itu, gula darah tinggi bisa mengganggu kerja saraf. Hal ini membuat Anda tidak bisa merasakan sensasi atau rasa nyeri akibat luka. 

Anda pun tidak sadar jika terluka sehingga luka terabaikan. Efeknya, Anda lebih rentan terkena infeksi yang menyebabkan gangrene.

2. Masalah pada pembuluh darah dan obesitas

Orang yang memiliki masalah pembuluh darah, seperti aterosklerosis, berisiko mengalami kematian jaringan.

Ini disebabkan oleh menyempit dan mengerasnya arteri sehingga menghalangi aliran darah ke tubuh.

Orang yang mengalami obesitas juga lebih rentan terhadap aterosklerosis. Kelebihan berat badan sangat berkaitan dengan kadar lemak dan kolesterol yang tinggi di dalam darah. 

Keduanya akan menyebabkan plak di dalam pembuluh darah secara perlahan.

3. Mengalami cedera atau operasi

Baik cedera atau operasi yang menimbulkan luka terbuka berisiko mengalami kematian jaringan jika tidak dirawat dengan baik.

Saat terluka, kulit tidak berfungsi optimal melindungi tubuh dari serangan bakteri luar. Akhirnya, luka pun terinfeksi bakteri sampai gangrene muncul.

4. Sistem imun yang lemah

Orang yang sistem imunnya lemah, seperti memiliki penyakit HIV, akan lebih mudah terinfeksi jika memiliki luka. Pasalnya, kekebalan tubuhnya tidak cukup kuat untuk melawan bakteri.

Selain itu, menjalani terapi radiasi atau kemoterapi melemahkan imun dan membuat Anda rentan mengalami infeksi.

Kondisi ini bisa berakhir dengan matinya jaringan jika tidak ditangani dengan baik.

Diagnosis dan pengobatan gangrene

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan merekomendasikan Anda untuk melakukan tes kesehatan sebagai berikut.

  • Tes darah untuk mengukur peningkatan jumlah sel darah putih pertanda infeksi sekaligus mencari area tubuh yang terinfeksi.
  • Tes pencitraan, seperti X-ray, CT scan, atau MRI untuk menilai sejauh mana infeksi telah menyebar.
  • Arteriogram untuk melihat kondisi pembuluh arteri dan seberapa baik aliran darah pada pembuluh tersebut.
  • Operasi untuk memastikan adanya gangrene di jaringan bagian dalam tubuh.
  • Memeriksa kultur jaringan atau cairan dari kulit yang terluka.

Bagaimana cara mengobati gangrene?

Gangrene bisa diobati dan sembuh dengan penanganan yang tepat.

Dokter akan melakukan berbagai macam cara, tergantung dari tingkat keparahan agar komplikasi tidak terjadi. 

Berikut merupakan beberapa pilihan perawatan dan obat untuk gangrene.

1. Pakai antibiotik

Matinya jaringan yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa ditangani dengan antibiotik, baik antibiotik minum (oral) maupun suntik.

Jenis antibiotik yang paling umum diresepkan sebagai obat gangrene, yaitu:

  • Penicillin.
  • Tetracycline.
  • Metronidazole dan golongan sefalosporin.

2. Tindakan revaskularisasi

Pada kasus yang lebih serius, dokter perlu melakukan proses pembedahan pada jaringan tubuh yang terlanjur terinfeksi.

Tindakan ini untuk memperbaiki pembuluh darah yang buruk dan tidak lancar.

Pembedahan ini disebut operasi revaskularisasi dan bertujuan untuk meningkatkan aliran darah melalui pembuluh darah ke jaringan tubuh.

3. Debridement jaringan

Selain revaskularisasi, dokter bisa merekomendasikan pengangkatan jaringan yang mati.

Tujuannya, agar infeksi tidak menyebar dan semakin memburuk serta membersihkan tubuh dari jaringan yang mati.

Tak jarang, dokter juga memperbaiki pembuluh darah yang rusak.

4. Biosurgery

Perawatan gangrene selanjutnya adalah terapi debridement larva atau juga dikenal sebagai biosurgery.

Operasi ini menggunakan jenis larva tertentu untuk memakan jaringan tubuh yang mati serta terinfeksi dan meninggalkan jaringan tubuh yang sehat

Larva tertentu ini juga membantu melawan infeksi dengan melepaskan zat yang membunuh bakteri sembari merangsang proses penyembuhan di bagian yang terkena.

Dokter akan menaruh larva pada luka dan ditutup kain kasa dengan kencang. Setelah beberapa hari, perban dibuka dan belatung pada luka dibersihkan.

5. Terapi oksigen hiperbarik

Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi pengobatan gangrene yang mengharuskan Anda duduk atau berbaring di dalam ruang khusus bertekanan tinggi. 

Anda juga akan mengenakan sebuah penutup kepala plastik yang berisi oksigen untuk Anda hirup.

Oksigen ini nantinya akan masuk ke aliran darah agar mencapai ke daerah aliran darah yang mampet dan menyebabkan infeksi.

Terapi ini juga mampu membunuh bakteri penyebab gas gangrene dan mencegah terjadinya amputasi.

6. Amputasi

Dalam kasus yang sudah amat parah, kadang bagian tubuh yang terinfeksi harus diamputasi.

Tindakan ini adalah cara terakhir untuk mencegah gangren menyebar ke bagian tubuh lain.

Pengobatan gangrene di rumah

Perawatan di rumah dapat mendukung proses pemulihan kulit dari gangren yang telah diobati. Ini meliputi berbagai hal, seperti:

  • Menjaga kadar gula darah tetap normal agar kulit yang terluka cepat pulih, salah satunya cek gula darah rutin.
  • Menggunakan obat yang diresepkan dokter secara rutin, baik obat gangrene maupun penyakit lain yang meningkatkan risikonya, seperti obat diabetes.
  • Memeriksakan kesehatan tubuh secara berkala jika Anda memiliki penyakit diabetes atau masalah pada pembuluh darah.

Pencegahan gangrene

Meski fatal, gangrene adalah kondisi yang dapat Anda cegah. Berikut ini ada beberapa tips mencegah matinya jaringan tubuh.

  • Pasien diabetes harus rutin melakukan perawatan kaki ke dokter setidaknya satu tahun sekali, apalagi jika Anda memiliki luka diabetes.
  • Menjaga berat badan tetap ideal, dengan mengatur kembali pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi.
  • Berhenti merokok dan minum alkohol berlebihan.
  • Jaga kebersihan luka terbuka dengan mencucinya dengan air, menggunakan kasa, dan memastikan luka selalu kering.
  • Tidak membiarkan tubuh terpapar suhu dingin dalam waktu yang lama karena bisa mengganggu sirkulasi darah.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD

Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/07/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan