backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Gatal-Gatal Kena Ulat Bulu? Hilangkan dengan Cara Ampuh Ini

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    Gatal-Gatal Kena Ulat Bulu? Hilangkan dengan Cara Ampuh Ini

    Ulat bulu mengandung racun yang bisa menimbulkan sejumlah reaksi pada kulit manusia. Saat bersentuhan dengan serangga ini, Anda bisa mengalami kemerahan, bentol, dan rasa gatal yang kuat pada kulit. Nah, gatal akibat ulat bulu bisa menjalar dengan cepat ketika Anda menggaruk bentolnya. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan cara yang tepat untuk mengatasi gatal karena ulat bulu.

    Dampak dari gigitan ulat bulu

    Reaksi akibat terkena ulat bulu memang tidak menimbulkan dampak yang serius dibandingkan paparan racun tomcat, gigitan tawon, atau sengatan lebah.

    Akan tetapi, pengaruh dari racun ulat bulu bisa menimbulkan bengkak, ruam yang perih, dan rasa gatal yang sering kali tidak tertahankan.

    Akibatnya, Anda bisa terus menggaruk bagian kulit yang terdampak, tetapi rasa gatal ulat bulu justru semakin bertambah dan menyebar ke area kulit di sekitarnya.

    Menurut studi rilisan Biomedical Informatics, kondisi ini merupakan reaksi berlebihan dari sistem imun tubuh terhadap racun dari ulat bulu.

    Berikut adalah gejala yang biasa muncul setelah terpapar atau digigit ulat bulu:

    • ruam atau bentol pada kulit,
    • kulit gatal, perih, kemerahan, dan bengkak,
    • iritasi mata akibat paparan bulu di mata,
    • Sesak napas dan batuk-batuk akibat bulu yang masuk ke saluran napas,
    • muntah,
    • mual, dan
    • iritasi di sekitar mulut saat bulu tertelan.

    Cara pertolongan pertama menghilangkan gatal karena ulat bulu

    Untuk menghilangkan gatal karena ulat bulu, lakukanlah cara pertolongan pertama seperti di bawah ini.

    1. Singkirkan bulu dari kulit

    Ulat bulu di tangan

    Sesaat setelah mengetahui Anda terkena ulat bulu, segera lepaskan ulat bulu yang menempel di kulit.

    Namun, jangan menggunakan tangan kosong untuk menyingkirkan serangga ini.

    Gunakanlah benda-benda lain di sekitar Anda seperti kertas, ranting, sapu tangan, atau pinset, yang terpenting Anda tidak menyentuh ulat bulu secara langsung.

    Di samping itu, berhati-hatilah mencabut ulat bulu agar bulunya tidak menyebar ke bagian kulit lainnya.

    2. Bersihkan bagian kulit yang terkena ulat bulu

    kebiasaan mencuci tangan covid-19

    Sering kali bulu-bulu halus serangga ini masih tertinggal pada kulit, tetapi sulit dilihat secara kasat mata.

    Hal inilah yang menyebabkan rasa gatal akibat serangga yang muncul tidak juga hilang.

    Itu sebabnya, cara selanjutnya yang perlu Anda lakukan untuk menghilangkan gatal karena ulat bulu adalah mencuci bagian kulit yang terdampak.

    Bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir dan usahakan juga untuk mencuci secara menyeluruh area di sekitar bagian yang terkena ulat bulu.

    Jika terkena di bagian tangan, bersihkan dari lengan hingga telapak tangan agar kulit benar-benar bersih dari racun.

    3. Hindari menggaruk bagian kulit yang gatal

    gambar gatal pada kulit

    Paparan ulat bulu bisa menimbulkan rasa gatal yang sangat kuat. Meskipun sulit untuk menahannya, sebaiknya Anda tidak terus-menerus menggaruk bagian kulit yang gatal.

    Pasalnya, menggaruk kulit yang gatal karena ulat bulu bisa membuat gatalnya menyebar dengan mudah ke area di sekitarnya.

    Tak hanya itu, lama-kelaman kulit pun bisa mengalami iritasi.

    Saat mencuci bagian yang terkena ulat bulu, hindari juga menggosoknya terlalu kuat untuk menghindari penyebaran racun ke bagian tubuh yang lain.

    4. Gunakan kompres dingin

    kompres dingin

    Alih-alih menggaruk, cobalah tempelkan kompres dingin pada bagian kulit yang gatal. Kompres dingin bisa berperan sebagai obat alami mengatasi gatal karena terkena ulat bulu.

    Jangan langsung menggunakan batu es, tetapi tempatkanlah es pada kantung atau botol. Anda juga bisa memakai handuk yang dibasahi dengan air dingin.

    Kompres bagian kulit yang gatal selama kurang lebih 10-15 menit. Hindari membiarkan kompres terlalu lama pada kulit karena bisa menghambat aliran darah.

    5. Oleskan salep pereda gatal karena ulat bulu

    obat salep krim gatal saat hamil

    Beberapa jenis obat topikal seperti salep hidrokortison juga dapat mengurangi gatal terkena ulat bulu.

    Anda bisa mengoleskan salep tersebut tipis-tipis di bagian kulit yang terdampak.

    Selain obat dengan kandungan aktif, Anda bisa mengoleskan losion calamine sebagai cara mengatasi gatal karena terkena ulat bulu.

    Bahan alami seperti gel lidah buaya yang dipercaya mengatasi luka pun bisa memberikan efek menenangkan pada kulit.

    Dengan begitu, rasa gatal karena ulat bulu pun cepat hilang.

    6. Konsumsi obat untuk gatal akibat terkena ulat bulu

    obat asma alergi

    Pada umumnya, rasa gatal karena ulat bulu akan hilang dalam beberapa waktu setelah mencoba cara perawatan di atas.

    Jika reaksi gatal akibat terkena ulat bulu semakin kuat dan menyebar ke beberapa bagian tubuh, minum obat alergi seperti cetirizine dan diphenhydramine dapat membantu.

    Namun, sebaiknya Anda mendapatkan obat tersebut langsung dari resep dokter. Pasalnya, kondisi gatal yang menyebar luas bisa menandakan reaksi alergi gigitan serangga yang serius.

    Anda juga perlu mewaspadai reaksi alergi lain yang mungkin muncul.

    Tak hanya pada kulit, saat ulat bulu mengenai mata atau hidung, reaksi alergi juga bisa menyebabkan mata merah dan iritasi pada tenggorokan.

    Meskipun jarang terjadi, racun dari ulat bulu juga bisa menimbulkan reaksi berbahaya seperti syok anafilaksis.

    Kondisi alergi ini ditandai dengan sesak napas, bengkak di bibir dan lidah, dan detak jantung tidak teratur.

    Apabila mengalami kondisi tersebut, Anda perlu segera pergi ke instansi gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan pertama yang tepat untuk alergi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan