backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Anemia Megaloblastik

Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc. · Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 10/05/2022

Anemia Megaloblastik

Pengertian

Apa itu anemia megaloblastik?

Anemia megaloblastik adalah jenis anemia yang ditandai dengan bentuk kepingan sel darah merah yang abnormal dan ukurannya yang lebih besar.

Sel darah merah normal seharusnya berbentuk cakram bulat pipih yang sedikit berceruk di tengah. Namun, pada kasus anemia ini, kepingan sel darah merah berbentuk oval.

Bentuk dan ukuran yang abnormal ini terjadi karena sel darah merah tidak mengalami pembelahan dan tidak berkembang sempurna. Alhasil, jumlah sel darah merah yang normal dan sehat tidak cukup.

Penyakit kelainan darah ini juga menyebabkan sumsum tulang menghasilkan lebih sedikit sel. Sel-sel darah merah normal umumnya dapat bertahan sekitar 90-120 hari sebelum akhirnya dihancurkan oleh tubuh untuk diganti dengan yang baru.

Namun, pada kasus ini, sel darah merah terkadang dihancurkan atau mati lebih cepat dari jangka waktu seharusnya.

Seberapa umum kondisi ini?

Anemia megaloblastik adalah kondisi yang dapat terjadi pada pria ataupun wanita dari latar belakang ras atau etnis apa pun. Namun, belum diketahui pasti jumlah seberapa banyak orang di dunia yang mengalami anemia jenis ini.

Tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala anemia megaloblastik?

Ciri anemia megaloblastik serupa dengan gejala anemia pada umumnya, seperti lemah dan letih serta pusing dan kulit memucat. Di sisi lain, beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Dikutip dari Mayo Clinic, gejala umum anemia megaloblastik adalah:

  • Sesak napas
  • Mati rasa di setiap ujung tubuh; misal ujung jari tangan dan ujung jari kaki
  • Lidah membengkak
  • Diare
  • Mual
  • Kram otot
  • Kulit terlihat pucat
  • Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan secara drastis.
  • Jantung berdebar
  • Tangan dan kaki tremor

Beberapa gejala anemia megaloblastik yang berhubungan dengan masalah pencernaan dapat memicu kerusakan saraf. Jika dibiarkan dalam waktu lama, kondisi ini bisa memicu penurunan kepadatan tulang dan perkembangan kanker lambung.

Penyebab

Apa penyebab anemia megaloblastik?

Penyebab anemia bisa berbeda-beda tergantung jenisnya. Penyebab utama dari anemia jenis megaloblastik adalah kekurangan asupan vitamin B12 dan asam folat (vitamin B9).

Vitamin B12 dan asam folat termasuk sebagai bahan utama pembuat sel darah merah. Kekurangan dua zat gizi ini dapat mengakibatkan sumsum tulang tidak mampu memproduksi komponen darah yang sehat dan normal dalam jumlah memadai.

Hal ini juga mengakibatkan sel darah merah yang dihasilkan tidak normal bentuk dan ukurannya. Sel darah merah yang rusak atau berbentuk tidak sempurna ini nantinya akan lebih cepat mati dibandingkan yang sehat.

Kekurangan sel darah merah menyebabkan kadar hemoglobin yang terkandung dalam darah jadi lebih sedikit. Padahal, hemoglobin berperan penting untuk mengikat oksigen dan nutrisi pada sel darah untuk kemudian mengalirkannya ke seluruh tubuh.

Tak hanya sel darah merah, anemia megaloblastik juga membuat granulosit (sel darah putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya) dan trombosit juga berkurang.

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, dalam kasus yang lebih jarang terjadi, anemia jenis ini terjadi karena keturunan, seperti:

  • Sindrom anemia megaloblastik yang responsif terhadap tiamin (vitamin B1), yaitu penyakit yang ditandai dengan anemia megaloblastik terkait kehilangan indra pendengaran dan diabetes melitus. 
  • Sindrom Imerslund-Grasbeck, yaitu kekurangan faktor yang datang dari dalam atau reseptor di usus. 
  • Kesalahan dalam penyerapan folat yang diturunkan pada bayi.

Faktor pemicu

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko saya mengalami kondisi ini?

Salah satu hal yang menyebabkan anemia megaloblastik adalah kekurangan vitamin B12 dan asam folat. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang membuat Anda lebih berisiko kena anemia megaloblastik, yaitu:

1. Kurang makan makanan tinggi vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan sumsum tulang belakang tidak bisa menghasilkan sel darah yang sehat. Orang yang jarang makan daging merah, daging ayam, ikan, telur, dan susu, atau orang vegetarian, berisiko mengalami anemia megaloblastik.

2. Kurang asupan folat

Kurang makan sayuran hijau seperti bayam atau sawi, atau produk makanan hewani dapat menyebabkan tubuh mengalami defisiensi folat. Cara masak yang kurang tepat, seperti merebus sayur terlalu lama dengan suhu api yang terlalu panas dapat merusak kandungan folat.

3. Gangguan penyerapan nutrisi

Gangguan penyerapan bisa membuat Anda kekurangan nutrisi sekalipun telah makan makanan mengandung vitamin B12 dan folat dan menyebabkan anemia megaloblastik. Hal ini disebabkan karena tubuh Anda tidak dapat menyerap vitamin dengan baik. 

Biasanya kondisi ini dapat disebabkan karena berkurangnya protein dalam lambung yang membantu penyerapan vitamin B12.  Kondisi penyakit autoimun, infeksi bakteri, dan infeksi cacing parasit juga akan membuat kadar vitamin B12 lebih sulit diserap. Secara lebih spesifik anemia megaloblastik akibat defisiensi vitamin B12 dikenal sebagai anemia pernisiosa.

Sementara itu, asam folat dapat cenderung lebih sulit diserap tubuh karena beberapa faktor tertentu. Misalnya karena Anda memiliki riwayat minum alkohol berlebihan, atau sedang hamil.

4. Kondisi medis

Ada beberapa kondisi medis lainnya yang bisa menjadi pemicu anemia megaloblastik. Di antaranya sebagai berikut:

  • Leukemia
  • Infeksi HIV
  • Sindrom mielodisplasia
  • Myelofibrosis
  • Penggunaan obat anti-kejang epilepsi
  • Penggunaan obat kemoterapi

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Gejala anemia dapat menurunkan kualitas hidup dan kesehatan penderitanya seiring waktu. Maka dari itu, anemia tidak boleh dibiarkan dan perlu mendapatkan penanganan segera.

Terdapat berbagai cara untuk mendiagnosis segaja jenis anemia. Berikut adalah cara dokter memeriksa dan mendiagnosis anemia megaloblastik:

1. Tes darah lengkap (complete blood count)

Tes darah lengkap dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai jenis anemia. Tes ini akan mengukur berbagai komponen dan jumlah darah Anda. 

Selain itu, dokter dapat memeriksa jumlah dan penampilan sel darah merah Anda. Sel darah yang bentuknya tampak lebih besar dan kurang berkembang bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki anemia megaloblastik.

Dokter juga akan mengumpulkan riwayat medis Anda dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan penyebab lain dari gejala Anda.

2. Tes kadar vitamin

Dokter Anda perlu melakukan lebih banyak tes darah untuk memastikan apa yang menjadi penyebab anemia Anda. 

Tes darah tambahan ini juga akan membantu dokter mengetahui apakah anemia Anda disebabkan karena itu kekurangan vitamin B12 atau folat. 

3. Tes Schilling

Tes Schilling adalah tes darah yang mengevaluasi kemampuan Anda untuk menyerap vitamin B-12. Pertama Anda dianjurkan minum suplemen vitamin B12 radioaktif. Anda kemudian akan diminta untuk mengambil sampel urine untuk dianalisis. 

Anda akan kembali diminta minum suplemen radioaktif yang sama, digabungkan dengan protein “faktor intrinsik”. Faktor ini  dibutuhkan tubuh Anda untuk dapat menyerap vitamin B-12.

Dokter akan kembali meminta sampel urine Anda untuk dibandingkan dengan sampel yang pertama. 

Apabila urine tidak mengandung faktor intrinsik, ini menunjukkan bahwa tubuh Anda hanya menyerap B12 apabila dikonsumsi dengan protein faktor intrinsik. Ini menandakan bahwa tubuh Anda tidak dapat menyerap vitamin B12 secara alami.

Pengobatan

Bagaimana cara mengatasi anemia megaloblastik?

Mengetahui gejala dan jenis-jenis penyebabnya dapat memudahkan Anda mendapatkan pengobatan anemia yang tepat.

Tujuan pengobatan anemia megaloblastik adalah untuk mencegah gejala bertambah buruk, menghindari komplikasi akibat anemia, sekaligus mengatasi penyebab yang paling mendasar, yaitu kekurangan vitamin b12 dan juga asam folat. 

Beberapa pilihan pengobatan anemia megaloblastik yang mungkin Anda jalani, antara lain:

1. Menambahkan asupan vitamin B-12

Dalam kasus anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B-12, Anda mungkin perlu suntikan vitamin B-12 setiap bulannya. Berdasarkan pertimbangan dokter dan juga kondisi anemia Anda, suntikan dapat diberikan sampai setahun penuh. 

Selain itu, Anda mungkin juga perlu minum suplemen vitamin B-12 dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter Anda.

Anda juga dapat memperbanyak makan makanan mengandung vitamin B-12 di dalam menu harian Anda, seperti:

  • Telur 
  • Ayam 
  • Sereal yang diperkaya vitamin B12
  • Daging merah (terutama daging sapi)
  • Susu 
  • Kerang 

Beberapa orang ada yang memiliki mutasi genetik pada gen MTHFR (methylenetetrahydrofolate reductase). Gen ini bertanggung jawab untuk mengolah vitamin B tertentu, termasuk B12 dan folat, menjadi bentuk yang dapat digunakan di dalam tubuh. 

Orang yang memiliki mutasi gen MTHFR dianjurkan untuk minum suplemen methylcobalamin tambahan untuk mencegah anemia bertambah buruk. 

2. Menambahkan asupan folat

Anemia megaloblastik akibat kurangnya folat dapat diobati dengan rutin minum suplemen asam folat atau mendapatkan infus cairan folat. 

Makanan tinggi folat juga dapat membantu mencegah anemia bertambah buruk. Berikut adalah beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk mengatasi anemia megaloblastik karena kekurangan folat:

  • Buah jeruk 
  • Sayuran berdaun hijau gelap
  • Kacang-kacangan
  • Biji-bijian

Sama dengan kekurangan vitamin B12, orang yang mengalami mutasi gen MTHFR dianjurkan untuk menggunakan methylfolate tambahan untuk mencegah defisiensi folat dan risikonya.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah dan merawat kondisi anemia megaloblastik di rumah?

Anda bisa melakukan beberapa upaya pencegahan anemia atau mencegah gejalanya kambuh. Orang dengan anemia megaloblastik akibat kekurangan vitamin B12 atau folat dapat mengatasi gejala-gejalanya dan merasa lebih baik dengan perawatan berkelanjutan berikut ini:

  • Banyak makan makanan kaya zat besi, seperti tahu, sayuran hijau, daging merah tanpa lemak, lentil, kacang-kacangan, sereal dan roti yang diperkaya zat besi.
  • Makan dan minum makanan dan minuman yang kaya vitamin C.
  • Hindari minum teh atau kopi bersamaan dengan makanan karena dapat memengaruhi penyerapan zat besi dan vitamin lainnya
  • Dapatkan cukup vitamin B12 dan asam folat dalam makanan Anda.

Kekurangan vitamin B12 dan folat bukan hanya dapat menyebabkan anemia, melainkan juga masalah kesehatan, seperti kerusakan saraf, masalah neurologis, dan masalah saluran pencernaan. Komplikasi ini dapat terhindarkan jika Anda didiagnosis dan dirawat lebih awal. 

Tes genetik juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan mutasi gen MTHFR. Hal ini dapat dilakukan sebagai langkah awal deteksi dini anemia megaloblastik.  

Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda melihat tanda-tanda anemia sehingga Anda dan dokter Anda dapat membuat rencana perawatan dan membantu mencegah kerusakan permanen.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 10/05/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan