Setiap harinya tubuh akan menghasilkan zat yang disebut urea. Urea merupakan sisa hasil metabolisme protein yang setiap hari dibuang melalui ginjal dalam rangka proses pembentukan urine.
Urea dalam kadar yang normal biasanya tidak akan menyebabkan gangguan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan, kadar urea akan meningkat dan menyebabkan berbagai penyakit.
Bila terjadi gagal ginjal, baik akut maupun kronis, kadar urea akan meningkat dengan cepat karena ginjal tidak mampu membuang limbah dan cairan berlebih. Akibatnya, penumpukan urea dalam darah pun terjadi atau disebut uremia.
Uremia dapat memicu gangguan neurotransmitter di dalam otak, seperti penurunan kadar GABA (gamma-aminobutyric acid), yaitu salah satu neurotransmitter otak. Alhasil, ensefalopati uremikum pun terjadi.
Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?
Jika Anda mengalami tanda dan gejala yang disebutkan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis urologi. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala yang dialami dan bertanya tentang riwayat kesehatan.
Pada kebanyakan kasus, dokter juga akan memeriksa kesehatan untuk memantau gejala terkait mental dan neurologis. Selain itu, mereka juga akan meminta Anda untuk menjalani berbagai tes, seperti sebagai berikut.
- Pemeriksaan ginjal, seperti kadar urea darah dan kreatinin.
- Pemeriksaan kadar elektrolit darah untuk melihat adanya gangguan pada elektrolit atau tidak.
- Pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah sel darah putih atau leukosit dalam urine yang menjadi pertanda infeksi.
- CT scan atau MRI untuk mendeteksi adanya kerusakan atau kelainan pada otak.
- Tes electroencephalogram (EEG) atau rekam otak untuk mengukur aktivitas listrik di otak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar