backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kenali Bahaya Efusi Perikardium, Saat Jantung 'Terendam' Air

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 26/08/2021

    Kenali Bahaya Efusi Perikardium, Saat Jantung 'Terendam' Air

    Pernahkah Anda mendengar kondisi di mana organ jantung terendam air? Meski terdengar aneh, kondisi ini ternyata salah satu masalah yang mungkin terjadi pada jantung Anda. Masalah kesehatan jantung ini disebut sebagai efusi perikardium. Simak penjelasannya melalui artikel berikut ini.

    Apa itu efusi perikardium?

    Efusi perikardium adalah penumpukan cairan secara berlebihan atau tidak normal di area sekitar jantung. Kondisi ini disebut efusi perikardium karena terjadi pada ruang antara jantung dan perikardium, membran yang melindungi jantung.

    Sebenarnya, adanya cairan perikardium, selama jumlahnya masih sedikit, maka kondisi tersebut masih tergolong normal. Pasalnya, cairan tersebut dapat mengurangi gesekan antara lapisan-lapisan perikardium yang saling menempel setiap jantung berdetak.

    Namun, penumpukan cairan yang jumlahnya melebihi batas normal dapat menekan jantung sehingga mencegah organ tersebut memompa darah secara normal. Artinya, jantung tidak bisa berfungsi dengan baik.

    Normalnya cairan yang terdapat di lapisan perikardium hanya sekitar 15 hingga 50 mililiter (ml). Sementara pada efusi perikardium, cairan yang ada di dalam lapisan tersebut bisa mencapai 100 ml bahkan 2 liter.

    Pada beberapa orang, efusi perikardium ini bisa berlangsung dengan cepat dan dikenal sebagai efusi perikardium akut. Sementara, pada kondisi lainnya, penumpukan cairan berlangsung secara perlahan dan bertahap, yang dikenal sebagai subakut efusi perikardium. Kondisi ini baru disebut kronis jika terjadi lebih dari satu kali.

    Pada tingkatan yang lebih parah, kondisi ini bisa menyebabkan tamponade jantung, yaitu penyakit jantung yang dapat membahayakan nyawa. Jika sudah demikian, Anda tentu membutuhkan perawatan medis segera. Meski begitu, jika segera diatasi, efusi perikardium tidak akan bertambah semakin parah.

    Apa saja gejala dari efusi perikardium?

    Sebenarnya, orang yang mengalami efusi perikardium seringnya tidak merasakan gejala atau tanda apapun. Pada dasarnya, saat mengalami kondisi ini, perikardium akan meregang untuk menampung lebih banyak cairan. Ketika cairan belum sampai memenuhi ruang perikardium meregang, tanda dan gejala biasanya tidak muncul.

    Gejala akan terjadi ketika cairan yang ada di dalam perikardium sudah terlalu banyak, sehingga menekan berbagai organ di sekitarnya seperti paru-paru, lambung, serta sistem saraf yang ada di sekitar dada.

    Volume dari cairan yang terdapat di rongga antara jantung dan perikardium ini menentukan gejala yang mungkin muncul. Artinya, gejala dari masing-masing orang berbeda, tergantung pada seberapa banyak cairan yang menumpuk. Beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk:

    Namun, jika kondisi sudah tergolong parah, Anda mungkin akan mengalami gejala seperti:

    • Pusing kepala.
    • Tangan dan kaki terasa dingin.
    • Berkeringat dingin.
    • Tubuh mengalami kelemahan.
    • Mual dan muntah.
    • Kulit menjadi pucat.
    • Napas tak beraturan.
    • Sulit untuk buang air kecil.

    Apa penyebab efusi perikardium?’

    Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

    Apakah efusi perikardium berbahaya?

    Tingkat keparahan atau serius tergantung dengan kondisi kesehatan yang menyebabkan efusi perikardium itu terjadi. Jika penyebab yang mengakibatkan efusi perikardium terjadi dapat diatasi, penderita akan bebas dan sembuh dari efusi perikardium.

    Efusi perikardium yang disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, seperti kanker, harus segera ditangani dengan baik karena akan mempengaruhi pengobatan kanker yang sedang dilakukan.

    Apabila efusi perikardium tidak ditangani dan semakin parah, akan timbul kondisi kesehatan lain yang disebut dengan cardiac tamponade.

    Cardiac tamponade  adalah kondisi di mana sirkulasi darah tidak berjalan dengan baik dan banyak jaringan serta organ yang tidak mendapatkan oksigen akibat cairan yang terlalu banyak menekan bagian jantung. Tentu saja hal ini sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian.

    Bagaimana cara mendiagnosis efusi perikardium?

    Menurut UT Southwestern Medical Center, saat dokter atau ahli medis profesional lain menduga bahwa seseorang mengalami efusi perikardium, hal pertama yang akan dilakukan adalah pemeriksaan fisik.

    Baru setelah itu, dokter atau ahli medis akan melakukan beberapa tes lain untuk melakukan diagnosis demi menentukan jenis pengobatan yang tepat. Berikut ini adalah beberapa jenis tes yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis efusi perikardium:

    1. Ekokardiogram

    Alat ini menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambar atau foto real-time dari jantung pasien. Tes ini membantu dokter mengetahui jumlah cairan yang terdapat di rongga antara lapisan membran perikardium.

    Selain itu ekokardiogram juga bisa menunjukkan kepada dokter apakah jantung masih bisa memompa darah dengan baik. Alat ini juga akan membantu dokter mendiagnosis adanya potensi pasien mengalami tamponade jantung, atau kerusakan pada salah satu bilik jantung.

    Ada dua jenis ekokardiogram, yaitu:

  • Ekokardiogram transtorakik: tes yang menggunakan alat pemancar suara yang diletakkan di atas jantung Anda.
  • Ekokardiogram transesofageal: Alat pemancar suara berukuran lebih kecil yang terdapat di dalam tabung dan diletakkan di dalam sistem pencernaan yang merentang dari tenggorokan hingga esofagus. Mengingat esofagus berdekatan jaraknya dengan ajntung, alat yang diletakkan pada lokasi tersebut bisa mendapatkan gambar yang lebih detil akan jantung pasien.
  • 2. Elektrokardiogram

    Alat ini, yang juga dikenal sebagai EKG atau ECG, merekam sinyak listrik yang bergerak melalui jantung. Dokter ahli jantung dapat melihat pola yang mungkin menandakan terjadinya tamponade jantung dari penggunaan alat ini.

    3. X-ray jantung

    Diagnosis ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah terdapat banyak cairan pada membran perikardium. X-ray akan menunjukkan jantung yang membengkak, jika terdapat cairan berlebih di dalam atau di sekitarnya.

    4. Teknologi pencitraan

    Computerized topography atau yang biasa dikenal dengan CT scan dan magneting resonance imaging  atau MRI dapat membantu mendeteksi adanya efusi perikardial pada area jantung meski kedua pemeriksaan atau tes ini tergolong jarang digunakan untuk kepentingan tersebut.

    Namun, kedua pemeriksaan ini dapat memudahkan dokter jika memang dibutuhkan. Keduanya sama-sama bisa menunjukkan adanya cairan yang terdapat pada rongga perikardium tersebut.

    Lalu, bagaimana cara menangani efusi perikardium?

    Pengobatan untuk menangani efusi perikardium sangat bergantung pada jumlah cairan yang terdapat pada rongga jantung dan perikardium, penyebab utamanya, dan apakah kondisi tersebut berpotensi menyebabkan tamponade jantung atau tidak.

    Biasanya, pengobatan akan lebih fokus untuk mengatasi penyebabnya sehingga efusi perikardium bisa ikut tertangani dengan baik. Berikut adalah pengobatan yang mungkin dilakukan:

    1. Penggunaan obat-obatan

    Biasanya, penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi peradangan. Jika kondisi Anda tidak berpotensi menyebabkan tamponade jantung, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan antiperadangan seperti berikut:

    • Aspirin.
    • Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) atau obat pereda rasa nyeri seperti indometachin atau ibuprofen.
    • Colchicine (Colcrys).
    • Kortikosteroid seperti prednisone.
    • Obat-obatan diuretik dan berbagai obat gagal jantung lainnya bisa digunakan untuk mengobati kondisi ini jika disebabkan oleh gagal jantung.
    • Antibiotik bisa digunakan jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi.

    Bahkan, jika kondisi ini terjadi akibat kanker yang dialami pasien, pengobatan yang juga mungkin dilakukan adalah kemoterapi, terapi radiasi, dan penggunaan obat-obatan yang disuntikkan langsung ke dada.

    2. Prosedur medis dan operasi

    Ada pula prosedur medis serta operasi yang mungkin dilakukan untuk pengobatan efusi perikardium. Metode pengobatan ini bisa dipilih jika pengobatan menggunakan obat-obatan antiperadangan rupanya masih belum membantu mengatasi kondisi ini.

    Selain itu, metode-metode ini dilakukan jika Anda berpotensi mengalami tamponade jantung. Beberapa prosedur medis dan prosedur operasi yang mungkin dilakukan antara lain:

    a. Pengangkatan cairan

    Dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan pengangkatan cairan jika mengalami efusi perikardium. Prosedur ini dilakukan dengan dokter memasukkan jarum suntik yang disertai dengan tabung berukuran kecil ke dalam rongga perikardium untuk mengangkat cairan di dalamnya.

    Prosedur ini dikenal sebagai perikardiosintesis. Selain menggunakan jarum suntik dan kateter, dokter juga menggunakan ekokardiografi atau sinar X-ray untuk melihat pergerakan kateter di dalam tubuh agar mencapai posisi tujuan dengan tepat. Kateter akan berada di sisi kiri area yang cairannya akan diangkat selama beberapa hari untuk mencegah cairan kembali menumpuk lagi di area tersebut.

    b. Operasi bedah jantung

    Dokter juga mungkin akan melakukan operasi bedah jantung jika terjadi perdarahan pada perikardium, khususnya jika hal tersebut terjadi karena operasi jantung yang dilakukan sebelumnya. Perdarahan ini juga mungkin terjadi karena komplikasi.

    Tujuan dari operasi bedah jantung ini untuk melakukan pengangkatan cairan dan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada organ jantung. Biasanya, dokter bedah akan membuat jalur pada jantung agar cairan keluar dari rongga perikardium menuju ke area perut, di mana cairan tersebut bisa diserap dengan baik.

    c. Prosedur peregangan perikardium

    Biasanya, prosedur ini jarang sekali dilakukan. Namun, dokter mungkin akan melakukan prosedur ini dengan cara memasukkan balon ke sela-sela antara lapisan perikardium untuk meregangkan kedua lapisan yang menempel.

    d. Pengangkatan perikardium

    Prosedur operasi pengangkatan perikardium mungkin dilakukan jika efusi perikardium tetap terjadi meski sudah dilakukan pengangkatan cairan. Cara ini disebut dengan perikardiektomi.

    Apakah kondisi ini bisa dicegah?

    Pencegahan terhadap efusi perikardium bertujuan untuk mengurangi risiko dari berbagai penyebab yang mungkin bisa menyebabkan kondisi ini terjadi. Umumnya, kondisi ini bisa dicegah dengan menjaga kesehatan jantung, seperti:

    • Batasi konsumsi alkohol.
    • Konsumsi makanan yang sehat untuk jantung.
    • Rutin berolahraga dan menjaga berat badan.
    • Konsultasi dengan dokter secara berkala, khususnya jika Anda memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan jantung.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 26/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan