backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Efek Samping Metformin, Obat yang Umum Diresepkan untuk Diabetes

Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 23/11/2021

    Mengenal Efek Samping Metformin, Obat yang Umum Diresepkan untuk Diabetes

    Ada beberapa jenis obat diabetes yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pada diabetes tipe 2. Salah satu obat yang paling sering direkomendasikan dokter adalah metformin.

    Obat ini bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih peka terhadap insulin. Namun, sama seperti dengan jenis obat lainnya, metformin memiliki efek samping dalam penggunaannya.

    Efek samping metformin jangka panjang

    Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah. Tujuan pengobatan diabetes melalui konsumsi obat adalah untuk membantu menurunkan kadar gula. Dengan begitu, gula darah bisa tetap stabil dalam keadaan normal.

    Meskipun termasuk obat diabetes yang paling diandalkan, ternyata metformin tidak selalu bekerja efektif untuk setiap penyandang diabetes tipe 2.

    Hal tersebut dikarenakan efek samping obat yang kadang dapat terjadi dan membuat diabetesi tidak mau atau tidak dapat melanjutkan pengobatan dengan metformin. Berikut jenis-jenis efek samping metformin yang berpotensi terjadi.

    1. Asidosis laktat

    Meski jarang terjadi, asidosis laktat berpotensi menjadi efek samping metformin yang paling serius. Asidosis laktat adalah penumpukan asam laktat dalam tubuh yang dapat berakibat fatal.

    Asidosis laktat terjadi karena metformin mampu menghasilkan asam laktat dalam jumlah besar. Asam laktat sendiri adalah produk hasil metabolisme anaerob (tanpa oksigen) yang akan membuat pH darah lebih asam. Bila kadarnya sangat tinggi maka bisa menyebabkan kerusakan atau gagalnya fungsi berbagai organ tubuh.

    Asidosis laktat sebagai efek samping metformin jangka panjang dapat menyebabkan gejala, seperti:

    • Nyeri otot atau merasa lemas
    • Mati rasa atau perasaan dingin di tangan dan kaki
    • Kesulitan bernapas
    • Merasa pusing, kepala berputar, lelah, dan sangat lemas
    • Sakit perut, mual disertai muntah
    • Detak jantung lambat atau tidak teratur
    • Asidosis

    2. Kekurangan vitamin B12

    Mengonsumsi metformin dalam jangka panjang menyebabkan menurunnya kadar vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 dapat berisiko menimbulkan gangguan kesehatan karena vitamin ini penting untuk menjalankan fungsi DNA, produksi sel darah merah, dan fungsi biokimia lain di dalam tubuh.

    Berkurangnya vitamin B12 dalam darah juga dapat menyebabkan anemia megoblastik di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah secara memadai. Meskipun terbilang langka, kondisi ini bisa terjadi jika Anda kekurangan vitamin B12 sebagai efek samping penggunaan obat diabetes ini dalam jangka panjang.

    Berikut adalah gejala kekurangan vitamin B12 akibat efek samping metformin:

    • Perubahan warna kulit
    • Peradangan di lidah
    • Refleks tubuh berkurang
    • Merasa gelisah dan tidak tenang
    • Kemampuan mencium bau berkurang
    • Kerusakan saraf-saraf
    • Kesulitan berjalan
    • Gangguan saraf tepi tubuh seperti kesemutan pada jari, kelelahan, nyeri otot, dan cepat lupa.

    3. Hipoglikemia

    Hipoglikemia yakni kondisi kadar gula darah yang lebih rendah dari biasanya. Jika gula darah turun drastis, hal ini berisiko menimbulkan bahaya bagi kesehatan Anda. Kondisi ini juga terkadang dijumpai sebagai efek samping dari konsumsi metformin pada penyandang diabetes.

    Gejala hipoglikemia antara lain adalah:
    • tubuh lemas dan lelah,
    • pusing,
    • mual,
    • muntah,
    • sakit perut,
    • kepala terasa ringan atau melayang, serta
    • berdebar-debar.

    Efek samping metformin lainnya

    Selain efek jangka panjang yang telah disebutkan yang telah disebutkan, terdapat juga efek samping yang bisa muncul dalam waktu singkat dari penggunaan obat ini.

    Menurut laporan dari University of Louisiana Monroe sekitar 30% orang mengeluhkan efek samping lain dari penggunaan metformin, seperti:

    • mual dan muntah,
    • gangguan pencernaan,
    • penurunan nafsu makan,
    • nyeri otot dan kram,
    • sakit perut,
    • pilek,
    • sakit perut,
    • tubuh melemah,
    • batuk dan suara serak,
    • diare, serta
    • lemas dan mengantuk.

    Dokter biasanya akan meresepkan metformin dalam dosis rendah dalam tahap awal pengobatan diabetes guna menghindari efek samping ini.

    Faktor-faktor risiko pemicu efek samping metformin

    Pemicu efek samping metformin

    Selain perubahan dosis, terdapat pula beberapa faktor yang membuat seseorang jadi lebih berisiko mengalami efek samping metformin, seperti:

    1. Menjalani operasi

    Operasi dan radiologi dapat memperlambat pembuangan metformin dari tubuh Anda. Akibatnya, hal tersebut dapat meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping berupa asidosis laktat.

    Jika Anda berencana menjalani prosedur operasi atau radiologi, Anda harus berhenti minum metformin 48 jam sebelum menjalani prosedur tersebut.

    2. Minum alkohol secara berlebihan

    Minum alkohol ketika sedang minum metformin bisa meningkatkan risiko Anda mengalami hipoglikemia. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga berpotensi memicu terjadinya asidosis laktat. Hal ini dikarenakan alkohol meningkatkan kadar asam laktat di tubuh Anda.

    Anda tidak diperbolehkan minum alkohol secara berlebihan saat minum obat ini. Jika perlu, sebaiknya Anda tidak minum alkohol sama sekali agar Anda dapat terhindar dari risiko terkena efek samping metformin.

    3. Gangguan ginjal

    Ginjal Anda membuang sisa metformin dari tubuh. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, akan terlalu banyak metformin di dalam tubuh Anda yang bisa membuat Anda berisiko mengalami asidosis laktat.

    Apabila Anda menderita masalah ginjal yang tergolong ringan dan sedang, dokter mungkin akan meresepkan metformin dalam dosis yang rendah.

    Namun, jika masalah ginjal yang Anda derita cukup parah dan sudah memasuki usia 80 tahun ke atas, dokter tidak akan meresepkan metformin untuk mengatasi diabetes Anda.

    4. Menderita masalah jantung dan hati

    Anda tidak disarankan minum metformin apabila Anda menderita penyakit gagal jantung akut atau baru saja mengalami serangan jantung.

    Jantung yang bermasalah mungkin tidak dapat menyuplai darah yang cukup ke ginjal. Kondisi ini menyebabkan ginjal tidak mampu membuang metformin dengan baik sehingga risiko terkena asidosis laktat pun tinggi.

    Anda juga tidak boleh menjalani pengobatan dengan metformin jika hati Anda bermasalah. Salah satu fungsi hati Anda adalah membuang asam laktat dari tubuh.

    Jadi, jika hati tidak berfungsi dengan baik, asam laktat akan menumpuk dalam tubuh. Kondisi ini yang dapat meningkatkan risiko terjadinya asidosis laktat.

    Tubuh setiap orang berbeda, sehingga respons terhadap obat metformin juga akan berbeda-beda. Dengan kata lain, berbagai efek samping yang telah disebutkan di atas tidak selalu muncul pada setiap orang.

    Dokter Anda akan mempertimbangkan risiko mana yang lebih besar, risiko efek samping metformin atau risiko komplikasi diabetes yang berbahaya. Oleh karena itu, selalu konsultasikan kondisi Anda dan perubahan apa pun yang Anda rasakan setelah minum obat ini pada dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD

    Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 23/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan