backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Setelah Operasi, Berapa Lama Efek Obat Bius Bertahan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 23/01/2024

    Setelah Operasi, Berapa Lama Efek Obat Bius Bertahan?

    Obat bius akan diberikan saat Anda hendak menjalani operasi. Ada banyak jenis obat bius yang menimbulkan efek berbeda pada masing-masing pasien. 

    Mungkin Anda penasaran, sampai kapan efek obat bius akan bertahan setelah operasi berhasil dilakukan? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini.

    Berapa lama efek obat bius bertahan setelah operasi?

    Obat bius adalah obat yang digunakan untuk menciptakan efek tenang, mengurangi rasa sakit, dan menurunkan kesadaran pasien selama tindakan medis berlangsung. 

    Selama operasi, dokter spesialis anestesi akan memperhitungkan dosis obat ini sehingga kecil kemungkinan Anda untuk terbangun di tengah operasi.

    Anestesi umumnya diberikan lewat suntikan atau inhalasi gas yang berisi obat. Masing-masing obat bius mempunyai efek samping dan durasi pengaruh berbeda.

    Selain jenis obatnya, anestesi juga disesuaikan dengan kondisi pasien, jenis prosedur operasi yang dilakukan, dan penyakit yang pasien alami.

    Berikut ini adalah penjelasan efek dari setiap jenis obat bius, mulai dari lokal, regional, hingga umum, yang perlu Anda ketahui.

    1. Bius lokal

    anestesi lokal

    Bius lokal hanya diberikan pada sekitar area tubuh yang akan diberi tindakan. Jadi, efek obat ini hanya akan menyebabkan baal atau mati rasa pada salah satu bagian tubuh. 

    Tindakan medis yang memakai bius atau anestesi lokal pada umumnya ringan atau berdurasi singkat, misalnya cabut gigi, operasi katarak, atau biopsi kulit.

    Oleh sebab itu, efek anestesi lokal berlangsung singkat. Sistem saraf pada bagian tubuh yang dibius akan kembali normal tidak lama setelah tindakan medis selesai.

    Tergantung prosedur yang dilakukan, bius lokal dapat diberikan melalui suntikan, gel atau krim yang dioleskan ke kulit, dan bahkan obat tetes untuk mata.

    2. Bius regional

    Bius regional membuat sebagian area tubuh mengalami mati rasa sehingga Anda masih sadar selama operasi berlangsung.

    Ketika obat bius ini diberikan, setengah bagian tubuh Anda akan baal dan tidak merasakan sensasi apa pun. Obat ini paling sering diberikan selama persalinan normal atau operasi caesar.

    Secara umum, anestesi regional terbagi dua jenis, yaitu anestesi spinal dan anestesi epidural.

    • Anestesi spinal: obat disuntikkan langsung ke cairan serebrospinal yang mengelilingi sumsum tulang belakang di dalam membran pelindung (dura mater).
    • Anestesi epidural: obat disuntikkan ke dalam ruang epidural yang berada pada area luar sumsum tulang belakang di bawah punggung.

    Efek obat bius regional lebih lama ketimbang bius lokal. Anestesi spinal bekerja cepat dalam 15 menit dan efeknya bisa berlangsung selama 2–6 jam.

    Sementara itu, anestesi epidural baru bekerja dalam 15–30 menit, tetapi efeknya bisa berlangsung hingga 24 jam dengan dosis berulang melalui kateter yang ditempatkan pada ruang epidural.

    Jika mendapatkan bius regional, Anda perlu masuk ke ruang pemulihan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar dokter dapat memantau kondisi Anda setelah operasi dan menunggu pengaruh obat bius hilang.

    3. Bius umum

    anestesi

    Pada umumnya, bius umum akan dilakukan bila operasi yang Anda lakukan termasuk operasi yang cukup besar dan membutuhkan waktu yang lama.

    Pemberian anestesi umum juga tergantung pada bagian tubuh mana yang akan dioperasi dan penyakit apa yang dialami oleh pasien.

    Obat bius umum diberikan dengan dua cara, yaitu dengan memasukkan obat melalui pembuluh darah vena atau menggunakan masker yang berisi gas obat bius.

    Jika Anda mendapatkan bius umum, Anda tidak akan sadar selama operasi berlangsung. Seluruh tubuh Anda juga akan terasa baal, tidak hanya sebagian saja.

    Efek obat bius umum berlangsung lebih lama. Itu sebabnya, semua pasien yang diberikan bius umum akan masuk ke ruang pemulihan terlebih dahulu selama beberapa waktu.

    Bahkan setelah Anda dipindahkan ke ruang rawat inap, pengaruh bius masih dapat terasa dalam 1–2 hari ke depan, tergantung dosis obat yang diberikan.

    Efek samping obat bius yang perlu diperhatikan

    Dikutip dari laman American Society of Anesthesiologists, jenis anestesi lokal dan regional ini sangat aman dan terbilang jarang menimbulkan efek samping serius.

    Anda mungkin hanya mengalami nyeri, memar, dan perdarahan ringan pada area sekitar suntikan.

    Sementara itu, prosedur anestesi umum atau bius total bisa menimbulkan beberapa efek samping umum berupa:

    • mual dan muntah,
    • menggigil atau merasa kedinginan,
    • kesulitan buang air kecil,
    • pusing,
    • sakit kepala,
    • pandangan kabur,
    • nyeri, memar, atau gatal pada area suntikan, dan 
    • sakit tenggorokan karena pemakaian alat bantu pernapasan.

    Meski relatif langka, beberapa efek samping anestesi yang cenderung serius yaitu:

    • anafilaksis atau reaksi alergi parah,
    • kenaikan suhu tubuh yang tidak wajar,
    • delirium pasca-operasi,
    • gangguan fungsi kognitif, dan
    • kerusakan saraf permanen.

    Untuk mengetahui jenis anestesi yang sesuai bagi Anda, sebaiknya diskusikan hal ini dengan dokter menjelang jadwal tindakan operasi Anda.

    Kesimpulan

    • Anestesi atau pemberian obat bius bertujuan mengurangi rasa sakit selama operasi.
    • Efek bius bergantung pada jenis obat bius yang pasien terima, yakni lokal, regional, dan umum.
    • Pemberian bius lokal dan regional terbilang sangat aman dan jarang menimbulkan efek samping serius.
    • Sebaliknya, bius umum dapat menyebabkan efek samping, seperti mual, muntah, sakit tenggorokan, mulut kering, mengantuk, dan kebingungan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 23/01/2024

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan