backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Pilihan KB yang Aman untuk Jangka Panjang

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 20/10/2022

    5 Pilihan KB yang Aman untuk Jangka Panjang

    Dibandingkan dengan KB jangka pendek, alat kontrasepsi jangka panjang diketahui lebih ampuh untuk mencegah kehamilan. Bahkan, jenis KB ini diketahui bisa mencegah kehamilan hingga 20 kali lebih efektif dibandingkan dengan pil KB, koyo KB, dan cincin vagina. Untuk Anda yang ingin mencoba alat KB jangka panjang, berikut adalah beberapa jenis pilihan yang aman.

    Pilihan KB yang aman untuk jangka panjang

    KB jangka panjang merupakan pilihan terbaik untuk Anda yang mau mencegah kehamilan untuk waktu yang lama. Bukan hanya itu, jenis KB ini juga diketahui sangat efektif dibandingkan dengan KB jangka pendek.

    Ada beberapa jenis KB atau alat kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan untuk membantu mencegah kehamilan jangka panjang, meliputi berikut ini.

    1. Implan atau susuk

    efek samping KB implan

    KB implan yaitu kontrasepsi hormonal berupa batang plastik kecil yang ditanam di bawah kulit pada lengan bagian atas. Penanam akan dilakukan oleh dokter atau tenaga ahli lainnya, misalnya perawat.

    Implan bekerja dengan melepaskan hormon progestogen ke dalam saliran darah untuk mencegah kehamilan.

    Jenis KB ini diketahui sangat efektif hingga 99% dan bisa digunakan selama 3 tahun.

    KB implan bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Anda yang tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen atau kesulitan mengingat jadwal minum pil KB.

    Jika timbul efek samping atau jika Anda sudah merasa siap untuk hamil, implan bisa dikeluarkan kapan saja dan kesuburan tubuh Anda bisa kembali secara alami dengan cepat.

    Meski begitu, Anda bisa mengalami memar, nyeri atau bengkak di sekitar implan saat pertama kali ditanam.

    Implan juga bisa memengaruhi siklus haid menjadi tidak teratur, lebih sedikit, atau lebih banyak dan lama.

    Terkadang, menstruasi bahkan bisa berhenti atau tidak terjadi untuk sementara waktu (amenorrhoea).

    Kondisi ini tidak berbahaya, tetapi Anda mungkin perlu mempertimbangkannya terlebih dulu sebelum menggunakan implan.

    Selain itu, jenis KB ini tidak bisa mencegah infeksi seksual menular, sehingga Anda mungkin harus menggunakan kondom untuk terhindar dari kondisi tersebut.

    Beberapa obat juga bisa memengaruhi implan dan menurunkan efektifitasnya.

    2. IUS (intrauterine system)

    IUS atau intrauterine system merupakan istilah untuk alat kontrasepsi berbentuk menyerupai huruf T yang ditanam ke dalam rahim oleh dokter atau perawat.

    Alat ini bisa dimasukan kapan saja selama Anda tidak sedang hamil. Jika terasa kurang nyaman saat IUS dimasukan, Anda bisa minum obat pereda nyeri.

    Jika dimasukan dengan tepat, IUS bisa mencegah hingga 99% kehamilan. Dalam mencegah kehamilan, alat ini bekerja dengan melepas hormon progestogen ke dalam rahim.

    Jenis KB ini bisa digunakan selama 3 hingga 5 tahun. Namun, alat bisa dikeluarkan kapan saja jika Anda sudah merasa siap untuk hamil.

    Kesuburan tubuh akan langsung kembali dan Anda pun bisa segera hamil setelah berhenti menggunakan KB.

    IUS bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Anda yang tidak bisa menggunakan pil KB kombinasi, misalnya penderita migrain yang tidak boleh minum pil KB

    Sementara itu, jika Anda memiliki siklus haid yang lama dan nyeri, alat ini juga bisa membantu membuat haid menjadi lebih ringan dan pendek, atau malah berhenti untuk sementara waktu.

    Meski begitu, IUS juga bisa menimbulkan efek samping, seperti perubahan suasana hati (mood swing), masalah kulit, atau nyeri pada payudara.

    Alat ini juga tidak bisa mencegah infeksi seksual menular.

    3. IUD (intrauterine device)

    pantangan menggunakan KB spiral

    Sama seperi IUS, IUD jugamerupakan alat kontrasepsi berbentuk T yang akan ditanam di dalam rahim. Bedanya, alat ini mengandung tembaga yang berfungsi mencegah kehamilan.

    IUD bisa digunakan untuk mencegah kehamilan hingga 5 sampai 10 tahun, tergantung dari masing-masing jenisnya.

    Cara memasukan IUD juga serupa dengan IUS. Alat pun bisa dikeluarkan kapan saja jika Anda ingin hamil.

    Namun, alat ini terkadang bisa terdorong keluar tubuh atau bergeser, meski sangat jarang terjadi. Dokter biasanya akan mengajarkan cara untuk memastikan posisi IUD.

    Pada beberapa wanita, IUD bisa membuat haid menjadi lebih banyak, lebih panjang, atau lebih nyeri selama 3 hingga 6 bulan pertama. Flek juga bisa terjadi di antara jadwal menstruasi.

    Dokter mungkin juga tidak akan menyarankan penggunaan jenis KB ini jika Anda pernah mengalami infeksi panggul. Ini karena IUD berisiko kecil menyebabkan infeksi setelah dimasukan.

    IUD juga tidak bisa mencegah infeksi seksual menular, sehingga Anda mungkin tetap perlu menggunakan kondom jika berisiko tertular.

    4. Tubektomi

    Tubektomi atau KB steril adalah jenis KB berupa prosedur operasi pada wanita yang dilakukan untuk mencegah kehamilan secara permanen. Artinya, Anda kemungkinan tidak akan bisa hamil lagi setelah menjalani prosedur ini.

    Pada prosedur ini, tuba falopi akan disumbat atau ditutup untuk mencegah sperma mencapai sel telur, sehingga pembuahan tidak dapat terjadi.

    Cara ini tidak akan memengaruhi kadar hormon tubuh dan Anda masih bisa mengalami menstruasi.

    Namun, Anda biasanya tetap harus menggunakan jenis KB lain hingga operasi dilaksanakan dan 3 bulan setelah operasi.

    Sama seperti operasi pada umumnnya, operasi steril juga bisa menimbulkan komplikasi, seperti perdarahan internal, infeksi, dan kerusakan organ lain.

    Ada juga kemungkinan operasi tidak berhasil dan tuba falopi kembali terbuka. Namun, risiko tersebut sangat kecil.

    Jika operasi gagal, ini bisa meningkatkan risiko kehamilan diluar rahim (kehamilan ektopik).

    Sama seperti jenis sebelumnya, KB jangka penjang ini juga tidak bisa mencegah infeksi seksual menular.

    5. Vasektomi

    Jika sterilisasi dilakukan pada wanita, vasektomi merupakan jenis KB dengan melakukan operasi pada pria.

    Prosedur dilakukan untuk memotong atau menutup tabung yang membawa sperma, sehingga tidak bisa mencapai air mani. Dengan begitu, kehamilan bisa dicegah secara permanen.

    Meski demikian, vasektomi tidak akan memengaruhi gairah atau kepuasan seksual. Ereksi dan ejakulasi tetap bisa terjadi walau air mani tidak akan mengandung sperma.

    Namun, alat kontrasepsi lain mungkin masih perlu digunakan selama 8 hingga 12 minggu setelah operasi karena sperma masih ada yang tersisa di dalam tabung.

    Untuk memastikan sudah tidak ada lagi sperma yang tertinggal, tes sperma mungkin perlu dilakukan hingga 2 kali setelah operasi.

    Meski aman, melansir dari NHS UK, KB jangka panjang ini bisa menimbulkan efek samping pada buah zakar, seperti memar, bengkak, atau nyeri. Pada beberapa pria, nyeri terus-menerus juga bisa terasa pada testis.

    Sama seperti kebanyakan operasi lainnya, vasektomi juga bisa menyebabkan infeksi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 20/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan