backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ciri-ciri Orang yang Sakau Narkoba Heroin

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 17/06/2021

    Ciri-ciri Orang yang Sakau Narkoba Heroin

    Heroin atau putaw adalah narkoba yang diproses dari morfin, yaitu zat alami dari ekstrak benih biji tanaman poppy varietas tertentu. Menurut hasil survey BNN, Heroin merupakan jenis narkoba peringkat ke-4 yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia.

    Heroin adalah obat candu yang menekan beberapa fungsi sistem saraf pusat, seperti detak jantung, tekanan darah, respirasi, dan pengaturan suhu tubuh.

    Heroin juga menciptakan efek euforia (kebahagiaan ekstrem). Saat seseorang berhenti menggunakan heroin, efeknya berupa kesedihan dan depresi ekstrem, serta kekosongan emosi.

    Penggunaan heroin dalam jangka panjang terbukti menimbulkan kerusakan otak. Namun, pecandu narkoba heroin yang tiba-tiba berhenti menggunakan, biasanya akan mengalami gejala sakau terlebih dahulu sebelum tubuhnya bisa benar-benar membersihkan diri dari sisa heroin.

    Apa itu sakau heroin?

    Sakau atau sakaw, alias putus obat, adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian obat secara mendadak, atau akibat penurunan dosis obat secara drastis sekaligus.

    Gejala dan periode sakau akan berbeda pada setiap orang, tergantung pada tingkat kecanduan seseorang pada heroin. Faktor lain yang mempengaruhi keparahan gejala sakau heroin antara lain:

    • Sudah berapa lama ia menggunakan heroin
    • Jenis obat yang digunakan
    • Cara penggunaan heroin (melalui suntik, dihirup oleh hidung, atau ditelan)
    • Dosis setiap kali menggunakan heroin
    • Riwayat keluarga dan genetik
    • Faktor kesehatan medis dan jiwa

    Misalnya, seseorang yang telah bertahun-tahun menggunakan heroin suntik dengan riwayat ketergantungan di keluarga dan masalah kejiwaan, lebih mungkin untuk mengalami sakau dalam waktu lama dengan gejala yang lebih kuat daripada seseorang yang menggunakan heroin dalam dosis kecil dalam periode singkat.

    BACA JUGA: Jenis-Jenis Narkoba Paling Mematikan di Dunia

    Seperti apa gejala sakau narkoba heroin?

    Gejala putus heroin bervariasi, tergantung seberapa banyak dan sering penggunaan obat tersebut, juga seberapa banyak struktur kimia otak yang telah rusak.

    Bagi pengguna baru yang hanya mengonsumsi narkoba heroin dalam dosis kecil, gejala putus obat dapat lebih ringan dan tidak bertahan lama.

    Gejala emosional  yang terjadi saat sakau heroin

    • Sulit fokus
    • Gelisah
    • Keresahan dan ketegangan
    • Depresi
    • Kecemasan
    • Gangguan tidur
    • Sulit merasa bahagia
    • Ngidam heroin

    Gejala fisik yang terjadi saat sakau heroin

    • Mual
    • Muntah
    • Diare
    • Sakit perut
    • Hidung berair
    • Mata berair
    • Berkeringat
    • Panas dingin
    • Sering menguap
    • Nyeri otot dan tulang
    • Tremor
    • Merinding (bulu kuduk berdiri)
    • Kelelahan
    • Tekanan darah tinggi
    • Jantung berdetak cepat
    • Kejang otot
    • Sistem pernapasan rusak

    Heroin adalah opioid yang berdampak cepat saat terserap dan juga cepat meninggalkan tubuh. Gejala putus heroin dimulai dalam 6-12 jam setelah dosis terakhir, memuncak dalam 2-3 hari, dan bisa bertahan hingga 5-10 hari.

    Putus heroin umumnya tidak dianggap situasi mengancam jiwa. Namun, beberapa gejala medis dan psikologis memiliki komplikasi yang mungkin mengancam jiwa.

    Depresi yang diidap mantan pengguna heroin bisa menuntunnya pada perilaku dan kecenderungan bunuh diri, jika tidak dengan cepat ditangani.

    Cara mengobati sakau heroin

    Heroin tidak boleh diputus mendadak tanpa pengawasan dokter atau tenaga medis profesional lainnya, yang bisa menggunakan beberapa metode untuk mengelola efek samping dari sakau dan menjaga pasien tersebut tetap aman.

    Pasien rehabilitasi akan menerima perawatan detoksifikasi medis dan terapi intensif.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 17/06/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan