backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Simak Tanda-Tanda Tubuh Anda Kekurangan Vitamin

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 08/05/2023

    Simak Tanda-Tanda Tubuh Anda Kekurangan Vitamin

    Tubuh tidak mampu membentuk vitamin sehingga Anda perlu mendapatkan asupannya dari makanan atau suplemen. Meskipun kebutuhannya kecil, kekurangan vitamin bisa menimbulkan gejala yang mengganggu hingga masalah kesehatan yang serius.

    Penyebab kekurangan vitamin

    bahaya dan komplikasi anemia

    Kekurangan vitamin adalah salah satu masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia.

    Kondisi yang juga disebut sebagai defisiensi vitamin atau avitaminosis ini terjadi apabila tubuh tidak mendapatkan asupan vitamin sesuai kebutuhannya.

    Masalah gizi yang satu ini dapat menimpa semua orang dari tiap kelompok usia.

    Namun, yang paling berisiko yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Hal ini disebabkan karena kebutuhan gizi mereka lebih besar dibandingkan kelompok lainnya.

    Sayangnya, defisiensi vitamin sering kali baru terdiagnosis atau bahkan terdeteksi saat kondisinya sudah cukup parah. Padahal, avitaminosis tingkat ringan saja sudah dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang nyata.

    Penyebab kekurangan vitamin meliputi pola makan yang tidak seimbang, konsumsi obat yang mengganggu penyerapan zat gizi, atau keduanya.

    Selain itu, ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan defisiensi vitamin, seperti:

    Sebuah studi dalam jurnal Advances in Nutrition juga menemukan kaitan avitaminosis dengan operasi bariatrik.

    Tindakan bedah ini mungkin memengaruhi asupan makanan atau proses pencernaan sehingga meningkatkan risiko kekurangan zat gizi tertentu.

    Gejala kekurangan vitamin

    Defisiensi vitamin dapat memengaruhi penglihatan, kesehatan tulang, serta kondisi kulit dan rambut.

    Setiap orang mungkin menunjukkan gejala yang berbeda-beda, tergantung jenis vitamin yang kurang dalam tubuhnya.

    Di bawah ini berbagai gejala yang mungkin muncul berdasarkan jenis vitaminnya.

    1. Kekurangan vitamin A

    Vitamin A paling dikenal dengan manfaatnya untuk menjaga kesehatan mata. Padahal, tubuh sebenarnya juga membutuhkan vitamin ini untuk mendukung fungsi sistem imun dan menjaga kesehatan kulit.

    Berikut merupakan gejala umum dari defisiensi vitamin A.

    • Rabun senja akibat kurangnya pigmen cahaya yang disebut rodopsin.
    • Xerophthalmia, yakni penebalan konjungtiva dan kornea mata.
    • Keratomalasia, yakni kondisi ketika kornea terkikis atau terluka.
    • Munculnya bintik-bintik keratin pada mata sehingga penglihatan menjadi kabur.
    • Mata kering akibat menurunnya produksi air mata.
    • Penyembuhan luka menjadi lebih lambat.
    • Munculnya jerawat dan breakout.

    2. Kekurangan vitamin D

    Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium. Asupan vitamin D yang memadai juga berperan dalam menjaga fungsi sistem imun, sistem saraf, dan otot.

    Ini sebabnya Anda perlu memenuhi kebutuhan vitamin D dari makanan yang menjadi sumbernya.

    Defisiensi vitamin D dapat menimbulkan beragam gejala berupa:

    • badan mudah lelah atau nyeri tanpa sebab yang jelas,
    • tekanan darah tinggi,
    • otot kram, lemah, atau nyeri,
    • nyeri tulang, serta
    • perubahan mood yang cukup drastis.

    3. Kekurangan vitamin E

    Vitamin E merupakan zat gizi mikro sekaligus antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh.

    Avitaminosis E sangat langka pada orang yang sehat. Kondisi ini biasanya diawali dengan penyakit yang mengganggu pencernaan atau penyerapan lemak.

    Begitu seseorang mengalami defisiensi vitamin E, gejala yang mungkin muncul meliputi:

    • munculnya rasa menggelitik pada lengan atau kaki,
    • gangguan gerak tubuh,
    • mudah terkena penyakit infeksi,
    • lemah otot, dan
    • gangguan penglihatan.

    4. Kekurangan vitamin K

    Fungsi utama vitamin K yakni membantu proses pembekuan darah. Defisiensi vitamin ini langka pada orang yang sehat.

    Akan tetapi, risikonya meningkat pada orang yang rutin meminum obat pengencer darah atau mengalami gangguan penyerapan lemak.

    Kekurangan vitamin K umumnya memiliki ciri sebagai berikut.

    • Badan mudah memar.
    • Terbentuk gumpalan darah kecil di bawah kuku.
    • Feses berwarna hitam dan terkadang bercampur darah.
    • Terjadi perdarahan pada jaringan yang melapisi bagian dalam tubuh.

    5. Kekurangan vitamin B kompleks

    Vitamin B kompleks meliputi delapan jenis vitamin B dengan fungsinya masing-masing.

    Secara umum, kelompok vitamin ini berperan dalam fungsi saraf, pembentukan energi, peredaran darah, dan perkembangan sel.

    Defisiensi vitamin B kompleks dapat menimbulkan gejala berupa:

    • badan lesu,
    • lemah otot,
    • munculnya rasa geli pada kaki dan tangan,
    • gangguan keseimbangan,
    • mudah terserang penyakit,
    • kulit kasar dan kering,
    • munculnya luka pada ujung bibir, serta
    • perubahan warna kulit, rambut, atau kuku. 

    6. Kekurangan vitamin C

    Vitamin C rupanya bukan sekadar zat gizi yang dapat mencegah sariawan.

    Vitamin ini juga membantu melindungi sel tubuh, membantu penyembuhan luka, serta menjaga kesehatan kulit, tulang, pembuluh darah, dan tulang rawan.

    Kekurangan vitamin C biasanya menimbulkan tanda-tanda di bawah ini.

    • Kulit kering, kusam, atau tampak rusak.
    • Kuku tampak seperti sendok.
    • Badan mudah memar.
    • Sendi terasa nyeri dan bengkak.
    • Luka sembuh lebih lama.
    • Gusi berdarah dan gigi goyang.
    • Mudah terserang penyakit.
    • Badan lesu dan mood buruk.

    Kesimpulan

    Avitaminosis dapat berdampak serius. Salah satu cara mencegahnya yakni dengan mengikuti pola makan gizi seimbang. Makanan yang beraneka ragam akan memberikan tubuh Anda asupan vitamin yang berbeda-beda. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 08/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan