backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Dumolid

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 16/08/2022

Dumolid

Jika heroin, ekstasi, dan shabu menjadi jenis narkoba terpopuler di kalangan anak muda era 90-an hingga 2000-an awal, lain lagi ceritanya dengan anak-anak pada zaman sekarang. Anak-anak era modern kini cenderung menyalahgunakan obat-obatan yang sebenarnya bukan murni golongan narkoba. Salah satunya, yaitu obat Dumolid.

Mereka seringnya mengonsumsi obat ini bersama dengan minuman bersoda, kopi, atau minuman energi demi meningkatkan semangat, konsentrasi, dan kepercayaan diri. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya obat Dumolid itu? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.

Golongan obat: Benzodiazepine

Kandungan obat: Nitrazepam

Apa itu obat Dumolid?

saridon obat sakit kepala

Dumolid adalah nama merek dari obat generik nitrazepam 5 mg yang termasuk ke dalam obat penenang kelas benzodiazepine.

Dumolid merupakan salah satu pilihan obat yang paling sering diresepkan untuk terapi jangka pendek guna mengobati gangguan tidur (insomnia) parah, kejang, gangguan kecemasan, dan depresi.

Nitrazepam itu sendiri termasuk ke dalam psikotropika golongan IV. Obat-obatan golongan psikotropika sejatinya hanya bisa dikeluarkan dengan resep dokter.

Ketika seseorang tanpa resep mendapatkan dan mengonsumsi obat Dumolid untuk mendapatkan efek penenang, penggunaannya sering kali berubah menjadi penyalahgunaan.

Nitrazepam 5 mg bisa menimbulkan perasaan tenang dan relaksasi secara fisik dan mental yang menciptakan efek ketergantungan tingkat tinggi.

Hal ini sudah terbukti tidak hanya pada pasien yang diberikan resep secara ketat dan teratur, tetapi juga pada mereka yang secara ilegal menyalahgunakan obat dumolid sebagai narkotika.

Sediaan dan dosis obat Dumolid

Tiap satu dus Dumolid tablet berisi 10 strip dengan setiap stripnya berisi 10 tablet salut selaput. Dalam satu tablet, terkandung 5 mg nitrazepam.   

Sementara dosis obat Dumolid tergantung pada kegunaan dan kondisi masing-masing pasien.

Namun, untuk pengobatan jangka pendek insomnia, berikut adalah ketentuan dosis yang umum dokter berikan, sebagaimana dilansir dari MIMS.

  • Dewasa: 5 mg satu kali per hari, bisa ditingkatkan hingga 10 mg satu kali per hari sesuai kebutuhan, dengan jangka waktu penggunaan maksimal 4 minggu.
  • Orang dewasa lanjut (lansia): 2,5 mg satu kali per hari, bisa ditingkatkan hingga 5 mg sekali per hari, dengan dosis maksimal 5 mg per hari.

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Aturan pakai obat Dumolid

Obat Dumolid harus diminum sebelum tidur, setelah atau tanpa makan. Obat biasanya harus diminum setiap malam. Pastikan untuk tidur 7 – 8 jam setelah minum obat ini.

Minum obat secara utuh dengan bantuan air putih atau minuman lain yang tidak mengandung alkohol. Jangan mengunyah atau menghancurkan obat.

Selalu ikuti resep dari dokter atau aturan pakai yang tertera pada kemasan. Tanyakan kepada dokter atau apoteker terkait aturan yang kurang jelas.

Dokter umumnya akan memulai pengobatan dengan dosis terendah untuk memantau perkembangan gejala yang dialami. Pengobatan juga akan dilakukan sesingkat mungkin dengan jangka waktu maksimal 4 minggu.

Minumlah obat ini secara rutin untuk mendapatkan manfaatnya yang optimal. Untuk membantu Anda mengingat, minumlah pada waktu yang sama setiap hari.

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, lewati saja dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis obat Anda.

Jika Anda terlanjur minum terlalu banyak dosis atau orang lain minum obat ini, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Bawa obat ini bersama Anda saat melakukan pemeriksaan.

Jangan menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Menghentikan obat secara tiba-tiba bisa menimbulkan gejala sakau atau putus obat.

Lakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu jika Anda ingin menghentikan penggunaan obat ini.

Perlu diingat, obat ini tidak boleh digunakan untuk jangka panjang. Penggunaan obat yang terlalu lama bisa menurunkan manfaatnya dan meningkatkan risiko kecanduan.

Jangan mengendarai kendaraan atau mengendalikan alat berat saat sedang menggunakan obat ini. Obat ini bisa menimbulkan sedasi, amnesia, gangguan konsentrasi, dan gangguan fungsi otot.

Jangan minum obat bersama alkohol karena bisa meningkatkan efek seditif obat.

Simpan obat di tempat yang sejuk serta terhindar dari sinar matahari langsung dan kelembapan. Jangan dibekukan.

Tanyakan langsung kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai aturan pakai obat ini.

Efek samping obat Dumolid

withdrawal syndrome

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi berikut ini.

  • Kesulitan bernapas atau menelan.
  • Pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami efek samping serius di bawah ini.

  • Gatal-gatal.
  • Ruam kulit.
  • Bercak merah di tangan atau lengan (erythema multiforme).
  • Sindrom Steven-Johnson yang ditandai dengan kulit kemerahan, kulit melepuh atau luka, sakit tenggorokan, kelelahan, dan demam.

Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan jika Anda mengalami gejala sebagai berikut.

  • Pusing atau kehilangan keseimbangan.
  • Perasaan hampa atau mati rasa.
  • Kelelahan, mengantuk, atau kurang konsentrasi.
  • Linglung.
  • Gangguan tidur, seperti sulit tidur (insomnia).
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Tubuh bergetar sendiri (tremor).
  • Kelemahan otot.

Jika penggunaan Dumolid dihentikan secara tiba-tiba, efek samping obat atau gejala putus obat dapat meliputi berikut ini.

  • Depresi.
  • Sakit kepala.
  • Kelemahan otot.
  • Gangguan kecemasan ekstrim.
  • Kegugupan.
  • Merasa tegang.
  • Gelisah.
  • Linglung.
  • Perubahan suasana hati.
  • Gangguan tidur yang berkelanjutan.
  • Mudah marah.
  • Banyak berkeringat.
  • Diare.

Pada kondisi yang lebih serius, gejala berikut ini juga dapat terjadi.

  • Perubahan perilaku.
  • Mati rasa atau kesemutan pada tungkai.
  • Sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan.
  • Kesulitan mengendalikan emosi.
  • Halusinasi.

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kepada dokter atau apoteker Anda.

Apakah Dumolid aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Obat nitrazepam yang terkandung dalam dumolid memiliki risiko kehamilan kategori N (tidak diketahui) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Belum ada penelitian yang cukup, baik pada manusia atau hewan, untuk membuktikan keamanan obat ini pada ibu hamil.

Oleh karena itu, jangan gunakan obat ini sebelum melakukan konsultasi ke dokter. terutama pada trimester pertama dan ketiga kehamilan.

Diketahui penggunaan benzodiazepine pada trimester ketiga atau menjelang waktu bersalin bisa memicu gangguan irama jantung, sulit menyusu, tubuh lemas (hipotonia), hipotermia, dan gangguan pernapasan pada janin.

Lakukan konsultasi ke dokter jika Anda berencana atau diduga hamil saat sedang menggunakan obat ini.

Sementara itu, obat ini juga diketahui bisa terserap ke dalam ASI, sehingga dilarang penggunaanya pada ibu menyusui.

Interaksi obat Dumolid dengan obat lain

obat BAB berdarah

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping serius.

Mengonsumsi obat ini dengan obat-obatan berikut tidak direkomendasikan. Dokter Anda mungkin tak akan meresepkan obat ini kepada Anda atau akan mengganti beberapa obat yang sudah Anda konsumsi.

Beri tahu kepada dokter atau apoteker jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.

  • Obat yang memengaruhi fungsi otak dan saraf, seperti obat antidepresan, anestesi, obat penenang, obat tidur, dan obat hipnotik-sedatif.
  • Obat untuk melemaskan otot, seperti baclofen dan tizanidine.
  • Antivirus dan antibakteri, seperti ritonavir dan isoniazid.
  • Obat asam urat, seperti probenecid.
  • Obat tekanan darah tinggi, seperti moxonidine dan obat penghambat alpha.
  • Antibiotik, seperti rifampicin.
  • Obat-obatan untuk mengatasi kecanduan alkohol atau obat-obatan, seperti disulfiram atau lofexidine.
  • Obat untuk ulkus, seperti cemitidine.
  • Obat alergi, seperti antihistamin.
  • Alat kontrasepsi oral.
  • Obat antikejang.
  • Obat yang memengaruhi dopamine, seperti levodopa.
  • Obat-obatan untuk mengatasi asma dan bronkitis, seperti theophylline.
  • Obat antinyeri.

Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi.

Simpan daftar produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal) serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 16/08/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan