backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sindrom Reye, Penyakit Langka yang Menyerang Otak dan Hati Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 28/09/2021

    Sindrom Reye, Penyakit Langka yang Menyerang Otak dan Hati Anak

    Pernahkah Anda mendengar mengenai sindrom Reye? Sindrom ini sebenarnya jarang terjadi, tetapi Anda tetap perlu waspada bila si kecil mengalami gejala yang mengarah pada Reye syndrome. Untuk tahu lebih lengkapnya, berikut informasi yang perlu disimak.

    Apa itu sindrom Reye?

    Sindrom Reye atau Reye syndrome adalah salah satu sindrom penyakit akut yang menyerang organ tubuh anak, seperti hati dan otak. 

    Sesuai dengan namanya, penyakit ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan di bidang kesehatan bernama R. Douglas Reye.

    Reye bersama dua rekannya, Graeme Morgan dan Jim Baral dalam A Disease Entity in Childhood tahun 1963 menjelaskan tentang penyakit ini lebih lanjut.

    Sindrom Reye pertama kali ditemukan di Amerika Serikat di awal tahun 1929 pada anak dan remaja. Selanjutnya, pada tahun 1979-1980, Reye syndrome tercatat sebagai angka kejadian tertinggi di Amerika Serikat.

    Reye syndrome dikategorikan sebagai penyakit langka di dunia.

    Adapun di Indonesia, penyakit ini pernah ditemukan di RS Adam Malik Sumatera Utara pada seorang anak berusia 2 tahun.

    Apa penyebab penyakit ini?

    anak yang sering sakit dan cara meningkatkan imun

    Hingga saat ini, para ahli masih meneliti apa penyebab pasti dari sindrom Reye.

    Namun, sejumlah penelitian telah berhasil menyimpulkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya, antara lain.

    • Penggunaan aspirin pada anak yang terserang flu dan cacar.
    • Anak yang menderita gangguan metabolisme bawaan lahir memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap sindrom ini.

    CDC melaporkan bahwa pada tahun 1980, 80% anak yang menderita sindrom Reye telah minum aspirin sekitar 3 minggu sebelumnya. 

    Oleh karena itu, CDC mengimbau untuk menghentikan penggunaan aspirin pada anak di bawah usia 2 tahun.

    Imbauan ini membuahkan hasil yang baik. Terbukti dari angka kejadian sindrom Reye yang semakin menurun setiap tahunnya. 

    Sebelumnya pada tahun 1979 dan 1980 dilaporkan 555 kasus, sedangkan laporan terakhir di tahun 2020 hanya ditemukan 30 kasus saja.

    Selain aspirin, riwayat penggunaan salisilat seperti krim topika dan shampoo tertentu juga dicurigai berpengaruh terhadap penyakit ini.

    Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jim Baral terhadap sejumlah pasien di The Royal Alexandra Hospital for Children di Sydney, Australia.

    Gejala dan tingkat keparahan sindrom Reye

    obat diare anak alami paling ampuh

    Berikut gejala sindrom Reye yang perlu diperhatikan.

    Gejala awal sindrom Reye menurut usia

    Melansir Mayo Clinic, terdapat perbedaan gejala sindrom Reye pada anak di bawah 2 tahun dan pada di atas usia 2 tahun dan remaja.

    Gejala awal sindrom Reye pada anak di bawah 2 tahun, antara lain:

    • diare, dan
    • napas terengah-engah.

    Sementara itu, pada anak di atas 2 tahun dan remaja, gejala awal dapat berupa:

    • muntah yang terus menerus, serta
    • mengantuk dan lelah yang tidak biasa.

    Gejala sindrom Reye menurut tingkat keparahannya

    Selain perbedaan gejala menurut usia, sindrom Reye juga menunjukkan gejala yang berbeda sesuai tingkat keparahannya.

    Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa terdapat 5 tahap keparahan sindrom Reye dengan gejala-gejala berikut.

    Tahap 1

    Merupakan tahap paling ringan yang ditandai dengan gejala berikut:

    • muntah terus menerus,
    • lesu, 
    • mimpi buruk, 
    • mudah mengantuk, dan
    • kebingungan.

    Tahap 2

    Pada tahap ini, gejala sindrom Reye akan semakin parah, penderitanya akan mengalami:

    • demam,
    • pingsan,
    • disorientasi,
    • menyerang orang lain,
    • meracau,
    • detak jantung tidak teratur,
    • gemetar,
    • keringat berlebihan,
    • kejang otot terutama di bagian rahang,
    • tekanan darah meningkat,
    • kulit menjadi pucat hingga kebiruan,
    • pipi memerah,
    • hidung tersumbat,
    • sakit kepala berdenyut,
    • pandangan menjadi kabur dan buram, serta
    • buang air kecil dan buang air besar yang tidak terkontrol.

    Tahap 3

    Pada tahap ini, penderita sindrom Reye akan mengalami tubuh kaku dan koma.

    Tahap 4

    Di tahap ini, penderita sindrom Reye akan mengalami:

    • kondisi koma yang semakin parah disertai penurunan aktivitas otak,
    • pupil mata melebar dan respon terhadap cahaya berkurang, serta
    • pergerakan mata yang tidak teratur (deconjugate gaze).

    Tahap 5

    Tahap ini adalah tahapan sindrom Reye paling parah, yang ditandai dengan kondisi:

    • seluruh tubuh kejang,
    • tubuh tengkulai dan lumpuh,
    • hilangnya refleks otot,
    • hilangnya refleks pupil,
    • nafas berhenti, dan
    • kematian.

    Bagaimana mendiagnosa sindrom Reye?

    Pada dasarnya, tidak ada pemeriksaan khusus yang pasti untuk mengetahui Reye syndrome.

    Secara umum, dokter akan melakukan pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan urine untuk mengetahui fungsi hati.

    Selain itu, untuk memastikan kondisi ini si kecil dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, seperti:

    Pengambilan sampel jaringan organ hati (biopsi hati)

    Tindakan biopsi hati dilakukan untuk memastikan penyakit apa yang diderita oleh anak.

    Ini karena penyakit sindrom Reye mirip seperti kelainan metabolisme pada hati (Inborn Error of Metabolism) atau penyakit keracunan hepar.

    Pemeriksaan pungsi lumbal

    Pungsi lumbal adalah prosedur pengambilan cairan tulang belakang dan otak.

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi infeksi yang mungkin terjadi pada otak.

    Biopsi kulit

    Biopsi kulit adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengambil sampel kulit.

    Tujuannya untuk mendeteksi gangguan metabolisme dan oksidasi lemak.

    Pengobatan sindrom Reye

    Penderita sindrom Reye membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dan intensif.

    Untuk kasus yang parah, pasien bahkan harus dirawat di ICU untuk memonitor kondisi umum dan tanda-tanda vital.

    Adapun pengobatan dan penanganan medis dilakukan dengan cara berikut.

    • Infus glukosa dan elektrolit ke pembuluh darah untuk menjaga kestabilan kondisi.
    • Pengobatan diuretik untuk mengatasi infeksi dalam otak dan membantu membuang cairan tubuh melalui urine.
    • Pemberian Vitamin K, plasma dan trombosit untuk mencegah dan mengatasi pendarahan akibat gangguan liver.

    Komplikasi sindrom Reye

    mengatasi anak manja

    Diagnosa dini dan penanganan medis yang cepat sangat berperan dalam menyelamatkan nyawa anak yang terserang sindrom Reye.

    Oleh karena itu, segeralah mencari pertolongan medis jika anak Anda mengalami gejala-gejala berikut:

    • emosi yang tidak terkendali,
    • perilaku agresif dan tidak rasional,
    • kebingungan, disorientasi hingga halusinasi,
    • lemah atau lumpuh pada lengan dan tungkai,
    • kejang,
    • lesu yang berlebihan, dan
    • kesadaran yang menurun.

    Kondisi-kondisi di atas menandakan bahwa anak membutuhkan tindakan medis darurat.

    Selain itu, Anda juga perlu membawa si kecil ke dokter apabila ia mengalami berbagai gejala tertentu setelah flu dan cacar, seperti:

    • muntah terus menerus,
    • mengantuk atau lelah yang tidak wajar, dan
    • perubahan perilaku secara tiba-tiba.

    Kebanyakan anak dan remaja dapat selamat dari sindrom Reye. Namun, di sisi lain, terdapat pula sejumlah kasus yang menyebabkan kerusakan permanen pada otak. 

    Bahkan, sindrom ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa hari jika penderita tidak mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.

    Oleh karena itu, amat penting untuk memeriksakan anak ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit ini.

    Pencegahan sindrom Reye

    Meskipun Reye syndrome dapat menyebabkan gangguan hati dan otak bahkan kematian, Anda tak perlu khawatir secara berlebihan.

    Ini karena sindrom Reye bisa dicegah dengan beberapa cara berikut.

    1. Tidak memberikan aspirin pada anak sembarangan

    Aspirin sebenarnya boleh diberikan pada anak, syaratnya ia harus berusia 2 tahun ke atas.

    Ini karena menurut sejumlah penelitian, aspirin diduga kuat sebagai salah satu faktor risiko Reye syndrome jika diberikan pada anak di bawah 2 tahun.

    Meskipun aspirin sudah diperbolehkan pada anak usia 2 tahun ke atas, sebaiknya jangan diberikan jika anak mengalami flu dan cacar atau baru saja pulih dari penyakit-penyakit tersebut.

    2. Lakukan pemeriksaan pemeriksaan fungsi hati pada bayi baru lahir

    Sejumlah rumah sakit telah menyediakan fasilitas screening kepada bayi baru lahir untuk memeriksa adanya gangguan fungsi hati atau gangguan oksidasi asam lemak.

    Sebaiknya orang tua melakukan pemeriksaan ini. Hal ini karena jika anak mengalami gangguan hati, dia tidak diperbolehkan mengonsumsi aspirin atau produk yang mengandung aspirin.

    3. Selalu mengecek label kemasan obat-obatan

    Aspirin banyak terkandung dalam obat-obatan yang dijual di pasaran. Selain menggunakan nama “aspirin”, zat ini juga seringkali menggunakan nama lain seperti:

    • acetylsalicylic acid,
    • acetylsalicylate,
    • salicylic acid, dan
    • salicylate.

    Oleh karena itu, sebelum membeli obat-obatan untuk anak, Anda perlu mengecek terlebih dahulu label kemasan. 

    Jika terdapat kandungan aspirin baik dengan nama “aspirin” ataupun dengan nama yang disebutkan di atas sebaiknya Anda berhati-hati dalam menggunakannya.

    Selain memeriksa kandungan obat, Anda juga perlu memeriksa keterangan-keterangan lain yang dicantumkan pada kemasan seperti kontra indikasi, dosis dan usia yang disarankan.

    4. Berikan obat selain aspirin untuk meredakan demam dan nyeri

    Untuk meredakan demam dan nyeri, Anda bisa memberikan obat yang mengandung bahan lain yang relatif lebih aman untuk anak Anda, seperti asetaminofen atau ibuprofen.

    5. Lakukan vaksinasi pada anak

    Aspirin akan berpengaruh pada anak yang mengalami cacar air ataupun flu. Oleh karena itu, jika anak Anda terpaksa harus mengonsumsi aspirin, pastikan dia telah menerima vaksinasi cacar ataupun flu.

    Berkonsultasilah ke dokter untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang penyakit ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 28/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan