backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Risiko yang Mungkin Terjadi Akibat Penggunaan Douching Vagina

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    7 Risiko yang Mungkin Terjadi Akibat Penggunaan Douching Vagina

    Salah satu cara untuk membersihkan area kewanitaan, yaitu douching, ternyata sangat berisiko bagi kesehatan vagina, lho. Anda bahkan bisa kena berbagai penyakit dan komplikasi berbahaya kalau menggunakan douche. Yuk, cari tahu informasi lengkap soal douching di bawah ini.

    Apa itu douching vagina?

    Douching adalah cara mencuci vagina dengan menyemprotkan larutan khusus ke dalam saluran vagina. Hal ini biasanya dilakukan dengan alat khusus yang ada kantong dan selangnya.

    Larutan yang dipakai untuk membersihkan vagina umumnya dibuat dari campuran air, cuka, dan baking soda. Namun, saat ini banyak larutan douche yang mengandung parfum dan bahan kimia lainnya.

    Larutan ini akan dimasukkan ke dalam kantong douche. Kemudian, larutan tersebut disemprot ke dalam vagina melalui selang. Metode ini diyakini dapat menjangkau seluruh bagian vagina hingga ke dalam, misalnya dinding vagina.

    Karena itulah banyak orang percaya kalau membersihkan vagina dengan cara ini mampu membunuh bakteri dan jamur, mencegah penyakit kelamin, serta menjaga vagina tetap wangi dan segar.

    Pada kenyataannya, tidak ada penelitian yang berhasil membuktikan douching mampu menjaga kesehatan vagina dan mencegah penyakit. Berbagai penelitian justru melaporkan bahwa metode ini meningkatkan risiko kesehatan bagi sistem reproduksi Anda.

    Risiko penyakit akibat douching vagina

    Disari dari sejumlah penelitian, berikut adalah tujuh risiko yang mungkin terjadi bila Anda melakukan douching vagina.

    1. Infeksi bakteri vagina

    Infeksi bakteri vagina atau bacterial vaginosis bisa terjadi karena penggunaan douche pada vagina. Penelitian dalam The American Journal of Maternal/ Child Nursing menyebutkan bahwa douching bisa melipatgandakan risiko Anda kena infeksi bakteri vagina hingga lima kali.

    Pasalnya, menyemprotkan larutan douche ke dalam dinding vagina bisa mengacaukan keseimbangan koloni bakteri baik dan bakteri jahat pada vagina. Akibatnya, bakteri baik yang menjaga vagina dari infeksi bakteri jahat malah mati. Karena itulah bakteri jahat jadi lebih ganas menyerang dan menyebabkan penyakit ini.

    2. Infeksi saluran kencing atas

    Melakukan douche lebih dari sekali sebulan ternyata bisa meningkatkan risiko Anda kena infeksi saluran kencing atas hingga 60 persen. Hal ini dilaporkan dalam penelitian tahun 2001 yang dimuat pada jurnal Sexually Transmitted Diseases.

    Ini karena metode douche akan membunuh bakteri baik yang melindungi vagina. Dengan begitu, vagina jadi lebih rentan kena bakteri penyebab infeksi saluran kencing.

    3. HPV

    HPV atau human papillomavirus adalah penyakit kelamin yang bisa ditularkan lewat hubungan seks. Penyebabnya adalah infeksi virus. Bila terlambat ditangani atau tidak diobati, HPV bisa memicu pertumbuhan kanker di area vagina, anus, dan vulva.

    Menurut sebuah penelitian dalam The Journal of Infectious Diseases, risiko kanker yang diakibatkan oleh virus HPV bahkan mencapai 40 persen pada orang yang suka melakukan douche.

    4. Kanker serviks

    Sejumlah penelitian juga telah membuktikan bahwa penggunaan douche dapat meningkatkan risiko kanker serviks hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan wanita yang membersihkan area kewanitaannya seperti biasa.

    Douching memang membuat vagina jadi lebih mudah diserang infeksi virus. Salah satu jenis virusnya sama seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu HPV.

    5. Penyakit radang panggul

    Risiko Anda kena penyakit radang panggul bisa mencapai 73 persen kalau Anda rutin melakukan douche. Pasalnya, bakteri jahat yang ada di sekitar bibir vagina bisa terdorong masuk hingga ke dalam rahim, saluran tuba falopi, serta indung telur Anda dan menyebabkan infeksi.

    Hati-hati, penyakit ini bisa membuat wanita mengalami kerusakan saluran tuba falopi dan organ di area panggul lainnya sehingga Anda sulit hamil.

    6. Penularan penyakit kelamin

    Bukannya melindungi dari penularan penyakit kelamin, douche justru akan meningkatkan risiko tertular penyakit melalui hubungan seks. Menurut para ahli, karena bakteri baik yang harusnya melindungi vagina dari organisme asing penyebab penyakit mati, Anda pun rentan tertular penyakit kelamin dari pasangan.

    Penyakit kelamin yang bisa ditularkan antara lain HIV/ AIDS, gonore, herpes genital, serta trikomoniasis. Risiko ini akan bertambah apabila Anda melakukan douche sebelum berhubungan seks.

    7. Komplikasi kehamilan

    Douching vagina saat Anda hamil juga bisa memicu berbagai komplikasi kehamilan. Komplikasi yang paling banyak dilaporkan yaitu bayi lahir prematur.

    Sebuah penelitian tahun 2002 dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology bahkan mencatat bahwa risiko kelahiran prematur naik sampai empat kali lipat bila ibu hamil melakukan douche lebih dari seminggu sekali.

    Metode ini juga membuat Anda lebih rentan mengalami kehamilan ektopik (hamil anggur). Hal ini terjadi kalau pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar rahim, yaitu di saluran tuba falopi.

    Lalu bagaimana cara membersihkan vagina yang benar?

    Vagina sudah punya cara sendiri untuk membersihkan diri, yaitu dengan menjaga kadar pH serta koloni bakteri yang seimbang. Karena itu, Anda cukup membasuh vagina dengan air hangat (suam-suam kuku) satu sampai dua kali sehari.

    Untuk meringankan gejala atau mencegah infeksi pada area vagina, Anda bisa menggunakan produk antiseptik kewanitaan. Terutama waktu Anda menstuasi, yaitu saat di mana vagina sangat rentan kena infeksi. Tentu saja produk ini hanya digunakan hanya di bagian luar vagina dan tidak di saluran vagina seperti proses douching.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan