backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apa Saja Penyebab Demam HIV dan Berbahaya Atau Tidak?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 20/12/2020

    Apa Saja Penyebab Demam HIV dan Berbahaya Atau Tidak?

    Orang yang punya HIV umumnya mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Itu sebabnya, orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) mudah sekali terserang berbagai penyakit. Nah, berbagai jenis penyakit bisa ditandai dengan munculnya demam tinggi pada ODHA. Kondisi ini sering disebut sebagai demam HIV.

    Apa yang dimaksud dengan demam HIV?

    Seperti jenis virus lainnya, virus HIV dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan berbagai cara. Saat seseorang telah positif terserang HIV, maka akan timbul berbagai gejala. Mulai dari yang ringan hingga berat. Misalnya sering berkeringat di malam hari, nyeri sendi, sakit tenggorokan, tubuh menggigil, kulit memerah, serta menurunnya berat badan.

    Nah, salah satu gejala yang paling umum dari penyakit HIV adalah demam. Ya, demam yang terjadi pun terbilang cukup tinggi dibandingkan dengan demam pada umumnya, bahkan bisa disertai dengan rasa panas dingin (meriang) yang hebat. Di balik hal ini, ada beberapa alasan yang menjadi penyebab demam HIV.

    Apa saja yang menyebabkan demam HIV?

    Ada berbagai alasan yang mendasari seorang penderita HIV bisa mengalami demam. Mungkin sebagai bentuk reaksi negatif dari konsumsi obat-obatan, maupun merupakan gejala dari kondisi medis lainnya. Namun di samping itu, ada hal lain yang juga bisa memicu demam HIV, di antaranya:

    1. Kondisi HIV akut

    Seseorang yang baru saja tertular HIV dianggap berada dalam fase awal infeksi. Fase ini sering disebut sebagai infeksi HIV akut atau primer. Biasanya, gejala HIV baru akan mulai muncul sekitar dua sampai empat minggu setelah virus memasuki tubuh seseorang.

    Seperti yang telah disebutkan di awal, gejala tersebut bisa berupa demam yang disertai dengan sakit tenggorokan, ruam, berkeringat di malam hari, kelelahan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

    Sebenarnya masih tergolong normal, karena demam merupakan respon imun terhadap adanya infeksi virus. Jadi, saat seseorang terinfeksi HIV akut, maka demam berperan sebagai tanda bahwa sistem kekebalan tubuh masih berfungsi dengan baik.

    2. Infeksi oportunistik

    Bagi orang yang telah memiliki HIV dalam jangka waktu yang cukup lama hingga berkembang menjadi AIDS, demam HIV dapat menjadi tanda adanya infeksi oportunistik. Infeksi ini dapat terjadi karena sistem tubuh lemah, akibatnya kesulitan untuk melawan infeksi.

    Beberapa jenis infeksi oportunistik dari yang ringan hingga yang serius, meliputi:

    • Pneumonia
    • Tuberkulosis
    • Bronkitis
    • Cytomegalovirus (CMV)
    • Herpes simpleks
    • Kandidiasis
    • Herpes esofagitis

    3. Kanker

    Komplikasi HIV yang serius ternyata bisa menumbuhkan sel-sel kanker dalam tubuh, terlebih bagi ODHA yang kekebalan tubuhnya sudah sangat menurun. Hal ini yang kemudian mengakibatkan sel kanker dengan mudah tumbuh dan berkembang.

    ODHA lebih berisiko mengalami penyakit kanker yang bisa mengakibatkan demam, misalnya:

  • Limfoma
  • Kanker serviks
  • Sarkoma kaposi
  • Kanker paru
  • Kanker prostat
  • kena demam berdarah dan tipes sekaligus

    Berapa lama demam dapat bertahan di tubuh penderita?

    Lama waktu demam HIV tidak selalu sama pada setiap orang. Ini tergantung dari penyebab dan cara yang dilakukan untuk mengatasinya. Tidak hanya itu, demam HIV juga bisa berlangsung kapan saja dan tidak menentu polanya. Pasalnya, tahap awal penyakit HIV biasanya berlangsung dalam hitungan bulan hinga tahunan.

    Misalnya demam yang terjadi disebabkan oleh adanya infeksi oportunistik, maka lama waktunya bisa dipicu oleh jenis infeksi, pengobatan, serta kondisi tubuh Anda sendiri. Namun, ketika demam disebabkan oleh reaksi dari konsumsi obat-obatan, maka lama waktunya tergantung dari jenis obat, lama waktu obat, dan kondisi penderita.

    Bagaimana penanganan yang tepat untuk kondisi ini?

    Pengobatan untuk penderita demam HIV biasanya didasarkan pada tingkat keparahan dan penyebabnya, tapi pada banyak kasus akan lebih disarankan untuk memperbanyak istirahat serta mencukupi kebutuhan cairan tubuh.

    Konsumsi beberapa obat seperti acetaminophen (paracetamol) atau ibuprofen, juga bisa menjadi pilihan lain. Jika demam HIV disebabkan oleh infeksi oportunistik, maka dokter mungkin akan meresepkan antibiotik, antivirus, maupun jenis obat lainnya yang sesuai.

    Memang, kebanyakan demam tergolong ringan dan bisa hilang dengan sendirinya.  Namun dalam beberapa kasus, demam bisa menjadi pertanda masalah serius yang membutuhkan perawatan khusus.

    Intinya, diagnosis dan pengobatan dini diyakini dapat membantu meringankan demam dan gejala. Itu sebabnya, orang yang mengalami demam berulang yang mencurigakan, maupun penderita HIV yang mengalami demam, sebaiknya jangan tunda untuk mengonsultasikan segera kondisinya pada dokter, berikut dengan pengobatan terbaiknya.

    Seseorang sudah didiagnosis menderita HIV, harus segera mengonsultasikan kondisi medis yang dialami pada dokter. Ini mungkin merupakan tanda adanya infeksi oportunistik atau masalah dengan pengobatan yang sedang dijalani. Sebab jika tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan kondisi kesehatan bisa menjadi semakin memburuk.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 20/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan