backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Serba-serbi Radiasi, dari Sumber hingga Bahayanya bagi Manusia

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 18/07/2023

Serba-serbi Radiasi, dari Sumber hingga Bahayanya bagi Manusia

Mulai dari sinar matahari hingga alat elektronik sehari-hari, banyak hal di sekitar Anda yang memancarkan radiasi. Istilah “radiasi” bagi sebagian orang mungkin masih menjadi momok karena dianggap hanya membawa bahaya.

Padahal, tidak semua bentuk radiasi berdampak buruk pada kehidupan manusia. Nah, untuk mengusir kecemasan Anda, berikut berbagai hal yang perlu Anda ketahui seputar sumber hingga bahaya radiasi bagi manusia.

Apa itu radiasi?

Radiasi adalah energi yang dilepaskan, baik dalam bentuk gelombang maupun partikel.

Berdasarkan muatan listrik yang dihasilkannya setelah menumbuk objek tertentu, radiasi dibagi menjadi radiasi ion dan radiasi non-ion.

Radiasi non-ion lebih sering Anda temui dalam bentuk gelombang radio, gelombang mikro (radiasi microwave), inframerah, cahaya yang terlihat oleh mata, radiasi komputer, dan sinar ultraviolet.

Sementara itu, kelompok radiasi ion terdiri atas sinar-x (CT scan), sinar gamma, beta, alfa, dan neutron.

Bahaya radiasi biasanya lebih berkaitan dengan radiasi ion. Ini karena sifat radiasi ion yang memberikan muatan listrik terhadap objek yang dipaparnya.

Muatan tersebut dapat memberikan efek negatif, terutama bila objek yang dikenainya merupakan makhluk hidup.

Sumber radiasi di sekitar Anda

sinar matahari pagi sore terbaik

Radiasi dapat berasal dari beberapa sumber, seperti radiasi kosmik, unsur radioaktif di bumi, dan radiasi buatan manusia. Berikut merupakan perbedaan dari tiap sumber radiasi tersebut.

1. Radiasi kosmik

Radiasi kosmik berasal dari partikel matahari dan bintang yang memasuki atmosfer bumi.

Beberapa partikel berhasil mencapai tanah, sedangkan yang lain berinteraksi dengan atmosfer dan berubah menjadi berbagai jenis radiasi.

Tingkat radiasi meningkat saat Anda semakin dekat ke sumbernya. Oleh karena itu, jumlah radiasi kosmik umumnya meningkat sesuai dengan ketinggian lokasi.

Semakin tinggi suatu lokasi, semakin tinggi pula dosis radiasi kosmiknya.

2. Unsur radioaktif di bumi

Uranium, torium, dan radon merupakan beberapa contoh unsur radioaktif yang secara alamiah ditemukan di bumi.

Beda dari unsur-unsur seperti hidrogen, karbon, dan oksigen, unsur radioaktif memiliki inti atom yang tidak stabil.

Unsur-unsur tersebut akan mengalami peluruhan radioaktif (radioactive decay) hingga intinya menjadi stabil. Proses ini menghasilkan energi dalam bentuk radiasi ion.

2. Unsur radioaktif dalam tubuh manusia

Jejak bahan radioaktif juga dapat ditemukan di dalam tubuh, terutama kalium-40 yang terbentuk secara alami.

Kalium-40 ditemukan dalam makanan, tanah, dan air yang kita konsumsi, tetapi radiasi yang dihasilkannya tidak menimbulkan bahaya bagi manusia.

Tubuh Anda mengandung sejumlah kecil radiasi karena sel-sel tubuh memetabolisme materi non-radioaktif dan radioaktif dari kalium serta elemen lainnya dengan cara yang sama.

3. Radiasi buatan manusia

Sebagian kecil dari radiasi berasal dari aktivitas manusia.

Sejumlah kecil unsur radioaktif tersebar di lingkungan uji coba senjata nuklir, pengobatan dengan radionuklir, hingga pembangkit listrik tenaga nuklir seperti yang terdapat di Chernobyl, Ukraina.

Reaktor nuklir memancarkan sejumlah kecil unsur radioaktif.

Bahan radioaktif yang digunakan dalam industri dan bahkan di beberapa produk konsumen juga merupakan sumber radiasi dalam jumlah kecil.

Banyaknya dosis radiasi yang bisa diterima tubuh

pengobatan kanker dengan radiasi

Dosis radiasi biasanya dinyatakan dalam milisievert (mSv) atau milirem (mrem). Dosis dapat ditentukan dari satu kali atau sebagai kumpulan beberapa kali paparan radiasi dari waktu ke waktu.

Rata-rata, seseorang terpapar radiasi sebesar 2 mSv atau setara dengan 200 mrem setiap tahun. Radiasi ini berasal dari sinar kosmik, sinar matahari, dan unsur radioaktif yang ada di lingkungan sekitar.

Sementara itu, menurut Massachusetts Institute of Technology, dosis radiasi maksimum yang masih aman untuk tubuh manusia dewasa adalah sekitar 5.000 mrem.

Lebih dari itu, paparan radiasi dapat menimbulkan bahaya dan kerusakan bagi tubuh.

Pada dosis rendah, sel tubuh yang terpapar radiasi masih mampu memulihkan dirinya sendiri dalam waktu singkat. Sel yang rusak hanya akan mati dan digantikan oleh sel yang baru.

Namun, jika dosisnya cukup tinggi, paparan radiasi akan terserap ke dalam sel dan mengakibatkan perubahan pada DNA sel.

Sel yang rusak atau mengalami perubahan DNA ini kemudian akan memperbanyak diri secara tidak terkendali hingga menjadi sel kanker.

Terlebih lagi bila Anda memiliki faktor-faktor risiko kanker, seperti riwayat kanker dalam keluarga, merokok, dan konsumsi makanan pemicu kanker.

Efek radiasi terhadap tubuh manusia

mual muntah hamil

Paparan radiasi pada dosis yang tinggi dalam satu waktu atau jangka pendek dapat menimbulkan beberapa gejala yang disebut sindrom radiasi akut. Gejalanya antara lain:

  • mual dan muntah,
  • diare,
  • demam,
  • lemas,
  • pingsan,
  • kerontokan rambut,
  • kulit memerah, gatal, bengkak hingga terasa terbakar, serta
  • kejang-kejang.

Gejala ini tentu akan berbeda bila Anda terpapar dalam jangka waktu lama. Terkadang, kepekaan tubuh seseorang juga memengaruhi dampak paparan radiasi pada tubuhnya.

Sebagai contoh, paparan radiasi gamma sebanyak 4000 mSv (400 rem) akan menyebabkan kematian kepada seseorang bila terjadi sebanyak dua kali dalam rentang waktu 30 hari.

Namun, dosis yang sama malah tak akan memberi efek apa pun bila Anda terpapar selama satu tahun dalam dosis merata yang lebih kecil.

Apakah radiasi ponsel berbahaya?

Radiasi dari ponsel tergolong ke dalam radiasi non-ion dengan energi dan frekuensi yang terlalu rendah untuk merusak DNA. Artinya, tidak ada efek kesehatan berbahaya dari radiasi ponsel terhadap anak dan orang dewasa. Namun jika Anda masih khawatir, Anda bisa membatasi penggunaan ponsel untuk mengurangi risiko-risiko lainnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 18/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan