backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hematuria

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 18/07/2023

Hematuria

Definisi

Apa itu hematuria?

Hematuria adalah kondisi terdapatnya sel darah merah pada urine, atau yang sering disebut juga dengan kencing berdarah. Apabila Anda mengalami hematuria, itu dapat menjadi pertanda dari adanya berbagai gangguan pada organ dalam tubuh Anda, terutama organ ginjal.

Hematuria dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan banyak darah yang muncul dalam urine, yaitu:

a. Gross hematuria

Apabila Anda dapat melihat urine Anda berubah warna menjadi merah terang, merah muda, atau kecoklatan, maka kondisi ini biasa disebut dengan gross hematuria.

b. Hematuria mikroskopik

Jika sel darah merah yang terdapat di dalam urine tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan memerlukan mikroskop, maka kondisi ini termasuk hematuria jenis mikroskopik.

Seberapa umum hematuria?

Hematuria adalah kondisi yang sangat umum terjadi. Penyakit ini lebih banyak menyerang kalangan perempuan dibanding laki-laki dan dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala hematuria?

Gejala yang terlihat pada hematuria adalah urine yang berwarna merah muda, merah, atau kecoklatan seperti teh. Namun jika terdapat gumpalan darah pada urine, Anda akan merasakan sakit dan nyeri ketika buang air kecil.

Kenyataannya, tidak semua hematuria dapat terdeteksi dengan hanya melihat urine langsung. Dalam kasus hematuria mikroskopik, sel darah merah yang terkandung di dalam urine hanya dapat dideteksi di laboratorium dengan mikroskop.

Tergantung pada kondisi dan penyakit yang merupakan komplikasi dari hematuria, berikut adalah gejala-gejala yang mungkin Anda rasakan apabila Anda menderita penyakit di bawah.

1. Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah penyakit yang menyerang glomeruli, bagian ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah. Apabila hematuria diakibatkan oleh penyakit tersebut, tanda-tanda dan gejala yang muncul adalah tekanan darah tinggi, kaki bengkak, dan berkurangnya rasa ingin buang air kecil.

2. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih menyerang beberapa bagian sistem ekskresi di tubuh Anda, seperti ginjal dan saluran kencing. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri seperti E. coli.

Gejala yang biasanya terasa adalah demam, sakit punggung, menggigil, mual, nyeri di area kandung kemih, urine berbau, terlalu sering buang air kecil, dan rasa sakit saat kencing.

3. Batu ginjal

Batu ginjal adalah kondisi yang disebabkan adanya penggumpalan zat mineral dan garam di dalam ginjal. Masalah ini membuat saluran kencing tersumbat bahkan terluka. 

Oleha karena luka dan sumbatan tersebut, urine yang keluar mungkin saja berdarah. Saat Anda mengalami kondisi ini, gejala yang juga Anda rasakan yaitu nyeri di punggung, rasa mual, muntah, terlalu sering kencing, dan nyeri saat buang air kecil.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda melihat warna yang tidak biasa pada urine atau memiliki pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Selain itu, hubungi dokter atau tenaga medis profesional lainnya jika Anda merasakan sakit di perut bagian bawah dan demam.

Penyebab

Apa penyebab hematuria?

Adanya sel darah merah dalam urine merupakan kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit-penyakit lain di dalam organ tubuh yang mungkin diderita pasien.

Berikut adalah beberapa penyebab hematuria:

1. Infeksi saluran kencing

Bakteri dapat masuk ke tubuh melalui uretra dan tinggal di kandung kemih Anda, menyebabkan infeksi saluran kencing dan pendarahan ketika sedang buang air kecil.

2. Infeksi ginjal

Saat bakteri masuk ke dalam ginjal dari aliran darah atau naik dari ureter ke ginjal, infeksi ginjal (pielonefritis) dapat terjadi. Tanda-tanda dan gejala sering kali menyerupai infeksi kemih, namun dapat menyebabkan demam dan nyeri panggul.

3. Batu pada saluran kemih

Kristal dapat terbentuk pada dinding ginjal atau kandung kemih sebagai akibat dari pengendapan mineral pada urine. Kemudian, kristal bertransformasi menjadi batu-batu kecil yang umumnya tidak menyakitkan dan mungkin tidak.

Anda sadari kecuali ketika batu menyebabkan penyumbatan atau batu keluar saat berkemih. Batu kandung kemih atau batu ginjal dapat menyebabkan perdarahan saat buang air kecil.

4. Pembengkakan prostat

Kelenjar prostat, yang terletak di bawah kandung kemih dan bagian atas uretra, berisiko membengkak ketika manusia sudah memasuki usia senja. Pembengkakan prostat dapat menekan uretra dan dapat menghambat aliran urine, sehingga hematuria mikroskopik dapat terjadi.

5. Penyakit glomerulonefritis

Glomerulonefritis menyebabkan peradangan pada sistem penyaringan ginjal yang dapat menyebabkan hematuria mikroskopik.

6. Kanker

Pendarahan yang dapat terlihat pada urine bisa jadi merupakan pertanda dari penyakit-penyakit serius seperti metastasis ginjal, kanker kandung kemih, atau kanker kelenjar prostat.

7. Cedera ginjal

Apabila Anda mengalami kecelakaan atau olahraga yang terlalu berat, hal ini dapat berdampak langsung pada ginjal Anda dan menyebabkan gross hematuria.

8. Konsumsi obat-obatan

Mengonsumsi obat-obatan anti kanker, seperti cyclophosphamide (Cytoxan) dan penicillin. Obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko munculnya sel darah merah pada urine.

Faktor-faktor risiko

Apa saja hal yang meningkatkan risiko saya untuk terkena hematuria?

Sebenarnya, terdapat sel darah merah di dalam urine itu wajar. Namun, memang ada kadar tertentu untuk dikatakan normal. Nah, jika Anda mengalami hematuria, tandanya kadar sel darah merah melebihi batas normal tersebut.

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko kadar sel darah merah berlebih pada urine, yaitu:

1. Usia

Apabila Anda berusia lebih tua dari 50 tahun, Anda lebih berisiko mengalami berbagai komplikasi organ tubuh seperti kelenjar prostat dan masalah pada ginjal, sehingga kemungkinan Anda akan memiliki sel darah merah berlebih dalam urine Anda.

2. Pernah ada infeksi pada ginjal

Faktor risiko lainnya yang menyebabkan Anda terkena hematuria adalah mengalami inflamasi pada ginjal, yang biasanya diakibatkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini juga terkait dengan kemunculan beberapa penyakit, seperti glomerulonefritis dan pielonefritis.

3. Keturunan dari anggota keluarga

Umumnya, penyakit ginjal merupakan kondisi yang diturunkan dari keluarga. Jadi, apabila Anda memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ginjal, maka risiko Anda dapat terkena kondisi ini lebih tinggi.

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

Sering minum obat-obatan seperti aspirin, obat anti-inflamasi nonsteroid, dan konsumsi antibiotik dalam jangka panjang dapat memicu terjadinya hematuria.

5. Melakukan aktivitas yang berat

Biasanya, pelari jarak jauh rentan terkena kondisi ini, yang kadang disebut sebagai jogger’s hematuria.

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis hematuria?

Diagnosis yang dilakukan sebenarnya bertujuan untuk menentukan apakah Anda memiliki masalah lain yang menimbulkan kondisi hematuria.

Diagnosis akan memperlihatkan adanya kelainan pada kandung kemih dan mengevaluasi kerja sistem kemih di bagian atas seperti ginjal dan ureter, saluran yang membawa urin ke kandung kemih.

Sebelum itu, tentu tenaga medis akan mengambil dan memeriksa sampel urine terlebih dahulu. Setelah terbukti ada sel darah merah dalam kadar yang tidak wajar pada urine, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan keluarga.

Biasanya pertanyaan yang diajukan akan berkaitan dengan penyakit ginjal, masalah kandung kemih, atau pendarahan yang tidak wajar.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami, termasuk rasa nyeri dan rasa ingin kencing terlalu sering.

Sampel urine yang diambil akan diperiksa berapa banyak kadar protein, sel darah putih, dan sel darah merah di dalamnya, untuk mengetahui adanya penyakit yang terkait dengan hematuria, seperti infeksi saluran kemih atau inflamasi ginjal.

Beberapa tes tambahan mungkin akan dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut apa penyebab hematuria. Tes tambahannya meliputi:

  • Kultur urine: proses ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada bakteri yang tumbuh di dalam urine. Tes ini biasanya bertujuan untuk mengecek adanya infeksi saluran kemih atau ginjal.
  • Phase–contrast microscopy untuk membantu mencari sumber perdarahan.
  • Pemeriksaan pencitraan: dokter akan melakukan berbagai tes seperti X-ray, CT scan, MRI untuk mendiagnosis lebih lanjut.
  • Sistoskopi: dokter akan menjahit selang tipis yang dilengkapi kamera pada kandung kemih untuk memeriksa adanya tanda-tanda penyakit pada kandung kemih dan uretra.

Perhitungan faktor risiko untuk tes lanjutan

Seperti yang sudah disebutkan, kondisi hematuria bisa muncul dari penyakit yang parah seperti kanker pada sistem kemih. Untuk itulah, tes lanjutan yang dilakukan pada setiap pasien bisa berbeda-beda merujuk pada seberapa berisiko pasien terhadap penyakit tersebut.

Dokter akan melihat riwayat kesehatan Anda, mengetahui tindakan medis yang pernah Anda lakukan sebelumnya. Selain itu, ada pedoman tingkat risiko yang bisa menjadi ukuran seberapa besar kemungkinan Anda untuk terkena kanker pada sistem kemih.

Beberapa tingkat risiko yang menjadi pedomannya adalah riwayat merokok, usia, gejala lain yang dirasakan, jenis kelamin, riwayat kesehatan keluarga, atau jika Anda pernah menggunakan kateter pada saluran kemih untuk waktu yang lama.

Jika risiko pasien termasuk rendah, pilihan yang akan dilakukan mungkin adalah mengulang tes urine dalam jangka waktu enam bulan. Apabila tes tidak menunjukkan darah, pasien hanya perlu memerhatikan setiap gejala penyakit yang dirasakan. Sedangkan jika tes menunjukkan adanya darah, pasien harus melakukan tes lanjutan.

Pada pasien dengan risiko menengah, pasien akan direkomendasikan untuk melakukan prosedur sistoskopi atau USG untuk melihat kandung kemih dan ginjal.

Pada pasien dengan risiko tinggi, pasien harus menjalani tes dengan sistoskop dan CT scan. CT scan akan menemukan masalah pada ginjal dan ureter dengan lebih jelas yang mungkin terlewat saat menjalani USG.

Pengobatan

Bagaimana mengobati hematuria?

Pengobatan yang diberikan untuk penderita hematuria tergantung pada hasil diagnosis. Adanya sel darah merah pada urine bukanlah penyakit utama, melainkan pertanda dari penyakit lain yang menyerang organ tubuh.

Apabila anda menderita infeksi saluran kemih, untuk membantu meringankan efek dan gejalanya, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik.

Apabila Anda menderita batu ginjal atau saluran kandung kemih, dokter akan merekomendasikan terapi gelombang shock. Terapi ini merupakan salah satu cara yang paling efektif dan umum dalam mengangkat batu ginjal dan mengurangi gejala hematuria.

Pencegahan

Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah hematuria?

Untuk mencegah munculnya sel darah merah berlebih di dalam urine, Anda dapat mengubah rutinitas dan mencoba gaya hidup sehat. Berikut adalah berbagai cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah hematuria:

1. Perbanyak minum air putih

Penuhi kebutuhan cairan tubuh Anda dengan rajin minum air putih. Pastikan Anda selalu minum air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda, agar Anda dapat terhindar dari penyakit batu ginjal yang bisa menyebabkan adanya sel darah merah di urine. 

Anda juga sebaiknya mulai sekarang batasi konsumsi alkohol dan minuman berwarna lainnya. Jika minum jenis minuman ini terlalu sering, ginjal akan bekerja lebih keras lagi. Bila terus-terusan terjadi, akan mengganggu fungsi ginjal dan mungkin meningkatkan risiko hematuria. 

2. Batasi asupan garam, protein dan makanan yang mengandung oksalat

Sebuah studi menunjukkan bahwa kandungan oksalat yang berlebih dalam makanan, termasuk sodium, potasium, kalsium, dan magnesium, dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal.

3. Pilih produk kewanitaan yang aman

Hindari produk pembersih kewanitaan yang dapat mengiritasi area kewanitaan. Sabun kewanitaan yang beredar di pasaran dapat menyebabkan munculnya bakteri di area vagina dan memicu infeksi saluran kemih.

4. Berhenti merokok

Zat yang terkandung dalam rokok dapat memicu hematuria dan meningkatkan risiko kanker sistem reproduksi dan kemih.

5. Terapkan pola makan sehat

Mengganti menu makanan Anda sehari-hari dengan bahan-bahan yang bergizi dan bernutrisi akan berdampak besar pada kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk mengurangi risiko berlebihnya kadar sel darah merah di urine Anda.

6. Berolahraga secara rutin

Olahraga dapat membantu meningkatkan metabolisme dan menjaga organ tubuh agar selalu berfungsi dengan baik, termasuk proses ekskresi dalam tubuh Anda.

Bila Anda mengalani gejala tertentu atau bingung tentang kondisi kesehatan yang dialami saat ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 18/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan