Jenis obesitas ini juga dihubungkan dengan kondisi resistensi insulin. Insulin merupakan hormon penting yang mengatur kadar gula darah dan mengubah energi makanan menjadi lemak.
Selama pencernaan, insulin merangsang sel otot, lemak, dan hati untuk menyerap glukosa, zat yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh.
Pada obesitas aterogenik, resistensi insulin terjadi karena sel tidak dapat menyerap glukosa dari darah karena penumpukan jaringan lemak.
Alhasil, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan optimal dan insulin terus menyimpan glukosa menjadi lemak. Jika dibiarkan, hal ini akan menyebabkan kenaikan berat badan secara menerus.
6. Obesitas gluten
Dibandingkan jenis obesitas lainnya, obesitas gluten lebih banyak dialami wanita yang memasuki usia menopause.
Meski hubungan gluten dan obesitas masih belum terlalu jelas, obesitas ini kerap terjadi pada wanita yang keseimbangan hormon tubuhnya menurun.
Ciri-ciri dari obesitas gluten antara lain kelebihan lemak pada bagian panggul yang mungkin disebabkan oleh konsumsi gluten.
Jenis obesitas lainnya
Selain keenam jenis obesitas yang disebutkan, sebenarnya ada banyak macam obesitas yang sudah dikenali, lebih tepatnya ada 59 varian.
Namun, di antara 59 jenis tersebut, para ahli dari studi yang dimuat dalam Journal of Public Health membaginya menjadi enam kategori besar.
Kategori tersebut dibagi berdasarkan kelompok orang yang berisiko mengalami obesitas, yakni:
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar