backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan

Kalau Ini Terjadi Pada Kelamin Anda, Segera ke Dokter!

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    Kalau Ini Terjadi Pada Kelamin Anda, Segera ke Dokter!

    Kebersihan dan kesehatan alat kelamin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Sering kali karena letaknya yang tertutup, Anda tidak terlalu mempedulikannya. Padahal jamur sangat senang menghinggapi tempat yang lembap dan tertutup.

    Ketika Anda terkena infeksi kelamin, pasangan Anda pun bisa tertular, sama halnya jika itu terjadi pada pasangan Anda. Mungkin, kita pernah merasa ada yang tidak beres dengan alat kelamin kita, tapi juga merasa bahwa kita baik-baik saja. Akhirnya, kita enggan menemui dokter. Terkadang, rasa malu juga membuat kita tidak ingin menemui dokter.

    Apa boleh buat, infeksi tetap harus diobati. Lalu, kira-kira tanda masalah kelamin dan Anda harus menghubungi dokter?

    Perempuan dan laki-laki memiliki tanda yang berbeda dan beragam. Kita akan mulai membahasnya dari yang perempuan terlebih dahulu.  Berikut ini ulasannya.

    Tanda masalah kelamin pada perempuan

    Permasalah pada vagina sebenarnya tidak hanya terjadi karena infeksi, bisa juga karena siklus menstruasi, pil KB, atau perubahan setelah melahirkan. Ada beberapa beberapa gejala yang umum terjadi pada perempuan, tapi terkadang kita tidak menyadarinya. Berikut ini di antaranya:

    BACA JUGA: Seperti Apa Bentuk Vagina Normal dan Sehat?

    1. Keputihan vagina yang bau dan berwarna

    Nah, ini menjadi salah satu gejala awal yang selalu terjadi pada permasalahan vagina. Keputihan yang bening dan tak berbau, adalah hal yang normal. Namun, cairan vagina yang berbau tak sedap dan warnanya kuning atau hijau adalah tidak normak.

    Kepekatan cairan vagina biasanya terjadi saat ada perubahan pada siklus menstruasi. Namun keputihan yang putih tebal, dapat menjadi tanda dari infeksi jamur vagina. Ketika warnanya kuning atau hijau, bisa jadi menjadi salah satu gelaja gonore, klamidia, atau trikomoniasis. Tidak hanya itu saja, keputihan yang tidak normal bisa terjadi karena penggunaan obat tertentu. Kunjungi dokter untuk memastikan penyebabnya.

    BACA JUGA: Cara Membedakan Keputihan Normal dan Tak Normal

    2. Nyeri saat buang air kecil

    Apakah saat buang air kecil Anda merasa nyeri dan panas? Jika terjadi hal ini, Anda juga harus segera mengunjungi dokter. Anda juga perlu mewaspadai frekuensi buang air kecil yang terus menerus, atau jika Anda berdarah saat buang air kecil. Biasanya itu merupakan salah satu penyakit menular seksual.

    3. Gatal di area vagina

    Kemerahan, bengkak, gatal, dan nyeri merupakan gejala yang harus Anda waspadai juga. Penyebabnya mungkin bukan penyakit menular seksual, tapi bisa jadi beberapa hal seperti reaksi alergi terhadap kondom, infeksi jamur, atau bahkan kutu pubis. Tentunya, Anda perlu mengunjungi dokter untuk mendapat perawatan. Anda juga mesti berhati-hati saat menemukan luka atau bisul kecil di sekitar vagina, gejala tersebut bisa diindikasi sebagai herpes, HPV, atau sipilis.

    BACA JUGA: Ciri-Ciri Anda Memiliki Kutu Kemaluan

    4. Nyeri dan berdarah saat berhubungan seks

    Mungkin Anda tidak bisa membedakan mana nyeri akibat kurang pelumas atau nyeri karena adanya penyakit tertentu. Saat Anda sudah menggunakan lubrikasi atau saat vagina Anda sudah merasa basah, tapi tetap sakit, bisa jadi tanda suatu penyakit.

    Sakit biasanya juga dirasakan pada perut bagian bawah atau panggul. Jika itu terjadi, dikhawatirkan penyebabnya adalah klamidia dan gonore. Tentu penyakit tersebut harus mendapat perawatan dari dokter. Tak hanya penyakit itu saja, vagina kering dan nyeri saat berhubungan bisa merupakan gejala menopause.

    Tanda masalah kelamin pada laki-laki

    Berikut ini beberapa gejala yang mungkin terjadi pada laki-laki:

    1. Adanya darah pada air mani

    Saat Anda mengeluarkan air mani yang bercampur darah, tentu Anda akan merasa kaget dan takut. Memang, kondisi ini bisa diindikasikan sebagai gejala penyakit yang serius. Tapi ternyata, hematospernia alias darah pada air mani terkadang hal yang normal terjadi. Biasanya kondisi akan sembuh dengan sendirinya.

    Untuk memastikannya Anda harus tetap berkonsultasi pada dokter, karena bisa saja merupakan gejala dari peradangan urethra atau prostat. Keduanya dapat disebabkan oleh cedera pada area genital dan infeksi menular seksual.

    BACA JUGA: Apa yang Menyebabkan Air Mani Bercampur Darah?

    2. Peradangan penis

    Iritasi dan peradangan bisa disebabkan oleh infeksi bisa disebabkan oleh infeksi. Hal ini bisa juga diindikasikan sebagai gejala balanitis. Bengkak dan kemerahan di sekitar kulup. Gejala lainnya dapat berupa rasa gatal. Tak jarang, bengkak yang menekan urethra dapat menyebabkan rasa nyeri ketika buang air kecil. Anda perlu mengunjungi dokter untuk mendapatkan antibiotik dan krim untuk mengatasi rasa gatal.

    3. Cedera dan luka pada penis

    Kondisi ini bisa disebabkan oleh kulit pada penis yang sensitif. Anda perlu berhati-hati jika cedera dan luka tersebut disertai dengan sensasi panas dan terbakar. Luka pada penis bisa berupa lecet atau cedera di dalam penis akibat benda yang dimasukkan pada urethra. Alergi karena penggunaan lotion dan krim juga bisa menjadi penyebab penis luka. Untuk mendapatkan perawatan yang tepat, segera kunjungi dokter.

    4. Ereksi selama 4 jam

    Penis ereksi lama meski Anda sudah tidak ingin berhubungan seks bisa jadi termasuk ke dalam kondisi priapismus. Jika ereksi berlangsung selama 4 jam lebih, Anda harus segera mengunjungi dokter, untuk mendapat penanganan. Kalau tidak ditangani dengan segera, Anda berisiko mengalami disfungsi ereksi di kemudian hari.

    5. Penis bengkok

    Gejala ini bisa merupakan gejala penyakit Peyronie. Gejala lainnya yang muncul dapat berupa adanya jaringan parut di bawah kulit penis. Jaringan ini dapat membuat rasa nyeri sehingga menyebabkan penis bengkok  saat ereksi. Jika tidak ditangani dengan segera, Anda berisiko mengalami disfungsi ereksi.

    BACA JUGA: 5 Faktor yang Menyebabkan Impotensi

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan