backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Bukan Cuma Soal Seks, Ini Dampak Menopause bagi Pasangan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22/07/2022

    Bukan Cuma Soal Seks, Ini Dampak Menopause bagi Pasangan

    Wanita yang akan atau sudah memasuki masa menopause sering mengeluhkan beberapa perubahan dalam tubuhnya. Selain karena kesehatan fisiknya mulai menurun, mereka juga mulai cemas akan hubungannya bersama pasangan. Pasalnya, perubahan tersebut bukan hanya berdampak pada sang wanita, tetapi bisa juga pasangannya. Apa saja dampak menopause bagi pasangan? Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

    Sekilas tentang menopause pada wanita

    Secara sederhana, menopause terjadi ketika wanita sudah tidak lagi mengalami menstruasi.

    Usia terjadinya menopause memang bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Namun, kondisi ini rata-rata terjadi pada usia 51 tahun.

    Saat menjelang menopause, berbagai gejala yang tdak nyaman umumnya akan muncul. Gejala-gejala tersebut meliputi berikut ini.

    Bahkan, pada beberapa wanita, kelelahan, perubahan suasana hati, dan depresi juga bisa dialami.

    Meski para ahli sudah mengetahui ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya menopause, termasuk perubahan hormon, tetapi belum diketahui penyebab pasti dari kondisi ini.

    Namun, menopause diduga berhubungan langsung dengan penurunan jumlah sel telur yang dihasilkan seiring bertambahnya umur.

    Apa saja dampak menopause bagi pasangan?

    arti seks

    Menopause bisa dianggap sebagai perubahan pola hidup yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan wanita, baik secara fisik maupun emosional.

    Meski menopause pada wanita hanya dialami secara langsung oleh dirinya sendiri, kondisi ini juga bisa menimbulkan dampak bagi orang-orang di sekitarnya, termasuk pasangan.

    Apa saja dampak menopause bagi pasangan? Berikut di antaranya.

    1. Perubahan dalam menjalin hubungan

    Gejala menopause sering kali berdampak pada cara wanita menjalin hubungan dengan pasangannya. Akibatnya, tidak jarang, wanita merasa kesulitan untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan.

    Dari sudut pandang wanita, berbagi tempat tidur dapat memperparah hot flashes yang muncul.

    Kondisi ini juga bisa menimbulkan rasa malu dan tidak nyaman, sehingga mungkin akan timbul naluri untuk pergi mencari tempat yang sejuk dan tidur sendirian.

    Hal tersebut bisa dianggap sebagai penolakan bagi pasangan dan membuatnya merasa diacuhkan.

    Wanita juga bisa merasa malu dan takut untuk membicarakan apa yang sedang dialami dengan pasangan.

    Jika dibiarkan, masalah di dalam hubungan bisa terjadi tanpa penyelesaian, sehingga berisiko menimbulkan asumsi dan kesalahpahaman dengan pasangan.

     2. Kesulitan menjaga suasana hati

    Menjelang menopause, perubahan suasana hati bisa semakin mudah terjadi. Gejala ini menyerupai sindrom pramenstruasi (PMS).

    Wanita yang sedang mengalami gejala ini bisa bertindak secara tidak masuk akal dan mudah marah.

    Namun, sebagian wanita mungkin akan lebih memilih untuk menyembunyikan perasaannya, sehingga menutup diri dan menjauh dari pasangannya.

    Pada kondisi ini, dampak menopause bagi pria sebagai pasangan dapat berupa kebingungan apa yang harus ia lakukan untuk membantu meredakan perubahan suasana hati tersebut.

    Beberapa wanita mungkin akan merasa kecewa karena menganggap pasangannya tidak bisa mengerti dan memberi dukungan yang ia butuhkan.

    Padahal, sering kali, pria merasa ragu apa yang sebaiknya dilakukan. Jika ditanggapi, ia takut akan semakin memicu rasa marah.

    Namun, jika ia diam, jarak di dalam hubungan mungkin akan terjadi. Akibatnya, pasangan pun mungkin akan merasa serba salah.

    3. Lebih jarang berhubungan intim

    Masa menopause juga akan membawa banyak perubahan pada kehidupan seksual wanita bersama pasangan.

    Perubahan hormon saat menopause bisa menyebabkan penurunan libido atau gairah seksual pada wanita.

    Akibatnya, wanita merasa kehilangan minat untuk berhubungan seks. Bahkan, ia pun mungkin akan merasa kesulitan untuk orgasme.

    Dilansir dari Healthy Women, berdasarkan data dari the National Health and Social Survey dan the Global Study of Sexual Attitudes and Behaviors, sekitar 47% wanita akan mengalami kesulitan dalam berhubungan intim sebagai dampak dari penurunan gairah seksual.

    Penurunan gairah seksual setelah menopause ini lah yang umumnya diketahui oleh pria.

    Akibat hal tersebut, pasangan biasanya beranggapan bahwa masa menopause juga akan berdampak pada kehidupan seksualnya.

    Pasangan mungkin akan merasa adanya jarak dalam hubungan akibat berkurangnya kedekatan secara fisik di antara mereka.

    Apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan hubungan setelah menopause? 

    aktif berhubungan seks lansia

    Menopause dengan banyak gejala fisik dan emosional tidak hanya menimbulkan dampak bagi wanita, tetapi juga pasangan.

    Untuk menjaga hubungan setelah menopause, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh pasangan, di antaranya sebagai berikut.

    1. Bersiaplah dengan belajar tentang menopause

    Kebanyakan wanita ingin pasangan mereka bersiap dengan belajar lebih banyak tentang menopause.

    Gejala menopause yang dialami oleh wanita bisa menimbulkan kesulitan tersendiri dalam beraktivitas, sehingga mungkin ia butuh dukungan dari pasangan.

    Pada umumnya, wanita ingin pasangannya memahami kondisi yang mereka alami, sehingga bisa lebih berempati dengan kebutuhan dan menghargai kesulitan mereka.

    Sebagai contoh, pasangan bisa membawakan air dingin untuk membantu meredakan gejala hot flashes dan rasa tidak nyaman yang mungkin timbul.

    Mungkin ada wanita yang mungkin justru menolak bantuan tersebut karena perubahan mood yang tidak menentu.

    Mengetahui apa yang diharapkan oleh wanita yang sedang mengalami menopause dapat membantu pasangan menghadapi masalah yang mungkin timbul dalam hubungan dengan lebih baik.

    2. Beri dukungan dan pengertian

    Saat terjadi menopause, wanita terkadang merasa tidak memiliki kendali atas perilaku mereka dan tidak menyadari betapa sulitnya bagi pasangan untuk memberi dukungan kepada mereka.

    Hal ini mungkin akan menimbulkan anggapan bahwa hubungan sudah tidak dapat berjalan dengan baik atau memicu rasa marah pada pasangan.

    Pasangan perlu memahami bahwa rasa marah yang timbul saat menopause pada istri bukan tentang dirinya, tetapi karena gejala yang dialami.

    Pada kondisi ini, sebaiknya jangan ikut marah atau memaksakan kehendak. Sebaliknya, beri pengertian pada istri bahwa menopause adalah hal yang normal terjadi dan bisa diatasi.

    3. Utarakan perasaan masing-masing

    Komunikasi yang baik sangat penting ketika gejala menopause mulai timbul.

    Meski harus memberi dukungan, pasangan sebaiknya tidak menganggap dirinya hanya sebagai tempat pelampiasan amarah sang istri.

    Jika dirasa perilaku istri sudah sangat berlebihan, pasangan bisa mengungkapkan perasaan yang dialami.

    Namun, sebaiknya, hal ini dilakukan secara baik-baik dan jelas agar bisa lebih mudah dipahami oleh istri.

    4. Pahami kapan kondisi sudah menjadi serius

    Sama seperti sebelumnya, walau harus pengertian terhadap gejala menopause yang sedang dialami oleh istri, pasangan sebaiknya menyadari kapan kondisi sudah menjadi sangat parah.

    Hal ini bisa ditandai dengan perubahan kebiasaan dan gejala depresi pada istri. Depresi merupakan kondisi yang serius dan sulit sembuh tanpa pengobatan yang tepat.

    Pada kondisi ini, dukungan dari pasangan sangat dibutuhkan oleh istri.

    5. Cari pertolongan medis bila perlu

    risiko kesehatan menjadi psikolog

    Pasangan bisa cari pertolongan medis bukan hanya untuk istri, tetapi juga dirinya sendiri.

    Jika perilaku sang istri dirasa sudah sangat menjengkelkan, pasangan bisa mencari pertolongan medis untuk meredakan rasa marah yang timbul.

    Dokter mungkin akan merujuk ke terapis atau menyarankan untuk bergabung ke dalam kelompok dukungan (support group) agar bisa meluapkan pikiran dengan lebih baik.

    Terkadang, berbicara dengan orang lain tentang masalah yang dialami bisa membantu menenangkan pikiran dan membantu menyelesaikan masalah tersebut.

    6. Tetap optimis dalam menjalin hubungan

    Meski masalah yang dialami saat ini mungkin terasa cukup berat, penting bagi pria untuk tetap optimis dalam menjalin hubungan dengan sang istri.

    Walau bisa menurun pada awal masa menopause, gairah seksual wanita bisa kembali meningkat seiring waktu dan kebiasaan berhubungan intim pun akan membaik.

    Untuk membantu merangsang gairah seksual, pasangan bisa menggunakan teknik foreplay dan posisi seks yang nyaman.

    Bila sudah selesai berhubungan seks, berbincang sambil berpelukan juga bisa dilakukan untuk meningkatkan keintiman. Dengan begitu, waktu bercinta dapat dinikmati dengan maksimal dan menggairahkan.

    Selain itu, olahraga saat menopause juga dapat membantu melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke alat kelamin.

    Semakin lancar aliran darah ke klitoris dan vagina, maka semakin mudah pula meraih orgasme.

    Beberapa olahraga yang bisa dicoba, yaitu berjalan kaki, berenang, atau melakukan senam Kegel untuk wanita dan pria.

    Selain untuk meningkatkan gairah seksual di ranjang, olahraga bersama pasangan juga bisa menambah keharmonisan rumah tangga.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan