backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Apakah Pertama Kali Seks Langsung Berisiko HIV/AIDS?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 15/03/2021

    Apakah Pertama Kali Seks Langsung Berisiko HIV/AIDS?

    HIV/AIDS adalah penyakit kronis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Mengingat risiko terbesar penularan HIV adalah dengan berhubungan seksual, lantas, apakah seks pertama kali selalu berisiko menyebabkan HIV/AIDS? Ketahui jawabannya dalam artikel ini.

    Seberapa besar peluang tertular HIV/AIDS jika saya baru berhubungan seks pertama kali?

    Jika Anda dan pasangan menjalani hubungan asmara eksklusif (monogami), tentu risiko penularan HIV/AIDS akan amat sangat kecil, bahkan hampir mustahil.

    Begitu pula bila Anda berdua sama-sama akan melakukan berhubungan seks pertama kali dan telah terbukti tidak mengidap HIV/AIDS ataupun penyakit menular lainnya lewat tes, risiko HIV terbilang kecil.

    Baik itu seks dengan kondom atau tanpa kondom tidak bisa menularkan HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya jika kedua pasangan benar-benar terjamin tidak memiliki riwayat penyakit kelamin.

    Risiko penularan HIV/AIDS dari hubungan seks baru akan ada dan bisa sama besarnya antara yang pertama maupun yang kesekian kalinya, ketika seks dilakukan tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi virus tersebut.

    Ya, tidak menutup kemungkinan hubungan seks pertama kali bisa langsung menularkan HIV jika Anda berhubungan seks tanpa kondom dengan pasangan seks yang memiliki riwayat penyakit kelamin tertentu.

    Selain itu, terdiagnosis positif HIV/AIDS maupun berhubungan seks dengan seseorang yang sebelumnya sering gonta-ganti pasangan seks, menempatkan Anda pada risiko tertular HIV/AIDS.

    Risiko Anda juga bisa sama besarnya jika Anda terlibat dalam cinta satu malam dengan orang yang baru dikenal.

    Bahkan, Anda sebenarnya juga masih bisa berisiko tinggi untuk terkena penyakit kelamin menular seperti HIV/AIDS meski telah menggunakan kondom.

    Pasalnya, kondom bisa robek atau cara pemakaiannya yang tidak tepat saat terbawa suasana.

    Tidak ada alasan, pakai kondom itu penting!

    Memakai kondom adalah cara terbaik untuk menjamin hubungan seks yang aman, entah itu untuk yang pertama kali dan (idealnya) seterusnya.

    Sebab, terlepas apakah Anda berdua baru kenal atau sudah berhubungan sejak lama, besar kemungkinan Anda tidak tahu menahu soal detil kondisi kesehatan satu sama lain.

    Bahkan, mungkin obrolan seputar “sejarah petualangan’ seksual masing-masing tidak pernah diangkat di keseharian Anda berdua.

    Terlebih, banyak penyakit seksual menular yang bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali pada penderitanya.

    Itu sebabnya selalu siap sedia kondom untuk berjaga-jaga mencegah penularan penyakit.

    Tidak cuma HIV/AIDS, namun juga risiko penyakit kelamin menular lainnya yang tidak kalah bahaya dari HIV.

    Begitu pula dengan tes penyakit kelamin

    Penting juga untuk terbuka dan membicarakan soal riwayat seks masing-masing. Mengenal dan memahami tentang seluk-beluk satu sama lain dapat sangat membantu Anda dan pasangan mencegah risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

    Selain itu, sama-sama menjalani tes penyakit kelamin sebelum memutuskan berhubungan seksual untuk yang pertama kalinya juga sama pentingnya.

    Ini bukan semata untuk memupuk kecurigaan dan ketidakpercayaan di antara Anda berdua. Mendapatkan tes penyakit kelamin justru soal menghormati satu sama lain.

    Hasil tes yang negatif memungkinkan kedua belah pihak untuk terlibat penuh dalam hubungan tersebut dengan keyakinan yang mantap mengenai status kesehatan pasangan mereka dan jaminan kesehatan diri mereka sendiri.

    Sebaliknya, jika hasil tes positif, ini dapat memberikan waktu untuk Anda berdua berdiskusi seputar metode pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk ke depannya sebelum memutuskan untuk berhubungan seksual.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 15/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan