backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Berhubungan Seks Mampu Meredakan Migrain?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 15/06/2021

    Benarkah Berhubungan Seks Mampu Meredakan Migrain?

    Migrain adalah serangan sakit kepala berulang yang diikuti dengan rasa nyeri yang biasanya parah. Migrain sering membuat Anda tidak berdaya dan biasanya menganggu kegiatan Anda. Nah, kabarnya seks bisa membantu Anda meredakan migrain. Benarkah demikian?Simak ulasannya di sini.

    Bisakah seks meredakan migrain?

    Sebuah penelitian melaporkan bahwa seks dapat meredakan migrain untuk beberapa orang yang memiliki sakit kepala tergolong berat. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cephalalgia ini menyatakan bahwa aktivitas seksual dapat menghilangkan rasa sakit akibat migrain atau sakit kepala cluster. Beberapa pasien bahkan melaporkan sering berhubungan seks untuk meredakan sakit kepala.

    Penelitian ini dilakukan pada 800 pasien migrain dan 200 pasien sakit kepala cluster. Peneliti membagikan kuesioner tentang pengalaman peserta yang berhubungan seks saat sakit kepala menyerang dan bagaimana seks memengaruhi intensitas nyeri.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lebih dari sepertiga pasien yang berhubungan seks saat sakit kepala. Dua pertiganya merasa sakitnya berkurang.

    Sementara bagi pasien sakit kepala cluster, 40% dari orang yang berhubungan seks saat sakit kepala menyerang melaporkan sakitnya mereda. Namun, memang ada juga yang mengatakan bahwa seks dapat menyebabkan sakit kepala cluster semakin parah.

    Hal ini diduga karena selama berhubungan seks, khususnya saat mencapai orgasme, endorfin dilepaskan dari otak. Endorfin adalah penghilang rasa sakit alami yang ada di tubuh. Endorfin ini mematikan rasa sakit migrain.

    Dr. Alexander Mauskop dari New York Headache Center menyatakan bahwa endorfin adalah bahan kimia yang mirip opiat, berhubungan dengan perasaan bahagia, positif, dan menyimpan sinyal rasa sakit untuk mencapai otak. Tidak seperti obat pereda nyeri, yang bisa memakan waktu hingga 15 menit untuk meredakan migrain, endorfin bekerja secara instan untuk meredakan migrain sebelum semakin parah.

    Tak semua orang akan sembuh dari migrain dengan bercinta

    Meski demikian, bagi beberapa pasien migrain, seks justru bisa memicu serangan migrain. Tenaga yang dikeluarkan saat seks memberi tekanan pada punggung dan leher. Hal ini dapat memicu migrain pada orang yang rentan terhadap sakit kepala.

    Dr. Green dari Columbia mengatakan bahwa sakit kepala saat berhubungan seks paling sering dilaporkan pada orang dengan migrain karena memang punya kecenderungan genetik untuk mengalami sakit kepala. Seks dapat menyebabkan tiga jenis sakit kepala yang berbeda, yang semuanya dapat memicu migrain yaitu sakit kepala eksplosif, sakit kepala tegang, dan sakit kepala posisional.

    Jenis sakit kepala yang paling sering dipicu oleh seks adalah sakit kepala yang eksplosif (yang meledak-ledak), yang terjadi pada puncak orgasme dengan gejala yang mirip dengan pendarahan otak.

    Sakit kepala tegang biasanya disebabkan oleh stres fisik maupun emosional, termasuk ketegangan yang dipicu oleh seks. Namun, sakit kepala ini biasanya hilang dalam waktu sekitar 20 menit.

    Sakit kepala posisional termasuk sulit untuk didiagnosis. Biasanya sakit kepala ini dialami oleh orang yang baru saja menjalani operasi tulang belakang atau mendapatkan bius epidural. Ini adalah salah satu dari prosedur yang dapat menyebabkan robekan pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut dura, menyebabkan cairan bocor.

    Jika Anda dengan dura robek bangun dari posisi berbaring, kehilangan cairan akan menyebabkan otak kendur, yang akan memicu sakit kepala posisional. Jika Anda berbaring lagi, maka cairan tulang belakang akan menggenang, melindungi otak, dan sakit kepala akan hilang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 15/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan