backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Sadari Risiko Seks Oral dan Tipsnya agar Tetap Aman

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 21/02/2023

    Sadari Risiko Seks Oral dan Tipsnya agar Tetap Aman

    Kadang kala, pasangan dewasa memilih seks oral sebagai variasi dalam berhubungan intim karena memberikan pengalaman seksual yang berbeda. Namun, tahukah Anda bahwa oral sex juga memiliki risiko kesehatan?

    Jika dilakukan sembarangan, cara berhubungan intim ini bisa menjadi sarana penyebaran berbagai infeksi menular seksual. Agar bisa tetap melakukan seks oral dengan aman tanpa diselimuti kekhawatiran, simak tipsnya dulu, yuk!

    Apa itu seks oral (oral sex)?

    cara membersihkan penis setelah berhubungan seks

    Seks oral (oral sex) adalah cara memberikan rangsangan seksual pada alat vital atau anus pasangan menggunakan mulut, bibir, hingga lidah.

    Baik pria maupun wanita bisa menerima dan memberikan stimulasi secara oral pada pasangannya. 

    Anda mungkin mengenal oral sex dengan nama lain, seperti blowjob. Melansir dari American Sexual Health Association, seks oral juga memiliki beberapa istilah medis yaitu sebagai berikut.

    • Felatio: stimulasi dari mulut ke mr. P.
    • Cunnilingus: stimulasi dari mulut ke miss V.
    • Anilingus: stimulasi dari mulut ke anus.

    Stimulasi secara oral bisa menjadi bagian dari sesi hubungan intim dengan penetrasi miss V atau dilakukan dalam aktivitas seksual yang terpisah.

    Memberikan stimulasi seksual secara oral dapat membuat seks menjadi lebih nikmat dan menyenangkan bila dilakukan dengan persetujuan atau konsen di antara kedua pasangan.

    Apa risiko dari seks oral?

    perbedaan klamidia dan gonore

    Alasan pasangan melakukan seks melalui mulut biasanya karena dinilai sebagai kegiatan yang lebih aman dibandingkan dengan penetrasi Mr. P ke Miss V bila tanpa kondom.

    Hal ini karena oral sex dianggap punya risiko penularan penyakit kelamin yang cenderung lebih rendah.

    Risiko terinfeksi HIV dari seks oral memang lebih kecil, tapi hal ini tidak berlaku dengan penyakit kelamin lainnya.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention, seks oral bisa menyebabkan penularan penyakit infeksi.

    Pasalnya, memberikan stimulasi secara oral membuat Anda terpapar cairan kelamin secara langsung yang mungkin mengandung virus atau bakteri penyebab penyakit.

    Beberapa penyakit kelamin yang berisiko menyebar melalui oral sex diantaranya adalah sebagai berikut.

    Bagaimana cara melakukan oral sex yang aman?

    posisi seks oral

    Meski berisiko, Anda tetap bisa mengurangi kemungkinan penularan penyakit dengan melakukan seks oral yang aman.

    Sebelum mencoba berhubungan dari mulut, pastikan Anda mendapatkan persetujuan untuk melakukan stimulasi secara oral dari pasangan.

    Selain itu, bicarakan mengenai riwayat penyakit seksual yang Anda atau pasangan miliki.

    Pasalnya, seseorang bisa saja mengalami penyakit menular seksual tanpa memiliki gejala sama sekali.

    Oleh karena itu, lakukanlah beberapa cara ini supaya Anda dan pasangan tetap bisa menikmati oral sex dengan aman sekaligus menghindari penularan penyakit.

    1. Membersihkan organ intim

    Mandilah dengan cara yang benar dengan memakai sabun dan bersihkan organ vital Anda secara menyeluruh agar bersih dari kuman.

    Hal ini penting dilakukan apalagi jika Anda ingin melaksanakan oral sex berbarengan dengan hubungan seks melalui miss V. 

    2. Menggunakan pelindung

    Sama halnya dengan berhubungan intim, cara utama untuk mengurangi risiko penularan penyakit dari oral sex adalah dengan memakai pelindung.

    Alat pelindung yang digunakan saat berhubungan intim dari mulut bisa berupa kontrasepsi seperti kondom untuk pria atau dental dam yaitu plastik lateks yang ditempatkan di atas vulva di miss V atau anus wanita.

    Untuk fellatio (stimulasi pada Mr. P), pasangakan kondom yang belum dilubrikasi dengan pelumas sampai berhasil menutupi Mr. P.

    Jika pasangan Anda alergi terhadap kondom lateks, gunakan jenis kondom plastik.

    Sementara itu, dental dam bisa digunakan untuk stimulasi secara oral dengan cunnilingus (stimulus pada Miss V) dan anilingus (stimulus pada anus).

    Dental dam perlu diletakkan menutupi vulva miss V dan anus sehingga menghindari kontak mulut secara langsung dengan kulit di sekitar area kelamin.

    Di sisi lain, dental dam juga bisa dipasang pada mulut wanita bila hendak memuaskan pasangan pria melalui mulut.

    Oral seks menggunakan kondom dan dental dam memang kerap dianggap mengurangi sensasi nikmatnya bercinta dengan menyentuh kulit kelamin.

    Akan tetapi, cara ini dinilai lebih aman sebagai pencegahan penyakit menular seksual selama berhubungan intim dari mulut.

    3. Memakai pelumas

    Untuk menghindari gesekan berlebih pada gigi, cobalah gunakan pelumas saat melakukan seks oral.

    Namun sebelumnya, pastikan Anda membaca dulu bahan-bahan yang tertera pada kemasan.

    Hindari menggunakan pelumas berbahan minyak. Sebaliknya, pilihlah pelumas berbahan dasar air atau silikon yang sekiranya aman jika berkontak langsung denga mulut dan kelamin.

    Anda juga dapat menggunakan pelumas untuk membuat dental dam lebih lentur dan tidak cepat rusak.

    4. Jangan memaksa

    Seks oral dengan fellatio atau mengulum penis biasanya dilakukan dengan memaksa M. P masuk hingga wanita tersedak.

    Sebaiknya cara ini dihindari karena berisiko membuat tenggorokan wanita tidak nyaman.

    Bukan hanya itu, hal ini juga dapat mendorong bakteri atau kuman penyebab penyakit untuk masuk lebih dalam dan menginfeksi tenggorokan.

    5. Lihat luka pada alat vital dan gejala lainnya

    Tubuh pasangan yang terlihat sehat dan bugar bukan jaminan alat vitalnya juga sehat dan bersih.

    Oleh karena itu, sebelum melakukan seks oral, sebaiknya perhatikan dulu organ intim pasangan Anda.

    Jangan lalukan hal ini apabila ada luka kering, lenting, luka melepuh, atau cairan selain sperma dan cairan dari miss V.

    Selain tanda-tanda penyakit pada kelamin, Anda juga perlu menunda melakukan seks oral apabila pasangan memiliki luka di mulut, sakit tenggorokan, gusi bengkak, atau sedang menstruasi.

    Pastikan Anda menghindari stimulasi secara oral dengan pasangan yang terinfeksi penyakit kelamin.

    6. Sikat gigi dan kumur antiseptik

    Setelah selesai melakukan seks oral, bersihkanlah area mulut dengan menggosok gigi dan berkumur menggunakan cairan antiseptik.

    Perhatikan kondisi kesehatan Anda dan pasangan apakah bermasalah atau tidak setelah melakukan seks oral.

    Jika Anda aktif berhubungan seksual, termasuk sering melakukan oral sex, lakukanlah skrining penyakit kelamin secara rutin untuk memastikan diri Anda terbebas dari infeksi.

    Dengan menerapkan oral sex yang aman, Anda bisa mengurangi risiko penularan penyakit seksual, menjaga kesehatan seksual Anda dan pasangan, sekaligus membuat sesi bercinta terasa lebih nyaman.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 21/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan