backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

6 Kekerasan dalam Pacaran Seharusnya Tidak Dilakukan

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    6 Kekerasan dalam Pacaran Seharusnya Tidak Dilakukan

    Kekerasan dalam pacaran bisa muncul kapan pun tidak peduli seberapa lama Anda berpacaran, entah masih seumur jagung atau sudah bertahun-tahun lamanya. Apalagi kalau pasangan Anda memang punya sifat temperamental, Anda bisa selalu jadi sasaran luapan emosinya. Sebenarnya, hal apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh pasangan?

    Apa saja kekerasan dalam pacaran yang seharusnya tidak boleh dilakukan?

    Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Interpersonal Violence, melakukan penelitian pada 350 mahasiswa tentang konflik yang pernah terjadi dalam hubungan mereka. Khususnya tindakan kekerasan dalam pacaran – baik secara fisik maupun emosional.

    Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 95 persen peserta mengalami kekerasan emosional, sementara 30 persen diantaranya mendapatkan kekerasan secara fisik. Terlihat mengerikan, ya? Pada dasarnya, sebuah hubungan tidak selamanya akan berjalan mulus, kok. Pertengkaran, cekcok, jenuh, dan kecewa merupakan bagian alami yang sudah sewajarnya ada. Asalkan masih dalam batas normal.

    Sekarang, coba evaluasi kembali hubungan Anda dan pasangan, apakah beberapa hal di bawah ini pernah Anda alami?

    1. Kekerasan fisik

    mencegah kekerasan dalam pacaran

    Sudah saling kenal dan menjalin hubungan dalam waktu lama bukan berarti pasangan bisa melakukan apapun pada Anda, termasuk berani main fisik saat sedang bertengkar hebat.

    Jika pasangan bisa seenaknya menendang, memukul, menjambak rambut, menampar, mencekik, hingga mencoba menyakiti dengan senjata tandanya Anda sudah mengalami kekerasan dalam pacaran. Kalau sudah kelewatan begini, jangan ragu untuk mengakhiri perjalanan cinta Anda berdua atau langsung mencari pertolongan dari pihak berwajib.

    2. Sering mencaci-maki sebagai bentuk kekerasan dalam pacaran

    bertengkar dengan pacar

    Selain mengalami kekerasan fisik, pernahkah pasangan menghina Anda dengan kata-kata kasar, cacian, hardikan, serta umpatan yang tidak pantas? Jika ya, hati-hati ini merupakan pertanda darurat kalau Anda terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

    Mirisnya, kondisi seperti ini lambat laun berisiko untuk membuat korbannya mengalami depresi, tidak memiliki harga diri, hingga berujung pada keinginan untuk bunuh diri.

    Catia Harrington, PsyD, seorang psikolog klinis di New York, menuturkan bahwa hubungan yang sehat seharusnya menuntun Anda untuk melakukan hal-hal positif; serta membuat Anda merasa percaya diri, dihargai, dan dicintai – bukan sebaliknya.

    3. Pelampiasan emosi pada lingkungan sekitar

    Pertolongan Pertama Pada Pukulan Keras Benda Tumpul

    Menurut Kathryn Moore, PhD, seorang psikolog di Providence Saint John’s Child and Family Development Center di California, bahwa kekerasan dalam pacaran tidak harus selalu berupa fisik atau emosional yang menyerang Anda secara langsung.

    Saat pasangan berperilaku kasar dengan melempar benda keras, meninju tembok, maupun menghancurkan benda di sekitar, jangan lagi anggap itu hanya pertengkaran biasa.

    4. Sikap posesif berlebihan termasuk kekerasan dalam pacaran

    takut kehilangan

    Saling percaya satu sama lain adalah akar dari hubungan yang sehat. Tapi bila sebaliknya, pasangan justru terlihat sulit untuk percaya pada Anda, bahkan terkesan selalu mengawasi gerak-gerik Anda hingga mulai mengusik hal-hal pribadi.

    Sebaiknya, mulai ambil langkah mundur dan pikirkan kembali apakah mungkin Anda bertahan dengan pasangan. Jangan lantas berpikir bahwa yang ia lakukan ini semata-mata karena rasa sayang dan cintanya, sehingga ia harus mengawasi Anda 24 jam tanpa pernah membiarkan Anda menikmati waktu “sendiri”.

    Ada masanya ketika Anda berdua bisa menghabiskan waktu bersama, tapi ada juga masa dimana Anda bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri.

    5. Perlakuan berlebihan yang menjauhkan Anda dari teman dan keluarga

    Kelanjutan dari sikap posesif, nantinya tanpa sadar akan membuat Anda jauh dari orang-orang terdekat. Seolah-olah semua waktu yang Anda miliki harus khusus dihabiskan bersama pasangan, mulai pagi sampai malam.

    Lalu, kapan Anda bisa memberikan waktu untuk sekadar mendengarkan cerita sahabat, menemani orangtua di rumah, atau membantu persiapan pernikahan saudara yang sudah tinggal hitungan hari?

    Sebab pada dasarnya, yang bisa mengendalikan diri, waktu, hingga kegiatan Anda, tentu hanya Anda seorang. Jangan biarkan pasangan, terlebih masih dalam taraf pacaran, bisa mengatur diri Anda sesuka hatinya. Ingat, pasangan yang baik seharusnya tidak akan melarang Anda untuk melakukan hal lain selama masih dalam lingkup yang positif.

    6. Mudah terpancing emosi

    pacar posesif

    Nampaknya, tidak ada pasangan yang ingin hubungan asmaranya berantakan. Tapi pertengkaran kecil itu hal biasa dan justru bisa menjadi bumbu penyedap percintaan Anda berdua. Namun, jangan tinggal diam,saat pasangan semakin lama terlihat semakin sulit untuk menahan emosinya.

    Terlebih jika Anda seolah-olah menjadi “tempat sampah” dari kemarahannya yang sudah memuncak. Ya, ia bisa saja membentak dan memarahi Anda tanpa alasan, bahkan disertai kata-kata kasar ketika amarahnya sudah tidak terbendung lagi.

    Nah, kalau ini terjadi coba pikirkan kembali dengan matang apakah si dia masih pantas untuk mendampingi Anda dalam suka dan duka nantinya?

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan