backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Anyang-anyangan dari Gaya Hidup Hingga Penyakit

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 23/11/2020

    Penyebab Anyang-anyangan dari Gaya Hidup Hingga Penyakit

    Anyang-anyangan atau disuria adalah kondisi yang membuat Anda sering bolak-balik kencing disertai rasa sakit atau panas tiap kali berkemih. Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab anyang-anyangan, mulai dari penggunaan produk kebersihan pada organ intim, infeksi, hingga penyakit kandung kemih serta pada sistem perkemihan.

    Jika tidak ditangani dengan baik, gejala anyang-anyangan yang muncul dapat mengganggu keseharian dan memperburuk keluhan penyakit yang sudah ada. Namun, Anda tentu perlu mengenali penyebab anyang-anyangan karena pengobatannya sangat beragam.

    Berbagai penyakit penyebab anyang-anyangan

    mengatasi anyang-anyangan

    Anyang-anyangan pada dasarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang muncul akibat kondisi tertentu atau gangguan pada sistem perkemihan. Berikut faktor-faktor yang paling sering menyebabkan anyang-anyangan pada pria maupun wanita.

    1. Infeksi saluran kemih (ISK)

    Setiap bagian dari saluran kemih bisa terkena infeksi. Akan tetapi, kandung kemih dan uretra adalah dua bagian yang paling sering terkena infeksi bakteri atau virus. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya urine (air kencing) dari kandung kemih.

    Infeksi saluran kemih berawal ketika bakteri atau virus memasuki saluran kemih. Bakteri atau virus mungkin masuk dari anus atau akibat lama menahan kencing. Infeksi lalu memicu radang dengan gejala kemerahan, bengkak, dan nyeri saat buang air kecil.

    Kandung kemih atau uretra yang membengkak akibat infeksi dapat menekan saluran kencing. Selain menyebabkan urine susah keluar, hal ini juga mengakibatkan:

    • rasa ingin buang air kecil terus-menerus,
    • kencing terasa panas,
    • nyeri pada anus,
    • air kencing keruh berawan,
    • darah di kencing (hematuria), dan
    • air kencing berbau menyengat.

    2. Pembengkakan atau peradangan kelenjar prostat

    Ini adalah penyebab disuria yang paling umum dialami pria. Seiring bertambahnya usia, kelenjar prostat akan membesar dan menonjol. Jika pembesarannya tidak terkendali, prostat dapat menekan uretra dan menyebabkan dinding kandung kemih menebal.

    Akibatnya, Anda pun kesulitan mengosongkan urine dalam kandung kemih. Urine yang terperangkap lambat laun dapat memicu infeksi dan radang pada uretra. Peradangan membuat buang air kecil menjadi lebih sulit, bahkan sering kali terasa nyeri dan panas.

    Pada sejumlah kasus, peradangan juga bisa berawal dari kelenjar prostat itu sendiri. Kondisi ini dikenal sebagai prostatitis. Jika Anda mengalami gejalanya, segera kunjungi dokter karena prostatitis yang dibiarkan begitu saja dapat memperparah infeksi.

    3. Infeksi menular seksual

    gonore

    Rasa panas dan nyeri ketika buang air kecil merupakan gejala infeksi menular seksual yang paling umum. Biasanya, penyakit infeksi yang menimbulkan tanda tersebut adalah gonore, trikomoniasis, herpes genital, dan klamidia.

    Namun, gejala umum tersebut juga mirip dengan ISK dan penyakit batu ginjal sehingga bisa saja keliru didiagnosis. Ini sebabnya Anda perlu periksa ke dokter untuk mengenali penyebab penyakit, terutama bila anyang-anyangan disertai gejala lain berupa:

    • Keluarnya cairan dan penis atau vagina.
    • Rasa gatal pada alat kelamin.
    • Nyeri saat berhubungan seksual.
    • Nyeri pada area panggul dan perut bawah.
    • Keluar darah dari vagina di luar jadwal menstruasi.
    • Ada benjolan atau luka terbuka pada alat kelamin.

    4. Interstitial cystitis (sistitis)

    Sistitis adalah kondisi kronis yang menimbulkan nyeri dan radang pada kandung kemih. Sebagian besar kasus sistitis berawal dari ISK yang berlangsung lama, tapi kondisi ini juga dapat dipicu oleh penyakit lainnya yang mengganggu fungsi kandung kemih.

    Selain rasa nyeri saat buang air kecil, sistitis biasanya juga ditandai dengan:

  • Nyeri pada perut bawah, punggung bawah, panggul, atau area sekitar uretra.
  • Buang air kecil lebih dari delapan kali dalam sehari.
  • Mendadak ingin kencing walaupun sebelumnya baru saja buang air kecil.
  • Tekanan dan nyeri kandung kemih yang semakin terasa saat buang air kecil.
  • 5. Penyakit batu kandung kemih

    sakit kandung kemih

    Batu kandung kemih terbuat dari mineral urine yang mengeras menjadi kristal. Kondisi ini banyak dialami oleh orang yang tidak bisa buang air kecil secara rutin atau hingga tuntas. Pasalnya, hal ini membuat mineral urine menumpuk di dalam kandung kemih.

    Batu kandung kemih yang kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan akan keluar bersama urine. Begitu ukurannya membesar, batu kandung kemih dapat menghambat aliran urine dan memicu infeksi sehingga menjadi penyebab anyang-anyangan.

    6. Penyakit batu ginjal

    Penyakit batu ginjal disebabkan oleh penumpukan kristal mineral di dalam ginjal. Batu yang terbentuk dapat terperangkap dalam ginjal atau terbawa menuju saluran kencing. Pada beberapa kasus, batu ginjal juga bisa terjebak di dalam kandung kemih.

    Seperti halnya batu kandung kemih, batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar dari tubuh lewat urine. Namun, jika ukurannya cukup besar, batu ginjal dapat menghalangi aliran urine sehingga menyebabkan pembengkakan ginjal atau saluran ureter.

    Kondisi inilah yang menjadi penyebab anyang-anyangan. Apabila penyakit batu ginjal sudah parah, nyeri yang tadinya hanya terasa saat buang air kecil dapat menyebar ke area perut, selangkangan, serta punggung bagian bawah.

    Gaya hidup yang jadi penyebab anyang-anyangan

    pewangi vagina

    Selain penyakit pada sistem perkemihan, disuria juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu dan bahan kimia pada produk pembersih organ intim. Berikut yang faktor-faktor yang perlu Anda perhatikan.

    1. Konsumsi obat-obatan tertentu

    Beberapa jenis obat untuk kanker kandung kemih memiliki efek samping, salah satunya menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding kandung kemih. Iritasi dan radang dapat menimbulkan nyeri yang semakin terasa saat Anda buang air kecil.

    Obat flu, pelancar dahak, dan obat alergi pun dapat menyebabkan masalah buang air kecil. Anda yang meminum obat antidepresan atau antikolinergik untuk inkontinensia urine juga perlu mengikuti anjuran dokter guna menghindari efek samping serupa.

    Jika Anda baru memulai pengobatan dan mengalami sakit kencing tak lama setelahnya, tanyakan pada dokter apakah ini adalah efek samping obat. Meskipun memicu masalah kencing, Anda harus berdiskusi dengan dokter sebelum berhenti minum obat apa pun.

    2. Bahan kimia dalam produk pembersih organ intim

    Penyebab sakit kencing ternyata bisa berasal dari produk pembersih organ intim yang rutin Anda gunakan. Hal ini disebabkan karena beberapa orang lebih sensitif terhadap bahan kimia dalam produk-produk tersebut.

    Zat kimia yang menjadi pewangi, pengawet, atau bahan baku produk itu sendiri dapat menyebabkan iritasi pada saluran kemih. Iritasi lambat laun menyebabkan nyeri ketika buang air kecil.

    Produk-produk yang dapat menyebabkan iritasi di antaranya:

    • douche vagina,
    • sabun kewanitaan,
    • pelumas vagina,
    • alat KB mengandung spermisida (pembunuh sperma), dan
    • tisu toilet mengandung pewangi.

    3. Membersihkan organ intim dengan cara yang salah

    Kegiatan membersihkan organ intim yang seharusnya bermanfaat justru dapat menjadi penyebab anyang-anyangan bila dilakukan dengan keliru. Ketika membersihkan organ intim, pastikan Anda mengusap vagina dari arah depan ke belakang.

    Jika Anda membersihkan organ intim dari belakang ke depan, bakteri dalam anus dapat berpindah ke vagina dan menyebabkan infeksi. Wanita terutama berisiko lebih besar karena saluran kencingnya yang lebih pendek memudahkan perpindahan bakteri.

    Anyang-anyangan merupakan rasa nyeri ketika buang air kecil yang dapat disebabkan oleh banyak hal. Rasa nyeri yang ringan biasanya berangsur hilang dengan sendirinya, tapi anyang-anyangan parah atau berkepanjangan bisa menandakan penyakit serius.

    Oleh sebab itu, jangan abaikan rasa nyeri, panas, atau sensasi tidak wajar lainnya yang muncul ketika Anda buang air kecil. Sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui penyebab anyang-anyangan dan bagaimana cara mengatasinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 23/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan