backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

5 Tips Menghadapi Pacar Defensif yang Tidak Pernah Mau Mengaku Salah

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 09/08/2019

    5 Tips Menghadapi Pacar Defensif yang Tidak Pernah Mau Mengaku Salah

    Pertengkaran adalah hal yang lumrah dalam hubungan asmara. Hubungan Anda dan pasangan pada akhirnya akan kembali membaik setelah saling memahami dan memaafkan. Namun, bagaimana jika Anda menghadapi pasangan defensif yang tidak pernah mau mengaku salah?

    Menghadapi pasangan yang tidak mau mengaku salah

    Manusia secara alamiah akan membela dirinya saat menghadapi konflik. Meski begitu, sikap membela diri terkadang bisa berubah menjadi perilaku defensif.

    Orang yang defensif menganggap kata-kata, kritik, dan saran dari orang lain sebagai suatu serangan. Ia merasa harus melindungi diri dari serangan tersebut. Caranya dengan menolak mentah-mentah, memberikan respons yang kasar, dan tidak mau mengaku salah.

    Semua orang bisa menjadi sosok yang defensif, termasuk pasangan Anda. Jika pasangan Anda memiliki karakter tersebut, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

    1. Jangan menyalahkan

    Semakin Anda bersikeras ia bersalah, semakin kecil kemungkinan pasangan Anda untuk mengaku salah. Walaupun pasangan Anda memang bersalah, hindari kata-kata seperti “tidak mau mengerti” atau “selalu merasa benar” saat terjadi konflik.

    Kata-kata ini terdengar seperti kritik yang sangat tajam bagi seorang pasangan yang defensif. Akibatnya, satu-satunya respons yang muncul dalam pikiran pasangan Anda adalah bagaimana cara melindungi dirinya dari perkataan Anda.

    2. Jangan berdiam diri

    Pertengkaran tentu menimbulkan emosi negatif dan membuat suasana menjadi canggung. Anda bahkan bisa marah kepada pasangan hanya dengan melihat atau berbicara dengannya. Akhirnya, Anda dan pasangan malah memutuskan untuk saling berdiam diri.

    Berdiam diri tidak akan menguntungkan siapa pun. Anda terus diliputi amarah, sedangkan pasangan Anda tetap defensif dan tidak mau mengaku salah. Cobalah menenangkan diri sejenak, lalu sampaikan dengan jelas apa yang Anda rasakan.

    3. Ucapkan kata-kata positif

    Anda tentu dipenuhi amarah, tapi membalas sikap pasangan dengan amarah hanya akan memperkeruh suasana. Walaupun sulit, cobalah mengawali dengan kata-kata positif seperti, “Kamu adalah pasangan yang baik dan aku mengatakan hal ini karena peduli….”

    Jika pasangan Anda memperbaiki perilakunya, jangan lupa menunjukkan bahwa Anda menghargai hal tersebut. Ini merupakan hal positif yang berpotensi mengurangi sikap defensif pasangan Anda. Dengan begitu, ia bisa bersikap lebih baik saat terjadi konflik.

    4. Memahami penyebabnya

    Ada banyak faktor yang membuat orang dewasa sekalipun tidak mau mengaku salah, di antaranya trauma masa kecil. Bagi beberapa orang, pengalaman buruk semasa kecil bisa berdampak sangat besar terhadap kondisi emosionalnya.

    Pasangan Anda akhirnya membangun dinding pertahanan dalam bentuk sikap defensif. Ia menolak semua hal yang mengingatkannya pada pengalaman pahit semasa kecil. Memahami penyebab pasangan Anda bersikap demikian akan memudahkan Anda untuk menemukan solusinya.

    5. Ungkapkan perasaan Anda

    Sekalipun ada sederet alasan yang menyatakan bahwa Anda benar, pasangan yang sulit mengaku salah akan tetap mempertahankan pendapatnya. Pada situasi ini, jangan terfokus untuk menyatakan alasan logis mengapa Anda benar. Sampaikanlah apa yang Anda rasakan.

    Orang yang defensif terkadang terlalu fokus memenangkan perdebatan sehingga mengabaikan perasaan pasangan sendiri. Menyampaikan perasaan Anda akan membuatnya paham bahwa memenangkan debat bukanlah segalanya.

    Menghadapi pasangan yang defensif adalah tantangan tersendiri dalam suatu hubungan asmara. Pasalnya, ikatan emosional yang seharusnya dibangun dengan prinsip saling memahami justru diwarnai dengan sikap mau menang sendiri.

    Anda tidak dapat mengubah karakter pasangan seperti membalikkan telapak tangan, tapi cara di atas dapat membantu jalannya komunikasi menjadi lebih baik. Dengan begitu, Anda bisa menghadapi sikap pasangan sekaligus menjaga hubungan tetap langgeng.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 09/08/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan