1. Terlalu sering masturbasi tidak pakai pelumas
Terlalu sering seks solo tidak akan mengancam peluang Anda untuk memiliki anak di kemudian hari. Tapi, keseringan turun tangan dengan gerakan yang terlalu cepat dapat mengiritasi kulit organ intim.
Struktur kulit genitalia, entah itu vagina atau penis, tak banyak berbeda dengan kulit di wilayah tubuh lainnya, tapi lebih sensitif terhadap gesekan. Saat masturbasi dilakukan tanpa lubrikasi, jaringan kulit organ intim bisa memanas hingga menyebabkan lecet dan teriritasi, yang mungkin dapat berlanjut ke infeksi.
Untuk menghindari risiko ini, para pakar menyarankan untuk mempertimbangkan mengurangi seberapa sering Anda bermasturbasi, demi memungkinkan organ intim Anda pulih benar dari kewalahan menerima rangsangan yang terlalu intens.
2. Onani tidak pakai pelumas
Pelumas seks bukan cuma berguna saat seks berpartner. Kembali pada poin pertama, kulit genitalia Anda sangat sensitif dan rentan mengalami iritasi. Jika Anda terlalu bernafsu untuk langsung terjun tanpa persiapan, kulit organ intim Anda bisa teriritasi akibat kontak langsung antar kulit.
Pelumas seks berbasis air adalah jenis lubrikan terbaik untuk masturbasi, karena bahan produk ini licin dan lengket — jadi kulit vagina tak akan mudah teriritasi dari senthan atau tekanan yang kuat. Jika Anda tidak memiliki pelumas, lotion atau baby oil sama ampuhnya dalam situasi darurat.
Alternatifnya, Anda bisa gunakan pelumas alami seperti minyak kelapa atau minyak almond. Minyak alami tak hanya terasa nyaman di kulit namun juga aman. Sebenarnya, pelumas darurat apapun lebih baik dari kontak kulit langsung, asalkan tidak mengandung bahan kimia tambahan atau alkohol yang dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi pada kulit halus.
2. Genggaman dan “kocokan” yang terlalu kuat
Hampir semua cara masturbasi akan melibatkan tarik, dorong, remas, dan goyangan. Tak hanya untuk penis, ini juga termasuk masturbasi pada wanita yang memusatkan fokus untuk rangsangan klitoris.
Teknik klasik ini mungkin satu-satunya cara yang paling ampuh membawa orang-orang menuju klimaks yang diharapkan. Tapi, baik itu penis dan klitoris dirancang hanya untuk menanggapi gerakan naik-turun dan putar kanan-kiri yang minimalis. Pekerjaan tangan yang berlebihan atau kasar dapat merusak kulit di area genital (memar, lecet, kerusakan jaringan), terutama jika tidak dibantu pelumas selama masturbasi. Tenaga yang berlebihan juga dapat menyebabkan ejakulasi terhambat, dalam beberapa kasus.
Yang lebih mengerikannya lagi, penis bisa patah kalau Anda terlalu kuat “mengocoknya”. Tidak benar-benar patah terbelah dua karena penis tidak bertulang, tapi lebih ke cedera akibat kekuatan tangan yang berlebihan sehingga jaringan dalamnya pecah. Cedera ini sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan penis bengkok — dikenal sebagai Peyronie. Peyronie akibat masturbasi yang terlalu kuat merupakan keadaan darurat medis yang sering memerlukan operasi.
Masturbasi pada wanita yang terlalu kuat juga sama-sama bisa menimbulkan dampak negatif. Stimulasi klitoris dengan jari adalah cara klasik nan favorit untuk perempuan bisa mencapai orgasme yang diidamkan. Tapi, apa yang mungkin Anda tidak ketahui adalah, klitoris yang terus menerus distimulasi dapat membengkak dan membuat Anda merasa sedikit tidak nyaman, bahkan terkadang terlalu sakit untuk melanjutkan onani.
Jika Anda mulai merasa terlalu sensitif, kurangi fokus stimulasi pada satu titik dan gerakan yang itu-itu saja, dan alihkan perhatian sementara pada area tubuh lainnya. Ada sejumlah cara yang berbeda untuk merangsang area sensitif, mulai dari sentuhan lembut dengan satu jari, gerakan melingkar, menjentik pelan, hingga pijatan yang lebih intens.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar