backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Intip Cara Kerja Oksitosin, Hormon Cinta yang Bikin Anda Lengket Dengan Pasangan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 28/05/2020

    Intip Cara Kerja Oksitosin, Hormon Cinta yang Bikin Anda Lengket Dengan Pasangan

    Kata siapa tidak ada penjelasan ilmiah bagaimana rasa cinta itu datang. Sebenarnya, di dalam tubuh Anda ada pengatur rasa cinta yang dikenal sebagai hormon oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang berperan dalam sistem reproduksi, proses persalinan, menyusui, interaksi sosial, serta perilaku seseorang. Jumlah oksitosin akan meningkat ketika Anda berinteraksi dengan orang yang Anda sayangi, misalnya saat berpelukan atau berhubungan intim. Ini sebabnya oksitosin juga sering disebut sebagai “hormon cinta”.

    Lalu, apa lagi peran hormon oksitosin dalam hubungan asmara Anda? Berikut penjelasannya.

    Bagaimana hormon oksitosin memengaruhi hubungan asmara?

    Ketika hormon oksitosin diproduksi, maka hal ini akan memengaruhi perilaku kognitif dan emosional Anda. Biasanya, saat oksitosin ini muncul, Anda akan merasa rileks, emosi lebih stabil, dan rasa cemas berkurang. Sebuah penelitian dalam jurnal Psychopharmacology bahkan menemukan bahwa oksitosin dapat menimbulkan sikap percaya, hangat, dan ramah dalam suatu hubungan.

    Selain itu, oksitosin adalah komponen kimiawi otak yang membuat Anda dapat beradaptasi dalam situasi yang emosional. Misalnya ketika Anda melakukan aktivitas seksual dengan pasangan. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari ini akan meningkatkan rangsangan seksual dan membuat Anda merasa lebih dekat dengan pasangan saat berhubungan intim.

    Uniknya, penelitian sejenis pada tahun 2013 menunjukkan bahwa oksitosin dapat meningkatkan kesetiaan laki-laki kepada pasangannya. Hormon cinta ini meningkatkan aktivasi sistem umpan-balik positif pada otak. Efeknya, persepsi positif laki-laki terhadap penampilan pasangannya kian meningkat sehingga ia beranggapan bahwa pasangannya lebih menarik dibandingkan wanita lain.

    Melalui beragam efeknya, oksitosin membantu membangun ikatan emosional yang kuat antara Anda dan pasangan. Emosi positif yang timbul turut memperkuat ikatan tersebut dan menciptakan koneksi jangka-panjang. Inilah salah satu alasan mengapa pasangan yang telah menghabiskan waktu bersama selama bertahun-tahun bisa tetap langgeng walaupun tidak lagi merasakan luapan cinta seperti kali pertama bertemu.

    Dampak jika jumlah hormon oksitosin tidak normal

    Hormon cinta ini baru akan dilepas ketika tubuh mendapatkan stimulus alias rangsangan. Contohnya, kontraksi otot rahim saat persalinan akan merangsang produksi oksitosin. Hormon ini kemudian meningkatkan frekuensi dan intensitas kontraksi otot rahim sehingga mempermudah persalinan. Mekanisme serupa pun terjadi saat Anda berinteraksi dengan pasangan.

    Namun, jumlah hormon oksitosin yang tidak seimbang juga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Jumlah hormon oksitosin yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan prostat tumbuh membesar dan membengkak. Meski jinak dan tidak berbahaya, prostat yang membesar ini dapat membuat laki-laki sulit buang air kecil.

    Sementara itu, hormon oksitosin yang terlalu rendah akan menghambat refleks pengeluaran ASI pada payudara dan disinyalir berhubungan dengan munculnya gejala depresi. Hubungan antara oksitosin dan gejala depresi belum banyak dibuktikan dalam penelitian. Jadi, temuan ini masih membutuhkan lebih banyak penelitian pendukung.

    Oksitosin adalah faktor biologis yang penting untuk menjaga hangatnya hubungan asmara, tapi hormon cinta bukanlah satu-satunya penentu keharmonisan hubungan Anda dengan pasangan. Ada begitu banyak faktor yang dapat memengaruhinya, dan faktor-faktor ini bisa berbeda-beda pada setiap pasangan.

    Komunikasi yang baik dan efektif tetap memegang peranan penting untuk menjaga hubungan Anda tetap harmonis. Bangunlah hubungan yang sehat dengan saling memberikan perhatian dan rasa menghargai antara satu sama lain. Atasi konflik-konflik yang terjadi dengan baik agar tidak berlarut-larut. Ungkapkan pula rasa terima kasih Anda pada pasangan atas berbagai hal positif yang ia berikan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 28/05/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan