backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jika Mendapatkan Kiriman Foto Kelamin, Ikuti Tips Ini!

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 02/10/2023

    Jika Mendapatkan Kiriman Foto Kelamin, Ikuti Tips Ini!

    Pelecehan seksual tidak selalu dilakukan secara langsung, tapi juga bisa secara online. Tindakan ini paling sering ditemui dalam bentuk pengiriman foto kelamin alias cyber-flashing. Untuk berjaga-jaga, inilah beberapa tips yang bisa Anda terapkan jika mendapatkan kiriman foto alamat kelamin di internet.

    Tips saat mendapatkan kiriman foto kelamin

    Tidak dapat dipungkiri bahwa selain memberi berbagai kemudahan, perkembangan teknologi juga sering dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal buruk, termasuk cyber-flashing.

    Cyber-flashing adalah tindakan saat seseorang mengirim gambar tubuh telanjangnya, terutama alat kelamin, pada orang asing atau seseorang yang tidak memintanya.

    Mendapatkan foto kelamin secara tiba-tiba tentu membuat Anda terkejut. Meskipun sulit, sebisa mungkin Anda perlu mengendalikan emosi dan berusaha untuk tetap tenang.

    Ketenangan merupakan tips utama yang perlu diterapkan jika mendapatkan kiriman foto kelamin. Setelah itu, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini.

    1. Abaikan ajakan interaksi dari pelaku jika mendapatkan kiriman foto kelamin

    stres menangani kabar buruk

    Bukan hanya mengirim gambar, beberapa pelaku cyber-flashing mungkin juga berusaha mengajak korbannya berinteraksi.

    Jika Anda mengalaminya, usahakan untuk mengabaikannya. Namun, pastikan untuk tidak menghapus riwayat percakapan dari pelaku supaya bisa dijadikan barang bukti.

    2. Ceritakan pada orang terdekat

    Perlu diingat bahwa jika Anda menjadi korban jenis pelecehan seksual apa pun, ini bukanlah kesalahan Anda.

    Maka, Anda tidak perlu malu untuk menceritakan pelecehan seksual yang Anda alami kepada orang yang bisa dipercaya, termasuk jika Anda mendapatkan foto kelamin.

    Orang terdekat Anda tidak hanya dapat memberikan dukungan, tapi juga menemani Anda melapor ke pihak berwajib dan psikolog bila perlu.

    3. Lapor ke pihak berwenang jika mendapatkan kiriman foto kelamin

    Pelaku pelecehan seksual bisa saja bukan hanya menyerang Anda, tetapi juga orang lain yang juga tidak bersalah seperti Anda.

    Oleh karena itu, sebagai langkah perlindungan terhadap diri sendiri sekaligus calon korban lain, penting untuk melaporkan tindakan pelecehan seksual yang Anda terima.

    Berikut adalah beberapa lembaga yang berwenang dalam menangani kasus pelecehan seksual, termasuk untuk kasus cyber-flashing.

    • Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
    • Komnas Perempuan.
    • Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
    • Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
    • SAFENet (kekerasan berbasis gender online).
    • Serikat pekerja yang menaungi korban.
    • Pihak kepolisian terdekat.

    Usahakan untuk menceritakan kronologis pelecehan seksual yang Anda alami secara detail, termasuk riwayat percakapan dan kiriman foto kelamin dari pelaku.

    Apa alasan seseorang mengirimkan foto alat kelamin?

    Eksibisionisme

    Mengirimkan foto kelamin ke orang lain memang terdengar sebagai perilaku yang tidak lazim. Namun, tidak sedikit yang menilai bahwa tindakan ini wajar atau bahkan menyenangkan.

    Laki-laki dan perempuan sama-sama bisa menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual, termasuk secara nonfisik seperti cyber flashing.

    Akan tetapi, data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KEMENPPPA) menunjukkan bahwa korban perempuan memang jauh lebih banyak.

    Dari total 19.393 laporan kekerasan seksual sepanjang 2023, sebanyak 17.169 di antaranya adalah perempuan.

    Belum diketahui secara pasti apa yang mendorong laki-laki untuk mengirimkan foto kelamin kepada orang lain, tetapi berikut adalah beberapa asumsi yang dikemukakan oleh para ahli.

    1. Mendapatkan sensasi menyenangkan

    Laki-laki cenderung lebih bisa bersikap netral saat menerima kiriman bernuansa pornografi, dan mereka berpikir bahwa perempuan juga merasakan hal yang sama.

    Oleh karena itu, beberapa orang mungkin mengirimkan foto kelamin hanya sebagai gurauan. Padahal, foto tersebut bisa menimbulkan trauma dan ketakutan bagi yang menerima.

    2. Memuaskan diri sendiri

    Seorang laki-laki, bahkan yang tidak memiliki riwayat penyimpangan seksual sekalipun, dapat menunjukan perilaku eksibisionisme atau kepuasan seksual saat orang lain melihat alat kelaminnya.

    Mereka juga merasa lebih nyaman mengirimkan foto alat kelaminnya tanpa identitas. Inilah mengapa mereka cenderung melakukannya kepada orang asing.

    3. Mencari perhatian

    Secara alami, laki-laki memang lebih berani dan terbuka ketika menunjukkan keinginannya untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis.

    Beberapa orang pun menilai bahwa respons negatif seperti marah-marah dan tangisan lebih baik dibandingkan tidak ada respons sama sekali.

    Seseorang dengan eksibisionisme bahkan justru merasa terangsang saat mengetahui korbannya ketakutan. Pada akhirnya, mereka tidak menanggap perbuatan ini sebagai suatu hal yang salah.

    Menjadi korban pelecehan seksual, termasuk dalam bentuk cyber-flashing, bukanlah hal yang mudah. Anda mungkin perlu waktu yang lama untuk memulihkan diri dari hal ini.

    Apabila Anda kesulitan melewati trauma pelecehan seksual ini seorang diri, ceritakanlah kondisi Anda kepada orang terdekat yang bisa dipercaya dan tenaga ahli seperti psikolog bila perlu.

    Kesimpulan

    • Perempuan lebih sering menjadi korban mendapatkan foto kelamin, sedang laki-laki lebih sering menjadi pelakunya.
    • Saat mendapatkan kiriman foto kelamin, jangan panik. Jangan menghapus foto tersebut agar Anda bisa menjadikannya sebagai barang bukti.
    • Carilah dukungan dari orang terdekat Anda. Setelah itu, usahakan untuk melaporkan kejadian yang menimpa Anda ke pihak berwenang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 02/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan