backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Tak Hanya Sedih, 5 Dampak Buruk Ini Terjadi Pada Korban Perselingkuhan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/07/2019

    Tak Hanya Sedih, 5 Dampak Buruk Ini Terjadi Pada Korban Perselingkuhan

    Tentu saja tidak ada yang mau menjadi korban perselingkungan. Pelaku perselingkuhan boleh saja bersenang-senang dengan pasangan selingkuhnya. Namun, bagaimana dengan korban perselingkuhan? Tidak hanya merasa sedih, terkejut, atau ingin marah, korban perselingkuhan harus menghadapi sebuah kenyataan pahit mengenai hubungan percintaannya yang harus dihiasi oleh kejadian yang tidak menyenangkan. Bahkan, pada kasus-kasus tertentu, sebuah perselingkuhan dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan.

    Apa saja dampak perselingkuhan terhadap kesehatan mental yang mungkin dirasakan oleh korban perselingkuhan?

    Dampak buruk perselingkuhan terhadap kesehatan mental

    Korban perselingkuhan tak hanya merasa kecewa dan sedih, mereka akan mengalami berbagai masalah mental yang cukup serius.

    1. Merasa tidak berharga

    Tidak hanya merasa disakiti, Anda akan cenderung merasa tidak berharga. Korban perselingkuhan merasa sang pasangan selingkuh karena ia tidak bisa memenuhi keinginan pasangan. Ia akan merasa tidak mampu hingga akhirnya merasa kehilangan harga diri.

    Jika ini terjadi pada Anda, hal tersebut akan menimbulkan dampak yang tidak ringan. Anda akan mulai berpikiran negatif yang sebenarnya belum tentu benar.

    Anda juga akan cenderung menyalahkan diri Anda terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan Anda. Padahal, belum tentu semuanya adalah kesalahan Anda.

    Jika dibiarkan berlarut-larut, Anda akan kehilangan rasa percaya diri Anda dan kurang bersyukur terhadap hal yang Anda miliki saat ini.

    2. Depresi

    Menurut sebuah penelitian yang dimuat di NCBI, pengalaman yang memalukan bisa menimbulkan depresi di kemudian hari. Meskipun tidak melakukannya, korban perselingkuhan cenderung merasa malu jika pasangannya ketahuan berselingkuh dengan orang lain.

    Kesehatan mental korban perselingkuhan dapat menurun drastis hingga korban merasa depresi. Jika sudah pada kondisi tersebut, umumnya korban akan merasa sedih berlarut-larut, kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan tidur.

    3. Gangguan kecemasan

    Masalah kesehatan mental terhadap korban perselingkuhan yang juga mungkin muncul adalah gangguan kecemasan. Masalah ini biasanya muncul saat seseorang merasa di bawah tekanan atau ancaman. Setelah diselingkuhi, korban perselingkuhan cenderung trauma terhadap hal yang telah dialaminya.

    Kondisi ini akan menjadi semakin parah jika perselingkuhan ini berdampak besar pada aspek kehidupan korban lainnya. Hal ini mungkin terjadi pada korban perselingkuhan yang sudah menikah dengan pasangannya.

    4. Masalah makan

    Perubahan selera makan juga mungkin terjadi jika Anda sedang merasa dalam kondisi stres dan tertekan. Hal ini mungkin kasusnya berbeda pada tiap orang. Pasalnya, ada orang yang cenderung lebih banyak makan saat tertekan, tapi ada juga yang justru kehilangan selera makan sama sekali saat berada di kondisi yang sama.

    Salah satu dampak negatif terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik sebab makan terlalu sedikit membuat tubuh kekurangan nutrisi dan kehilangan salah satu sumber energi. Sementara, makan terlalu banyak juga berdampak buruk pada kesehatan fisik, seperti sakit perut dan mual.

    5. Menggunakan obat-obatan terlarang

    Pada kondisi-kondisi tertentu, perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan bukanlah suatu hal mudah untuk diterima. Bahkan, sekalipun Anda adalah orang yang kuat dan tegar, pasti perselingkuhan ini dapat memiliki dampak tertentu pada kesehatan mental Anda.

    Namun, pada beberapa orang, dampak negatif terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan bisa menyebabkan keinginan untuk bunuh diri atau lari kenyataan karena terlalu sukar untuk dihadapi.

    Umumnya, dalam kondisi seperti ini, orang tidak bisa berpikir dengan baik hingga melakukan hal-hal ekstrem yang dapat merugikan diri sendiri, seperti menggunakan obat-obatan terlarang sebagai tempat untuk ‘mengalihkan perhatian’ atau ‘melarikan diri’ dari kenyataan pahit yang ada di depan mata.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/07/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan