backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Kondom Tersangkut di Vagina, Apa yang Harus Dilakukan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 11/06/2021

    Kondom Tersangkut di Vagina, Apa yang Harus Dilakukan?

    Kondom adalah salah satu solusi terbaik untuk mencegah kehamilan dan penyakit kelamin menular. Namun, bahkan ketika Anda sudah sangat berhati-hati memasang kondom, pengaman tipis ini bisa saja tergelincir dan lepas dari penis, akhirnya tertinggal di dalam vagina. Jika ini terjadi pada Anda, apa yang harus dilakukan? Jangan panik dulu, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan kondom tersangkut di vagina.

    Kondom tersangkut di vagina, bagaimana mengeluarkannya?

    Berikut cara mengeluarkan kondom yang tersangkut di vagina.

    1. Raba dan tarik

    Berbaringlah telentang di tempat tidur, kemudian buka lebar-lebar kaki Anda. Kalau bisa, lakukan di depan kaca.

    Jika kondom “tertelan’ utuh-utuh, masukkan jari (yang bersih, ya!) untuk meraba di mana tepatnya kondom tersangkut di vagina.

    Bila masih sulit, cobalah angkat satu kaki di atas kursi dan gunakan jari Anda untuk mengambil kondom.

    Tenang, kondom tidak akan tersangkut jauh sampai masuk ke rahim. Kemungkinan besar kondom tersangkut di dekat bagian atas saluran vagina dekat leher rahim sehingga Anda masih bisa untuk menariknya keluar.

    Namun mungkin, bentuknya sudah lecek dan menggumpal di dalam sana, sehingga perlu sedikit usaha ekstra untuk menemukannya.

    Jika dengan berbaring atau angkat satu kaki tidak juga membuahkan hasil, Anda bisa mencoba dengan cara setengah berjongkok seperti sedang squat.

    Perubahan posisi ini dapat menyebabkan kondom keluar lebih mudah jika tidak bersarang terlalu dalam di vagina.

    Ketika sudah ditemukan, tarik perlahan agar tidak bagian kondom yang sobek atau tertinggal di dalamnya. Jika ada bagian yang tertinggal, Anda harus menemui dokter untuk mengeluarkan sisanya.

    2. Minta pasangan Anda untuk mengeluarkannya

    Jika Anda tidak mampu untuk mengambilnya sendiri, mintalah pasangan Anda yang mengambilnya dengan tangan yang sudah dicuci bersih, dan berkuku pendek.

    Pasangan Anda bisa melihat langsung di mana lokasi tepatnya kondom tersangkut di vagina.

    Berbaringlah telentang dengan lutut ditekuk dan dibuka lebar, lalu minta pasangan Anda memasukan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam vagina untuk memancing kondom yang terlepas.

    Ingatkan dirinya untuk tidak menggunakan teknik mencongkel dan jangan terlalu keras “menggeledah’ vagina Anda.

    Gunakan gerakan sapuan yang lembut dari dinding belakang vagina ke arah depan untuk memastikan kondom tidak semakin terdorong ke belakang.

    Ketika kondom sudah ditemukan, minta pasangan Anda untuk menariknya dengan hati-hati agar tidak menumpahkan isi kondom atau menyobek bagiannya.

    Jika pasangan Anda pun tidak bisa mengambilnya dengan tangan sendiri, langkah terakhir dan yang paling aman adalah dengan menemui dokter Anda untuk menangani permasalahan ini.

    Lalu jika sudah berhasil dikeluarkan, apa yang harus dilakukan selanjutnya?

    Ketika terlepas di dalam vagina, besar kemungkinannya air mani akan tumpah dari dalam kondom dan masuk ke dalam leher rahim.

    Setelah kondom berhasil dipancing keluar, segeralah minum pil KB darurat (morning after pill) untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.

    Kondom adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang berfungsi mencegah kehamilan sekaligus mencegah penyakit menular seksual.

    Ketika kondom terlepas, perlindungan ini akan hilang.

    Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk pergi ke dokter guna menguji kehamilan dan tes penyakit kelamin untuk berjaga-jaga.

    Untuk mencegah hal yang sama terjadi kembali di masa depan, pastikan bahwa ukuran kondom sudah tepat (tidak kebesaran atau kekecilan), pelajari cara pakainya, dan hindari hal-hal yang bisa menyebabkan kondom sobek.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 11/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan